Siapkah Kita Bekerja Dari Rumah Akibat Covid-19 ?
Covid-19 telah menyebabkan kerugian ekonomi banyak negara di seluruh dunia. Sebagian besar bisnis bahkan telah ditutup dan banyak pekerjaan hilang. Namun demikian ada beberapa bisnis yang masih bisa membuktikan diri vertahan dalam dalam situasi seperti ini, karena mereka memiliki kemampuan beradaptasi yang lebih baik. Diantaranya dengan menerapkan sistem kerja dan manajemen mereka lewat kerja jarak jauh atau remote working sebagai langkah untuk melawan penyebaran penyakit ini.
Sebagian besar perusahaan kini mulai menerapkan jadwal kerja yang fleksibel untuk karyawan mereka, sehingga setidaknya setengah dari staf dapat terus bekerja dari rumah. Sementara sisanya dapat kembali bekerja ke kantor melalui sistem shift gunamenghindari penumpukan karyawan dalam satu lokasi. ini dilakukan untuk menghindari ruang kerja padat yang bisa menjadi media penularan penyebaran virus. Namun demikian mereka menyebutkan bahwa sistem kerja akan berubah normal dan staf akan kembali ke kantor begitu pandemi mereda.
Pergeseran kerja ini tidak dipungkiri lagi memiliki peran yang besar dalam membantu perusahaan, agar tetap bertahan dan memicu pemikiran ulang tentang bagaimana cara kantor dapat beroperasi normal namun tetap aman dari penyebbaran Covid-19> Sehingga hal ini kemudian menimbulkan konsensus umum bahwa tidak semua orang dapat berangkat ke kantor untuk bekerja, dan mereka bisa juga bekerja dari manapun namun tetap produktif.
Sebuah survei oleh unit Nikkei menunjukkan bahwa walaupun sebanyak 88 % dari perusahaan besar Jepang telah mengadopsi work from home, dan hanya 46 % dari perusahaan kecil dan menengah telah melakukannya sejak pertengahan April lalu.
Dalam studi tersebut juga menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil (40%) perusahaan di Korea Selatan, yang bersedia membiarkan stafnya bekerja dari rumah.
Sehingga sebagian besar pekerja ini telah kembali ke tempat kerja sekarang. Namun demikian perusahaan masih mengizinkan beberapa pekerja untuk bekerja dari rumah, jika pekerja tersebut tidak dapat kembali ke kantor atau jika tidak ada cukup ruang di tempat kerja untuk menerapkan langkah-langkah jarak sosial.
Infrastruktur di negara-negara seperti Indonesia dan Filipina tidak dapat mendukung perubahan besar-besaran, untuk bekerja dari rumah mengingat keterbatasan jaringan telekomunikasi. Sehingga memaksa mereka tetap bekerja secara tradisonal dengan datang ke kantor secara fisik dan bertatap muka secara langsung. Selain itu juga karena budaya kerja orang Asia yang sering lebih menitikberatkan ada komunikasi ataupun berhubungan langsung secara fisik, sehingga sebagian besar karyawan merasa lebih nyaman untuk bekerja di kantor di hadapan rekan kerja daripada bekerja di rumah.
Di Cina, sebagian besar tampaknya telah meninggalkan sistem work from home, sebagai akibat telah menurunnya kasus di sana dan kembali bekerja ke kantor. Namun masih ada banyak perusahaan yang mengizinkan pengaturan pola kerja yang lebih fleksibel seperti telecommuting untuk bagian dari minggu kerja di perusahaan transport online DiDi.
Terlepas dari semua ini, para ahli masih sependapat bahwa bekerja dari rumah telah terbukti efektif dalam membantu perusahaan, mengatasi sebuah pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya di masyarakat bisnis modern.
Mereka juga berpendapat bahwa meskipun sistem work from home berhasil diterapkan, namun tidak cocok untuk dilakukan di semua perusahaan ataupun kepada beberapa profesi ataupun orang tertentu.
Perusahaan-perusahaan besar AS seperti Accenture telah melaporkan peningkatan 4,4 % dalam produktivitas, karena staf mereka bekerja dari jarak jauh. Meskipun dalam keadaan darurat, beberapa perusahaan Jepang seperti Fujitsu, Hitachi, dan Ricoh tetap mempertahankan pengaturan work from home sebagai sebuah alternatif kerja yang cukup aman, bahkan setelah pembatasan baru-baru ini dicabut. Bahkan kemudian work from home telah muncul sebagai tren di Korea Selatan, sementara sekitar 40 % dari tenaga kerja di Filipina dan Malaysia telah bekerja dari rumah sejak pembatasan diberlakukan.
Sumber/foto : hrmasiamedia.com/timewise.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS