IntiPesan.com

Cara Mengatasi Perbedaan Perilaku di Tempat Kerja Menurut J. Stuart Ablon, Ph.D.

Cara Mengatasi Perbedaan Perilaku di Tempat Kerja Menurut J. Stuart Ablon, Ph.D.

Di tempat kerja kita seringkali bertemu dengan orang-orang yang tidak hanya berbeda tempat tinggal atau latar belakang pendidikannya, tetapi juga dalam sikap dan kepribadiannya. Adanya perbedaan tersebut bisa membuat kita betah dalam bekerja, karena dapat bertukar mengenai berbagai hal yang belum pernah kita ketahui. Alhasil bisa menjadi pendorong semangat dalam bekerja. Namun demikian perbedaan tersebut juga membuat seseorang harus bekerja keras dalam memahami sikap rekan kerjanya, dan terkadang perbedaan perilaku tersebut dapat membuat kita frustasi.

Perilaku yang sulit di tempat kerja tentunya dapat mengganggu dinamika kerja tim, atapun bisa merusak moral dan budaya kerja di kantor. Hingga akhirnya bisa berdampak negatif terhadap produktivitas. Untuk menghadapinya hal pertama yang perlu kita lakukan, adalah memahami mengapa mereka berperilaku sulit di tempat kerja.

Menurut J. Stuart Ablon, Ph.D., dan Thomas G. Stemberg, psikiater anak dan remaja di Harvard Medical School menyatakan, pemecahan masalah kolaboratif juga menjadi perihal yang penting untuk dilakukan. Ini bisa dilakukan dengan cara melakukan pendekatan yang mengoperasionalkan brain science, untuk mengatasi perilaku sulit yang berpotensi melanggar aturan di tempat kerja.

Metode ini biasa dilakukan dengan membantu mereka seperti fasilitas pemasyarakatan dan fasilitas kejiwaan berlaku di mana saja, berjuang untuk mengelola perilaku seseorang. Rekan kerja, atasan atau pimpinan juga selain konsultan psikologis atau psikiater, bisa membantu mereka yang bermasalah dan ini bisa dilakukan dimana saja, khususnya di tempat kerja.

Pendekatan ini dimulai dengan menumbuhkan pola pikir sederhana untuk menjaga empati dan kesabaran terhadap rekan kerja. Mulai dengan mengasumsikan bahwa di balik perilaku yang sulit, mereka mengalami kekhawatiran tetapi tidak memiliki keterampilan untuk mengekspresikan dan mengatasi kekhawatiran itu secara lebih logis.

Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan petunjuk pemecahan masalah, yang dapat memberikan guidance kepada kita dalam membantu mereka memecahkan masalah dan membangun keterampilan yang mungkin mereka hadapi.

Lebih jauh dirinya juga menjelaskan bahwa ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk membantu mereka dalam mengatasi perilaku yang menyimpang tersebut, diantara adalah dengan cara :

1. Berempati

Untuk bisa memahami kekhawatiran atau masalah yang dialami oleh rekan kerja, setidaknya kita harus bisa merasakan apa yang tengah mereka alami dan kemudian berusaha mencari solusinya. Untuk mengetahui permasalahan secara jelas kita bisa bertanya dan mengumpulkan informasi, baik dari mereka secara langsung atau dari orang lain yang mengetahui permasalahan mereka.

Berempati bukan berarti setuju atau tidak setuju, tetapi lebih menitikberatkan bagaimana kita bisa mengerti dan memahami persoalan yang dialaminya. Jika mereka menolak, kita harus bisa menjelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut.

2. Menunjukkan perhatian dan kepedulian
Langkah selanjutnya adalah dengan memberikan pengertian kepada rekan kerja, bahwa ada solusi dari setiap kekhawatiran atau masalah. Serta memberikan pengertian bahwa semua persoalan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Termasuk ketika melakukan kesalahan di tempat kerja, yang tentu bisa diperbaiki.

Kemudian kia juga harus memberitahukan kepada mereka bahwa dalam menghadapi peroosalan tersebut tidak bisa dilakukan sendirian, dan ada banyak teman atau rekan kerja yang mau mengerti dan membantu mereka. Misalnya ketika mereka tidak tahu bagaimana cara mengerjakan suatu tugas, bisa meminta bantuan rekan kerja untuk menjelaskan. Selain itu rekan kerja juga bisa menjadi tempat untuk bercerita, baik mengenai segala permasalahan pekerjaan ataupun hal lainnya.

3. Mencari solusi
Kemudian ajaklah mereka untuk melakukan mencari solusi untuk masalah yang tengah terjadi, dan untuk ini kita juga harus memastikan bahwa mereka turut ambil bagian dalam memberikan solusi. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan mereka kesempatan pertama, untuk menyampaikan alternatif solusi dan menyampaikan setiap ide atau gagasan. Jika itu ada yang kurang pas, bisa dikolaborasikan dengan gagasan atau beberapa solusi dari kita.

“Cara-cara seperti ini bisa kita lakukan di tempat kerja, terutama ketika mendapatkan rekan kerja yang bermasalah tentunya. Namun yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana cara kita menyampaikannya secara proporsional dalam komunikasi, pengambilan perspektif, empati, fleksibilitas, kreativitas, dan kolaborasi yang baik. Karena itu akan menjadi budaya yang positif di tempat kerjak,” kata Stuart.

Untuk itu dirinya memberikan tips ketika menghadapi seseorang yang berperilaku buruk. Pertama, ingat keterampilan, dan tidak membalas perilaku negatif yang kita terima. Kemudian, praktikkan tiga langkah di atas. Langkah pertama akan membantu menenangkan rekan kerja dan memastikan bahwa dia akan lebih cenderung mendengarkan sudut pandang kita dalam menjalankan langkah kedua. Kemudian yang ketiga, berkolaborasi untuk menemukan solusi yang saling memuaskan pada kedua belah pihak.

Sumber/foto : pschycologytoday.com/