Apa yang Harus Dilakukan Jika Perusahaan Tidak Bisa Menerapkan Kebijakan Work From Home
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa wabah global Covid-19 semakin cepat, mencatat bahwa hanya butuh 4 hari untuk kasus untuk melompat dari 200.000 menjadi 300.000 dan 3 hari untuk kasus untuk melompat ke 400.000. Total kasus saat ini di 859.032 pada 1 April.
Dengan kasus yang terus meningkat, semakin banyak pemerintah di seluruh dunia mengeluarkan peraturan kuncian untuk membatasi pengumpulan dan pergerakan orang dan dengan demikian mencegah penyebaran virus corona.
Negara-negara seperti Prancis, Denmark, Italia, Spanyol dan banyak lagi, telah mengumumkan instruksi untuk melakukan lockdown atau karantina dari pemerintah. Lockdown berarti protokol darurat yang mencegah orang atau informasi meninggalkan suatu daerah, yang berarti pekerja harus diinstruksikan untuk bekerja dari rumah atau work from home. Serta tidak dapat melakukan perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri, untuk hal-hal yang berkaitan dengan bisnis.
Namun demikian ada beberapa negara yang belum menerapkan lockdown, meskipun ada bahaya Covid. Negara-negara ini memiliki keputusan taktis mereka sendiri, mengenai sekolah, mobilitas penduduk dan strategi lain tanpa harus melakukan berbagai pembatasan secara ekstrim. Tanpa lockdown yang ketat, karyawan masih dapat bekerja secara normal di kantor mereka. Oleh karena itu bisnis harus menemukan metode lain, untuk mengurangi dampak Covid-19 di kalangan pekerja. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain :
1.Membatasi Kontak
Perusahaan harus memberikan kelonggaran yang lebih banyak kepada karyawan yang tengah menderita sakit, dan pemberian ijin cuti karena sakit harus diperluas. Ini perlu dilakukan agar apabila terdapat karyawan dengan indikasi pengidap Covid-19 di kantor, dapat dibatasi penyebarannya. Namun demikian banyak karyawan yang tetap masuk nekerja, walaupun mereka sebenarnya tengah menderita sakit. Alasan utamanya adalah karena mereka takut akan adanya pemotongan gaji, karena meminta ijin cuti sakit ke kantor. Sehingga meningkatkan risiko penyebaran Covid-19. Untuk menghilangkan paparan yang tidak terduga, pengusaha harus menilai jadwal kerja karyawan dan menyediakan sumber daya yang mereka butuhkan untuk membuat pengaturan seperti itu berhasil.
2.Memahami Kebutuhan Karyawan
Karyawan ingin tahu apa yang tersedia bagi mereka di luar asuransi kesehatan atau ketika mereka mengambil ijin cuti karena sakit. Oleh karena itu setiap pengusaha ataupun perusahaan harus membuka komunikasi yang baik dengan karyawannya, untuk berbicara tentang apa yang menurut mereka terbaik untuk melayani mereka. Sebagai contoh karyawan yang memiliki anak usia sekolah, mungkin menemukan kesulitan untuk menemukan layanan pengasuhan anak selama krisis Covid-19 ini. Oleh karena itu apabila perusahaan dapat menerapkan kebijakan bekerja dari rumah, ataupun memberikan opsi kerja yang fleksibel tentunya akan sangat membantu mereka.
3.Memperbarui Informasi Kontak Darurat
Dalam menanggapi situasi darurat seperti sekarang ini, SDM dan pengusaha harus tetap mendapat informasi tentang perubahan yang dibuat oleh pemerintah terkait wabah Covid-19. SDM harus memperbarui kontak darurat apa pun yang diperlukan untuk membantu pengusaha dan karyawan. Biarkan karyawan mengetahui informasi ini, karena dapat membantu karyawan menjauh dari ancaman lain yang mungkin datang bersama dengan pandemi Covid-19.
Sumber/foto : hrasiamedia.com/abc7news.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS