Proses Performance Appraisal Memerlukan Keterbukaan Komunikasi Yang Baik
Penilaian kinerja (performance appraisal) atau penilaian karyawan, adalah upaya menilai prestasi dengan tujuan meningkatkan produktivitas karyawan maupun perusahaan. Namun sayangnya tujuan tersebut sering tidak tercapai, karena tidak sedikit perusahaan yang melakukan penilaian kinerja yang kurang baik. Sehingga kemudian berdampak pada timbulnya demotivasi kerja dan turunnya pencapaian sasaran perusahaan dari tahun ke tahun. Guna menghindari dampak-dampak negatif tersebut, tidak ada jalan lain, perusahaan harus melakukan penilaian kinerja yang efektif.
Menurut Yanuarisa Kariani, Country HR Leader – 3 M ketika ditemui oleh Redaksi Intipesan pada minggu lalu di Jakarta menyebutkan bahwa mereka melakukan performance appraisal setahun sekali. Prosesnya diawal tahun dengan melakukan setting goal untuk masing-masing karyawan.
“Goal atau tujuan ini tentunya harus memiliki alignment dengan performance atau bisnis result, sesuai dengan yang diharapkan oleh company untuk dicapai,” jelasnya.
Dirinya menambahkan bahwa dalam pelaksanaannya terkadang performance appraisal mendapatkan hambatan, diantaranya adalah munculnya berbagai pertanyaan yang bersifat judgement. Untuk itu manajemen harus berusaha semaksimal mungkin agar tetap objektif, namun demikian tidak dipungkiri bahwa pada kasus-kasus tertentu akan mungcul judgement.
“Untuk itu kita harus berusaha agar judgmentnya tidak hanya berasal dari satu orang, tetapi dari sebuah tim yang memang mengetahui secara detail dan juga untuk meng-alignkan dengan company performance juga,” tambahnya.
Selain itu juga dengan melakukan komunikasi terbuka, karena kadang-kadang hasil performance review atau hasil performance appraisal tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Ini tentunya harus dikomunikasikan kembali kepada karyawan. Kenapa dia dapat ratingnya sekian, performance descripternya sekian, atau kenapa dia dapat hasilnya sekian.
“Inilah yang sebenarnya harus dibicarakan secara terbuka dengan mereka, dan mencari cara bagaimana cara mengatasinya,”t tambahnya.
Menurutnya dalam proses performance appraisal tersebut hal terpenting bukanlah proses penilaiannya, namun lebih kepada tindakan apa selanjutnya yang harus dilakukan oleh karyawan tersebut. Karena kalau yang namanya sudah jadi hasil itu sudah tahun sebelumnya itu sudah berlalu, tinggal si karyawan memetik hasilnya nanti dengan linknya ke reward, kemudian selanjutnya apa yang harus dilakukan.
“Sehingga kalau hasilnya memang bagus, apa yang harus dilakukan agar bisa lebih baik lagi. Sebaliknya apabila mendapatkan hasil yang kurang, apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dilakukan oleh karyawan guna memperbaikinya,” katanya.(Artiah)
Foto : hrinasia.com