Enam Cara Menjadi Karyawan Produktif Menurut Robert Pozen
Memanfaatkan waktu secara bijak menjadi faktor seseorang dalam mencapai keberhasilan. Hal itu diungkapkan oleh Robert Pozen, seorang dosen senior di Harvard Business School juga penulis, dalam bukunya Extreme Productivity: Boost Your Results, Reduce Your Hours bahwa strategi untuk menghasilkan produktivitas dan kinerja yang tinggi, fokus pada hasil yang dihasilkan bukan hanya pada jam kerja. Pozen mengungkapkan terdapat enam langkah untuk menganalisis apakah usaha kita mendukung tujuan bisnis yang paling penting.
1. Menuliskan Semua Tugas.
Dengan menuliskan semua tugas termasuk diantaranya tugas-tugas rutin yang harus kita lakukan setiap hari atau proyek mingguan dan ditugaskan untuk dikerjakan dalam jangka panjang, maka kita akan dapat mencapai tujuan secara efisien. Kita tidak harus menghabiskan seluruh waktu untuk menanggapi dan melakukan tugas yang diberikan oleh orang lain. Untuk maju kita juga harus berpikir tentang apa yang ingin dilakukan. Hal ini bisa kita sebut dengan tujuan jangka panjang, seperti memajukan karir dan tujuan jangka pendek seperti mengembangkan keterampilan baru.
2. Mengatur Waktu Secara Efisien.
Seperti halnya membagi daftar atau agenda ke dalam tiga kategori waktu:
Karir: Tujuan jangka panjang selama setidaknya lima tahun
Tujuan: tujuan profesional selama tiga bulan ke depan untuk dua tahun
Target: langkah atau aksi yang harus memandu pekerjaan secara mingguan atau harian. Contoh, menyelesaikan satu bagian dari proyek yang lebih besar.
Pastikan bahwa setiap tujuan memiliki satu atau dua target terkait. Jika ada kekurangan target, maka perlu ditindaklanjuti tentang langkah berikutnya yang dapat kita ambil untuk memajukan tujuan itu, dan kemudian menambahkannya ke daftar target.
3. Memberikan Peringkat pada Tujuan.
Pikirkan tentang apa yang ingin kita lakukan dan apa yang dibutuhkan dunia dari kita. Ini adalah jelas berbeda dan mungkin ada beberapa konflik diantaranya. Menerangkan apa yang kita ingin lakukan adalah penting untuk keputusan peringkat tujuan kita. Misalnya, jika kita memiliki hasrat yang membara untuk menciptakan produk terbaru pdi perusahaan, maka kita harus peringkat tujuan yang lebih tinggi.
Kemudian, tanyakan pada diri sendiri mengenai kelebihan yang kita punya dibanding yang lain dan tujuan pencapaian untuk kekuatan kita. Peringkat tujuan akan lebih tinggi jika kita memiliki keunggulan komparatif dalam mencapai semua itu karena kepribadian atau keterampilan.
Terakhir tanyakan apa yang dibutuhkan dunia dari kita. Karena kita tidak dapat sepenuhnya produktif dengan melihat hanya pada sisi penawaran. Kita juga harus mempertimbangkan sisi permintaan pasar, organisasi, atau atasan kita.
Kemudian tuliskan dua atau tiga tujuan utama bagi organisasi kita dan membuat strategi tentang metrik yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja.
4. Memberikan Peringkat pada Tugas dan Target
Kita bisa menyusun daftar tugas beserta dengan target peringkat target kita berdasarkan kepentingan tujuan dan seberapa efektif target bisa berjalan dengan baik.
5. Mengatur Pembagian Waktu.
Setelah kita melakukan penyusunan peringkat tujuan dan target, selanjutnya adalah menentukan seberapa efektif jadwal yang sesuai dengan tujuan prioritas tinggi kita. Kemudian mengambil kalender dan menjawab berapa jam yang kita habiskan di tempat kerja dengan kegiatan yang lain, apakah tiga aktivitas pekerjaan utama di mana kita menghabiskan sebagian besar waktu kita, berapa jam setiap minggu yang kita habiskan untuk pertemuan, membuat atau laporan, dan menanggapi email, apakah jadwal mingguan akan sama dalam setahun, apa yang akan menjadi tiga kegiatan utama selama tahun depan, perubahan target, serta bagaimana kita akan mengukur keberhasilan dan kegagalan selama tahun depan,
6. Melakukan Perbandingan.
Kemudian kita bisa mulai melakukan perbandingan alokasi waktu kita dengan daftar peringkat dari tujuan dan sasaran. Berapa persen dari waktu yang dihabiskan pada kegiatan yang membantu kita memenuhi tujuan dan target tertinggi.
Kita mungkin akan menemukan bahwa kita menghabiskan tidak lebih dari setengah waktu kita pada prioritas tertinggi. Namun beberapa profesional tidak hati-hati berpikir tentang tujuan dan sasaran mereka, dan begitu sering mengabaikan tujuan penting – sampai menjadi krisis, menuntut penuh waktu dan usaha mereka.
Sumber/foto: entrepreneur.com/go.xxoohub.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS