9 Dari 10 Pekerja Menyatakan Ingin Melakukan Up-skilling dan Re-skilling di Masa Pandemi
Pandemi Covid19 sejak awal tahun ini telah merubah segalanya dengan cepat, mulai dari bidang kesehatan hingga perekonomian. Perubahan tersebut kemudian membuat banyak memaksa orang untuk berpikir out of the box, karena di masa pandemi ini dunia bisnis telah mengalami banyak sekali kontraksi dan menjadikan dunia usaha jauh lebih kompetitif. Untuk itu setiap pemilik bisnis perlu bersiap untuk mengubah cara mereka mengelola orang-orangnya, terutama dalam meningkatkan kapasitas skill yang dimilikinya agar mampu lebih bersaing.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Randstad Malaysia menunjukkan bahwa 9 dari sepuluh responden, menyatakan ingin meningkatkan (upskilling) atau mengasah keterampilan (re-skilling) dalam 12 bulan ke depan. Studi yang dilakukan terhadap 531 karyawan lokal antara 26 Juni 2020 dan 5 Juli 2020, bertujuan untuk memahami sentimen tenaga kerja lokal tentang pasar kerja tahun ini. Serta memahami berbagai tentang tantangan yang mereka hadapi selama masa pamdemi, dan memprediksikan mengenai apa yang akan mereka lakukan di masa depan.
Dari 91% responden yang berniat untuk mengasah keterampilan dan meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri, 55% mengatakan bahwa mereka melakukannya sebagai upaya untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bagaimana otomatisasi dan digitalisasi akan memengaruhi masa depan mereka.
Sedangkan 21% ingin mengubah karier atau industri tempat mereka bekerja, kemudian sebanyak 13% lainnya menyebutkan akan kekhawatiran mereka akan hilangnya beberapa bidang pekerjaan tertentu karena redundansi.
Menurut Ms. Jaya Dass, Managing Director Randstad untuk Malaysia dan Singapore menyebutkan bahwa orang cenderung mengharapkan dan merencanakan skenario terburuk. Terutama karena kita mulai merasakan dan mempelajari dampak pandemi pada ekonomi dan pasar tenaga kerja kita.
“Pemerintah Malaysia bahkan telah meluncurkan inisiatif pragmatis seperti IR4.0, untuk mendorong transformasi digital di sektor manufaktur dan layanan terkait di Malaysia, dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan munculnya teknologi digital, memiliki berbagai macam keterampilan teknis dan lunak juga akan memungkinkan kandidat untuk menggunakan lebih banyak fleksibilitas saat mencari pekerjaan di pasar yang sangat tidak stabil, ” jelasnya.
Dirinya menambahkan bahwa pada saat ini banyak yang memiliki ekspektasi yang lebih besar dari pemberi kerja mereka, untuk membantu pengembangan karir karyawan. Khususnya pada jenis keterampilan yang harus mereka peroleh dan bagaimana membangun kemampuan digital mereka dalam kehidupan normal yang baru .
“Program upskilling dan re-skilling menguntungkan kandidat yang baru saja memasuki industri baru, karena memungkinkan mereka mempelajari seluk-beluk pekerjaan baru mereka. Pengusaha juga dapat memanfaatkan pelatihan untuk mengembangkan karyawan mereka, menjadi mitra pengetahuan yang sangat berharga dan produktif. Serta mampu mendorong pertumbuhan dan memberikan hasil positif yang lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha untuk menutup kesenjangan ekspektasi yang semakin lebar, dan berinvestasi dalam program pengembangan karir untuk meningkatkan kualitas dan kesiapan tenaga kerja mereka untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan mengatasi potensi tantangan,” tambahnya.
Dalam penelitian tersebut juga memberikan gambaran bahwa 21% responden ingin memasuki industri yang berbeda, dan menemukan 21% responden ingin melakukan reskilling dan upskilling untuk memasuki industri yang berbeda. Bahkan 48% dari mereka menyatakan bersedia mengambil pekerjaan dengan gaji lebih rendah, agar mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelatihan yang lebih baik.
Daas menambahkan bahwa pandemi telah mengakibatkan banyak orang memikirkan kembali pilihan karir mereka, terutama untuk karyawan dengan karir menengah. Banyak yang ingin beralih ke industri yang dianggap tahan resesi, seperti teknologi, penelitian & pengembangan, produsen barang penting, dan e-commerce. Lulusan baru atau pengalih karier menengah yang ingin memasuki industri baru yang tidak terkait dengan akumulasi pengalaman dan keterampilan mereka memahami bahwa mereka mungkin tidak memiliki apa yang diperlukan untuk memenuhi harapan pekerjaan di lingkungan baru.
“Dengan demikian sebagian besar dari mereka bersedia menerima gaji yang lebih rendah sesuai dengan batasan yang dimilikinya, selama mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang diperlukan untuk membangun karir baru mereka. Mereka yang berhasil menunjukkan sikap belajar yang positif dan yang terbuka untuk menerima perubahan, lebih cenderung membangun karir yang stabil, memenuhi dan menjadi karyawan yang menarik dalam jangka panjang. ” tutupnya.
Sumber/foto : hrmasia.com/missionbox.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS