Jangan Lakukan Empat Hal Ini, Apabila Kita Ingin Sukses
Waktu adalah sumber daya terpenting dalam diri kita dan ketika seseorang mempergunakannya dengan baik, maka mereka akan mendapatkan keuntungan atas investasi itu. Ketika orang menggunakan waktu secara pasif, maka sebenarnya secara tidak sadar, kita telah membuang banyak waktu yang berharga.
Jadi apa perbedaan antara seseorang yang berhasil menggunakan waktu dengan efektif, dengan mereka yang menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna ?
Apabila kita tidak melakukan empat hal dibawah ini, maka bisa dikatakan bahwa kita telah mempergunakan waktu dengan baik dan efektif.
1.Mengikuti referensi dari orang sukses
Banyak orang terjebak untuk menggunakan waktunya berdasarkan referensi yang mereka baca ataupun dengar dari omongan orang lain, terutama dari mereka yang dianggap telah mendapatkan kesuksesan.
Alasannya adalah karena kita melihat orang-orang yang telah sukses tersebut, sebagai orang-orang yang telah memiliki semua hal yang belum kita miliki. Jadi secara teori dengan mengikuti saran mereka, berarti menjamin kita akan mendapatkan hal yang sama.
Padahal hal ini salah. Nasihat hanya akan bermanfaat ketika hal itu dapat diterapkan terhadap diri kita di mana saja berada, yang ingin maju dalam kehidupan.
2.Mengikuti tahapan baku akan menjamin kita sukses
Ini adalah anggapan baku yang sering didengar dan dilakukan orang, ketika menjalani hidup untuk menuju kesuksesan : sekolah, kuliah, bekerja sebagai karyawan baru, menapaki tangga karir di perusahaan hingga akhirnya sampai di puncak karir.
Masyarakat memberi tahu kita bahwa waktu yang dihabiskan lewat tahapan ataupun proses ini, dapat memenuhi beberapa kebutuhan dasar kita : tempat tinggal, makanan, menemukan pasangan hidup, dll.
Sayangnya, tahapan ini juga bisa sangat menipu.
Bahkan proses yang paling amanpun tetap berisiko. Disrupsi teknologi telah membuktikan hal ini berulang kali. Segala hal dalam hidup yang menjanjikan keuntungan mudah atau jaminan kesuksesan, dalam beberapa hal selalu memiliki banyak kekurangan. Bahkan sering harus dibayar dengan harga mahal, setelah menyadari bahwa kita ternyata melewati jalan yang salah. Atau kita akan mempelajarinya nanti, setelah mengorbankan banyak hal dalam hidup kita.
3.Mengikuti saran orang lain
Konser, acara tertentu, festival, konferensi, rapat, makan malam bersama, pesta dan kencan adalah daftar kegiatan yang umumnya disarankan oleh teman, keluarga, teman sebaya, atau rekan kerja. Kegiatan seperti itu seakan-akan tidak pernah berakhir.
Akan selalu ada seseorang dalam hidup kita yang mengucapkan kata-kata, “Percayalah padaku, Anda tidak akan mau ketinggalan hal ini.” Ketika mendengar kata-kata itu, kita akan merasakan berbagai emosi seperti, takut ketinggalan, terdorong untuk mengikuti sarannya, hingga berfantasi tentang seperti apa rasanya. Semua emosi inilah yang membuat kita sulit untuk mengatakan “Tidak”.
Namun kita harus menyadari bahwa pendapat, “Anda tidak akan mau ketinggalan hal ini,” datang dari orang lain, bukan kita. “Mereka” sendiri sebenarnya yang tidak mau ketinggalan.
Kita bisa saja tidak menghiraukannya dan tidak perlu berpikir dua kali tentang saran itu, dan perbedaan itu terletak pada alasan mengapa sebagian orang larut dalam lingkaran sosial yang tidak produktif, dan yang lainnya terus bergerak maju dalam kehidupannya.
4.Menghabiskan waktu melakukan sesuatu yang kita sukai saja.
Sebagai manusia, kita senang melakukan hal-hal yang enak saja.
Semakin baik seseorang mendapatkan sesuatu, semakin kita menikmati melakukannya. Semakin menikmati hal tersebut, maka akan semakin baik kita mendapatkannya, dan begitu seterusnya. Hal inilah yang menjelaskan mengapa banyak orang yang mengawali karirnya dalam satu industri dan kemudian tidak pernah pergi dari sana selamanya. Hanya hal-hal itu yang mereka ketahui, dan rasa takut untuk memulai sesuatu yang baru dari awal lebih besar daripada hambatan apa pun yang ada di depan mereka.
Cara lain untuk melihat seperti itu adalah dengan melakukan hal berikut. Coba habiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang baru dan tidak nyaman, daripada melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan dengan baik.
Namun ketika kita diminta membuat sebuah pilihan, kita justru mengatakan, “Saya akan terus melakukan hal yang saya tahu harus dilakukan daripada melakukan hal yang saya belum tahu bagaimana melakukannya.”
Terkadang dari sudut pandang efisiensi, hal itu adalah baik. Tetapi dilihat dari pola pikir pertumbuhan, itu adalah hal yang buruk. Dengan membuat keputusan seperti ini berarti kita tidak beranjak dari tataran kita saat ini.
Sumber/foto : the ladders.com/ioatwork.com