Cara Memilih Pekerjaan Untuk Orang Introvert dan Ekstrovert
Ketertarikan pada subjek tertentu dapat mengarahkan kita pada karir tertentu. Sedangkan kombinasi yang tepat antara pendidikan dan pengalaman dapat memberi kita sebuah pekerjaan. Tetapi sulit untuk mengatakan seberapa besar kita benar-benar menyukai sebuah karir, sampai kita larut di dalamnya hari demi hari.
Banyak orang terlambat mengetahui hal ini. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center mengungkapkan, hanya sekitar setengah dari orang Amerika mengatakan mereka puas dengan pekerjaan mereka saat ini.
Para ahli sering mengatakan bahwa ketidakcocokan kepribadian, adalah sesuatu yang harus disalahkan.
“Itu sebabnya mengapa banyak orang tak diragukan lagi berjuang mati-matian agar dapat melakukan tugasnya sebaik mungkin di tempat kerja,” demikian kata Johnny Taylor, presiden dan CEO dari Society for Human Resource Management (SHRM).
Dengan memahami diri sendiri,kita dapat menemukan pekerjaan yang cocok untuk kepribadian kita. Apakah kita lebih suka berinteraksi dengan orang lain? Lingkungan kerja seperti apa yang paling nyaman bagi kita? Semuanya itu bermuara pada satu pertanyaan sederhana: Apakah sayaa seorang berkepribadian introvert atau ekstrovert?
Perbedaan itu penting dan apa yang harus kita lakukan setelah mengetahuinya.
Introvert vs ekstrovert
Psikolog Carl Jung mempopulerkan istilah introvert dan ekstrovert pada tahun 1920-an untuk menentukan bagaimana orang mengarahkan energi psikis mereka. Ke dalam untuk introvert, ke luar untuk ekstrovert.
Saat ini, istilah tersebut memainkan peran penting dalam tes kepribadian, yang populer di kalangan pengusaha dan konsultan karir. Misalnya seperti Myers-Briggs Type Indicator yang memilah orang menjadi 16 tipe kepribadian berbeda.
Seseorang tidak sepenuhnya ekstrovert atau introvert. Tetapi mengetahui sisi mana yang paling dominan dapat membantu kita dalam memilih pekerjaan yang paling cocok buat kita.
“Tanyakan pada diri sendiri. Dari mana kita mendapatkan sebagian besar energi mental?” demikian saran Adrienne Partridge, seorang ahli psikologi organisasi dan konsultan karir. Saat berada di dunia luar dan berinteraksi dengan banyak orang, atau ketika meluangkan waktu untuk berdialog dengan diri saya?
Jika kita mendapatkan energi ketika bersosialisasi dengan banyak orang, kita lebih cenderung berkepribadian ekstrovert, demikian kata Partridge. Jika kita lebih suka sendirian, kita lebih cenderung berkepribadian introvert.
Karir terbaik untuk para introvert
Val Nelson, seorang konsultan karir untuk orang-orang berkepribadian introvert menyebutkan orang-orang berkepribadian introvert berkembang pesat, ketika mereka diberi kebebasan untuk mengatur waktu dan pikiran mereka, Mereka bekerja lebih baik saat dibiarkan sendiri tanpa gangguan. Mereka juga ingin memperoleh peluang untuk bekerja dari rumah. Kaum introvert ini juga berani menantang hal-hal yang terasa palsu atau memaksa. Mereka mendambakan budaya di tempat kerja, yang menghargai rasa hormat dan kejujuran.
Profesi dalam bisnis yang memberi kesempatan untuk bekerja secara mandiri, menjadi daya tarik tersendiri bagi para introvert. Misalnya profesi aktuaria yang bertugas menganalisis biaya dan resiko keuangan. dengan menggunakan matematika, statistik, dan teori keuangan.
”Mereka tidak menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi dan terlibat secara sosial dengan banyak orang,” demikian kata Taylor dari SHRM.
Penelitian adalah bidang yang juga banyak ditekuni oleh para introvert, misalnya ilmu kedokteran, akademisi, teknologi informasi atau analisis pasar. Para peneliti sering bekerja sendiri atau dengan tim kecil dan punya banyak waktu untuk berpikir kritis dan mendalam.
Hal yang sama berlaku untuk seniman. Penulis, desainer grafis, fotografer, videografer, dan pekerja kreatif lainnya biasanya bekerja sendiri dan memiliki banyak kebebasan untuk mengeksplorasi kreativitas mereka.
“Mereka berpikir, membuat, merancang, dan mereka benar-benar tidak perlu berinteraksi dengan orang lain,” demikian kata Taylor.
Karir terbaik untuk para ekstrovert
Orang ekstrovert adalah jenis orang yang suka bergaul dengan banyak orang. Mereka suka melakukan koneksi dan interaksi sosial, menikmati kolaborasi, dan menjadi bosan atau cemas ketika bekerja di lingkungan yang terisolasi.
Pendidikan adalah salah satu bidang yang cocok untuk tipe kepribadian ini, karena guru atau pengajar menghabiskan waktu mereka untuk terlibat dan berkolaborasi dengan siswa, kata Taylor. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal akademik Educational Psychology Review menunjukkan, guru yang ekstrovert juga cenderung mengalami kelelahan.
Orang ekstrovert juga dapat mengembangkan dirinya dalam bidang sumber daya manusia. Pekerjaan-pekerjaan seperti merekrut karyawan terbaik, membuat tim tetap termotivasi, dan menangani keluhan sangat sesuai dengan tipe ini.
“Semua pekerjaan ini membutuhkan interaksi dengan banyak orang,” demikian kata Taylor.
Selain itu karir dalam bidang penjualan juga cenderung disukai oleh orang ekstrovert. “Siapa saja yang ingin menjual sesuatu harus menggunakan kepribadian ekstrovert itu, agar dapat mempengaruhi orang lain untuk membeli produk mereka.
Jangan terpaku dengan salah satu kepribadian saja
Sebuah kepribadian mungkin unggul dalam karir tertentu, meski terjadi juga beberapa persimpangan.
Label introvert atau ekstrovert tidak bersifat mutlak. Meski kita berada dalam salah satu kepribadian itu, jangan biarkan hal tersebut menghalangi kita untuk mencapai sesuatu yang benar-benar kita inginkan.
Contohnya adalah Johnny Taylor sendiri. Meski dikategorikan sebagai seorang introvert, dia harus bekerja setiap hari untuk menampilkan kebiasaan kaum ekstrovert seperti berjabatan tangan dengan banyak orang dan mencium bayi. Sebagai pemimpin SHRM, sebuah organisasi dengan lebih dari 400 karyawan dan 300.000 anggota, dia akhirnya terbiasa dengan hal itu.
“Putuskan apa yang penting bagi Anda, dan kemudian putuskan apa yang ingin Anda lakukan untuk mencapainya,” demikian nasehat darinya.
Sumber/foto : money.com/poppulo.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS