Rasa Cemas yang Berlebihan Dapat Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Dalam bekerja, banyak aktivitas yang mungkin sering dilakukan selain halnya mengerjakan segala tugas kerja. Seperti bercengkrama, mengobrol dengan rekan kerja di kantor, hal itu biasannya menjadi salah satu aktivitas yang menyenangkan, juga untuk menghilangkan rasa lelah dan jenuh sejenak ketika bekerja.
Dalam bekerja, memang perlu memerlukan ketekunan dan suka cita dalam melakukannya. itu bisa membuat semangat dalam bekerja sehingga bisa menghasilkan kinerja yang maksimal.
Namun, setiap karyawa tentu pernah mengalami berbagai masalah dalam bekerja. hal itu biasanya membuat seseorang mengalami kecemasan atau generalized anxiety disorder bagi mereka dalam bekerja.
Gangguan kecemasan ini dapat mempengaruhi kinerja kerja seseorang karena menyerang mental dan pikiran manusia. Tentu bukan hal yang bagus bila kinerja menurun akibat kecemasan yang berlebihan. Hal itu bisa dosebabkan karena perasaan cemas, atau khawatir berlebihan dan terjadi secara terus menerus yang mengganggu aktivitas serta produktivitas sehari-hari, faktor tekanan dari lingkungan juga menentukan seseorang mengalami kecemasan karena tekanan yang hebat dapat memicu stres .
Dalam dunia kerja, tak jarang ada karyawan mengeluh tentang tekanan demi tekanan yang diterimanya sehingga memudarkan rasa percaya diri dan menimbulkan kekhawatiran tentang hal yang belum tentu terjadi. Kecemasan berlebih biasanya menyerang karyawan ketika dipercaya menjadi pembicara dalam rapat, menghadiri acara perusahaan, berpakaian tidak tepat, bahkan menggunakan toilet umum bersama orang lain.
Jonathan Berent, psikoterapis juga seorang Konsultan Kinerja Bisnis, mengungkapkan terdapat lima isu dasar yang memicu kecemasan terhadap mereka yang bekerja, yaitu ketakutan berbicara didepan umum, berinteraksi dengan orang terutama mereka yang dianggap penting, mengambil tantangan baru, terlihat gugup dan takut mengalami kesalahan yang akan membuat dirinya merasa dipermalukan.
Sedangkan menurut seurvei oleh Anxiety Disorder Association of America (ADAA), mengungkapkan bahwa 40 persen karyawan mengalami gangguan kecemasan dalam lingkungan kerja dan hanya seperempat dari jumlah itu yang memberitahu orang lain terutama atasan mengenai gangguan kecemasan yang di hadapi. Bahkan, para karyawan dengan gangguan kecemasan ini harus menghadapi ketakutan terus-menerus. Di antaranya membuat presentasi, menjadi pembicara dalam konfrensi atau berpidato yang tidak bisa dilepaskan dari lingkungan kerja.
Kemudian Jonathan dalam surveinya tersebut mengemukakan bahwa kekhawatiran berlebih yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan menurunnya kinerja seseorang. Akibatnya, kehilangan kesempatan untuk membuktikan kualitas kerja yang dimiliki.
Sumber/foto : adaa.org/chicagotribune.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS