Dalam sebuah organisasi peran suksesi sangat penting bagi kelangsungan bisnis, dan biasanya dalam memilih CEO setiap orang selalu menitikberatkan pada kemampuan intelegensi yang dimiliki oleh setiap calon.
Namun demikian benarkah tingkat intelegensia memiliki pengaruh terhadap kemampuan dalam kepemimpinan seseorang ? Atau benarkah calon pemimpin yang pandai selalu lebih baik dari yang lain ?
Dalam sebuah studi yang dilakukan tim dengan diketuai oleh John Antonakis, profesor dalam hal perilaku orgaanisasi dari University of Lausanne, Swiss, memberikan pendapatnya bahwa ketika dirinya meneliti mengenai pentingnya peran kecerdasan dalam mencari pemimpin yang efektif, ternyata justru mendapati fakta bahwa para calon pemimpin tersebut justru lebih banyak merepotkan. Karena mereka justru terlalu baik dan sempurna, sehingga banyak pihak menjadi ragu akan kemampuannya.
Para peneliti memeriksa sampel 379 eksekutif manajemen menengah dari 30 negara, 26,4% di antaranya adalah perempuan. Mereka melakukan survei kepada setiap responden selama enam tahun, dan kemampuan kepemimpinan mereka banyak ditentukan oleh penilaian dari para karyawan, rekan kerja, dan atasan mereka. Selain itu setiap responden juga diharuskan menyelesaikan tes personalia, yang digunakan untuk menentukan tingkat kecerdasan responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas sebagai pemimpin memiliki hubungan yang terbalik dengan kecerdasan. Pemimpin yang lebih cerdas biasanya akan semakin efektif, namun ini hanya sampai pada titik tertentu. Karena setelah melampaui level IQ 120, tingkat efektivitas sebagai seorang pemimpin mulai mengalami penurunan
Temuan tersebut mengkonfirmasi bahwa mereka yang memiliki kecerdasan lebih tinggi, cenderung dianggap sebagai pemimpin yang kurang efektif, terlepas dari apakah mereka memang demikian. Hal tersebut kemudian mengundang banyak perdebatan, apalagi terdapat persepsi bahwa CEO yang sangat cerdas dapat menyebabkan timbulnya masalah yang berkaitan dengan kekurangpercayaan staf terhadap kepemimpinan yang dilakukannya.
Nnamun demikian persepsi tersebut bukanlah segalanya, dan mungkin yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah kemampuan seseorang dengan IQ tinggi untuk mengubah bisnis menjadi sesuati yang menguntungkan bagi semua pihak
Sumber/foto : humanresourcesonline.net/youtube.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS