Apakah WFH Selama Pandemi akan Merugikan Bisnis Sewa Perkantoran ?
Banyak orang memperkirakan semakin meluasnya pandemi Covid19, akan berdampak menghilangnya perkantoran tradisional yang selama ini ada. Karena sebagian besar orang akan bekerja secara remote atau yang sring disebut dengan istilah work from home. Dengan demikian akan terjadi penurunan jumlah perkantoran di berbagai belahan dunia dalam beberapa tahun ke depan.
Sebenarnya fenommena ini telah terjadi sebelumnya dimana pada 2018 banyak pekerja dari kalangan ‘kreatif’ yang berpindah area kerja ke daerah yang lebih nyaman, seperti rumah daripada di tengah kota yang sibuk seperti New York. Hal yang sama juga terjadi di beberapa kota lainnya di dunia, seperti Los Angeles hingga London dan Paris.
Bahkan di pertengahan tahun 2010-an, Amazon, Facebook, Google, Apple, dan lainnya mulai membagi kantor pusat mereka menjadi beberapa lokasi. Stripe, salah satu perusahaan rintisan paling berharga di dunia, melangkah lebih jauh. Pada tahun 2019, kemudian mulai memperkenalkan sistem kerja jarak jauh, dimana mereka berharap tetap dapat menarik minat golongan karyawan berbakat yang tinggal di luar area kantor pusat mereka, seperti di San Francisco, Seattle, Dublin, dan Singapura.
Bagi beberapa perusahaan lain yang memiliki tingkat pertumbuhan organisasi yang cepat, kemampuan untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas dimanapun mereka berada menjadi sesuatu yang penting daripada memiliki semua tim di satu tempat.
Sebenarnya fenomena ini tidak terlalu mengejutkan, terlepas dari semua pembicaraan tentang pentingnya pasar tenaga kerja yang besar dan padat untuk mendorong inovasi. Lagipula, Silicon Valley sendiri bukanlah sebuah kota, melainkan sekumpulan kota yang tersebar di sepanjang jalan raya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa karakteristik yang menentukan versi baru kelas kreatif ini mungkin bukan didasarkan tempat dimana mereka tinggal, tetapi lebih didasarkan pada kemampuannya untuk tinggal di mana pun yang diinginkannya.
Dengan kata lain, orang-orang pindah ke kota-kota tertentu untuk mencari pekerjaan dengan bayaran lebih baik, tetapi sekarang mungkin untuk mendapatkan gaji tinggi (jika bukan yang tertinggi) hampir dari mana saja. Hal itu benar terjadi di kota-kota kecil tertentu dalam beberapa tahun terakhir (Austin dan Denver di Amerika Serikat, misalnya, dan Manchester dan Leeds di Inggris). Pada tingkat yang lebih rendah, hal itu juga berlaku untuk orang yang memilih untuk tidak tinggal di kota sama sekali.
Ada beberapa hal yang menandai bahwa pasar perkantoran sedang menuju krisis. Karena pada saat ini para pemberi kerja sedang mencari talent-talent terbaik untuk perusahaan mereka, dan banyak para calon karyawan yang merasa bahwa kantor dengan sistem kerja tradisional kurang dapat medukung sikap dan gaya hidup mereka.
Pada 2019, Leesman, sebuah perusahaan yang mengukur pengalaman karyawan, menganalisis bagaimana tempat kerja memengaruhi produktivitas, kebanggaan, dan kesenangan karyawan. Dari 719.000 responden di 4.771 tempat kerja di seluruh dunia, Leesman menemukan bahwa hampir 40 persen karyawan merasa tempat kerja mereka tidak memungkinkan mereka untuk bekerja secara produktif.
Ketika kemudian pandemi meluas, maka hal ini telah memaksa banyak karyawan untuk menilai kembali preferensi mereka. Berbagai survei menemukan bahwa banyak yang senang untuk terus bekerja dari jarak jauh dan akan pindah, jika diberi kesempatan. Namun, data ini memberi tahu kita sedikit tentang dunia pasca-Covid.
Mereka yang pada awalnya berkembang mungkin akan kelelahan jika mereka tinggal di rumah untuk waktu yang lebih lama. Mereka yang mengalami kesulitan mungkin akan mendapatkan hasil yang lebih baik setelah mereka menguasai alat baru, setelah mereka memiliki akses ke ruang alternatif di dekat rumah, atau setelah anak-anak, teman serumah, dan pasangan kembali ke sekolah atau di tempat kerja. Pada saat yang sama, teknologi yang memungkinkan kita untuk bekerja, belajar, dan bersosialisasi dari jarak jauh hanya akan menjadi lebih baik.
Dari data yang tersedia mengenai pasar era Covid juga menyebutkan bahwa memang terjadin peningkatan permintaan perkantoran di masa pandemi, bahkan perusahaan seperti Google dan Facebook telah menandatangani sewa baru selama pandemi. Tetapi perusahaan-perusahaan ini mempekerjakan ribuan karyawan baru setiap kuartal dan merencanakan ekspansi mereka beberapa kuartal atau tahun sebelumnya.
Bahkan perusahaan yang tidak dalam mode pertumbuhan belum mengambil keputusan tentang normal baru. Sebaliknya banyak yang memperbarui sewa yang ada untuk periode yang lebih pendek sampai kondisi pasar menjadi lebih jelas. Data dari JLL, sebuah konsultan real estat, menunjukkan bahwa pembaruan sebagai bagian dari aktivitas leasing telah melonjak menjadi 51 persen dari 29 persen sebelum Covid, dan leasing menjadi lebih pendek.
beberapa ahli memperkirakan bahwa sebagian besar aktivitas kantor tidak akan berpindah ke rumah dan kemungkinan akan didistribusikan kembali di dalam dan antar kota, dengan berbagai bidang pekerjaan baru bermunculan dan menyelamatkan banyak orang dari masalah perjalanan ke kawasan pusat bisnis. Akibatnya banyak perumahan, dan hotel mungkin harus menampung lebih banyak pekerja di siang hari.
Tanda-tanda pergeseran ini sudah terlihatm seperti yang dinyatakan oleh Avalon Bay Communities and Equity Residential, dimana mereka telah melakukan ekspansi jumlah ruang kerja dan pertemuan ke gedung mereka selama beberapa tahun mendatang.
Sehingga di masa depan kantor akan tetap menjadi produk konsumen dan kantor harus terus melakukan berbagai hal untuk menarik pelanggannya dan memenuhi kebutuhan mereka – tidak hanya ketika tiba waktunya untuk memperbarui sewa. Kantor akan membutuhkan ruang untuk tugas-tugas tertentu seperti pekerjaan terfokus, curah pendapat tim, presentasi klien, dan pelatihan karyawan.
Sumber/foto : New York Times/path2usa.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS